Bab 20

Shakira terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Meski sebenarnya Shakira yakin jika Aska sudah bisa menebak perasaannya terhadap Alif.

Aska masih cukup bersabar menunggu Shakira bersuara bahkan sampai mereka kembali di panti asuhan. Shakira menghentikan laju kendaraannya namun keduanya tak lekas turun dari mobil.

" Kalau ternyata aku menyukai Alif, apa itu boleh? Sementara kami tak seiman. " Akhirnya Shakira angkat bicara dengan ragu-ragu dan masih belum berani menatap Aska. Ia merasa malu sendiri entah karena perbedaan yang sangat mencolok antara dirinya dengan Alif.

" Cinta itu bukan sebuah dosa apalagi kalian sama-sama lajang. Masalah agama kalian yang berbeda juga bukan sebuah keinginan dari lahir, karena sejatinya manusia terlahir dalam keadaan suci. Yang membawa kita pada keyakinan adalah orang tua kita sendiri, namun jika kita merasa keyakinan yang selama ini di anut bukanlah yang kita inginkan maka kita berhak memilih agama apapun yang menurut hati kita benar, baik untuk diri sendiri dan kita merasa nyaman. Di sini aku tidak mengatakan jika keyakinan ku paling benar di antara yang lainnya tapi hati manusia itu sendiri, hati kamu yang patut memilih dan merasakan yang terbaik untuk diri kamu sendiri. Kamu berhak menentukan pilihan, " jelas Aska.

Shakira kini mulai berani menoleh manik mata Aska yang tampak serius berbicara.

" Aku tidak sedang mempromosikan keyakinanku. Semua agama baik dan mengajarkan kebaikan. Tapi tentukan pilihan pada satu agama yang membuat mu merasa yakin akan keberadaan Tuhan sang pencipta. Dimana kamu akan terketuk hati dan merasakan ketenangan batin setiap mendengar kitab suci yang akan menjadi pedoman hidup kelak. Hanya kamu yang berhak menentukan pilihan hidupmu, " lanjut Aska.

" Jujur, dari dulu aku memang sangat antusias pada ajaran agama mu. Apalagi aku hidup dalam keluarga yang menganut dua agama sekaligus. Setiap mendengar lantunan ayat suci hati ini rasanya bergetar dan tenang seketika padahal sama sekali aku tak tau isi dan artinya. Jika aku memilih berpindah agama pun rasanya bukan karena aku menyukai Alif, " kata Shakira.

" Tentu saja bukan karena Alif tapi karena Allah yang memberimu hidayah. Sementara Alif merupakan hadiah bagi mu jika sampai kalian berjodoh, itu bonus. Lakukan sesuatu karena Tuhan, mencari ridho Allah bukan karena sesuatu yang lain apalagi makhluk. "

" Sepertinya aku butuh waktu untuk itu. Kak Gibran yang di beri keyakinan sama dengan Mama, sementara aku satu keyakinan dengan Papa. Jadi aku belum siap mengecewakan Papa, karena itu dari dulu aku belum berani mengambil keputusan. Papa mungkin tak akan memaksakan kehendaknya, hanya saja aku yang tak mau melukai hati beliau. " Pikiran Shakira mengawang membayangkan Christian, sosok Papa yang sangat dekat dengan dirinya dan begitu menyayanginya.

***

Setelah beberapa hari menginap di panti, kali ini Shakira memutuskan untuk tidur di rumah. Apalagi Cindy mama nya selalu menelpon saat Shakira tak berada di rumah. Sudah lama Shakira tinggal di Amerika, namun sekarang saat dia pulang ke tanah air malah waktunya lebih banyak di luar ketimbang di rumah. Hal itu membuat Cindy merasa rindu pada Shakira yang baru kembali dari amrik namun sudah di sibukan oleh pekerjaannya di kantor juga di panti asuhan.

" Kak Ruby sama Kak Gibran pada kemana Mam? Rumah kok sepi, " tanya Shakira saat ia tiba di rumah mewah milik orang tuanya.

" Mereka pergi ke rumah orang tua Ruby untuk beberapa hari. Mungkin besok lusa pulang, " jawab Cindy.

" Emang ada apa sama orang tua Kak Ruby? Apa mereka sakit? " tanya Shakira lagi seraya duduk di sofa empuk sebelah Mama nya.

" Orang tua Ruby kangen sama cucunya. Mereka ingin bertemu dengan Naira, udah lama juga kan Ruby gak pulang. " Cindy menyelipkan anak rambut Shakira yang menghalangi wajah cantik putrinya itu.

Bibir Shakira membentuk huruf o sambil manggut-manggut tanda mengerti.

" Makanya mama kesepian. Gibran, Rubi sama Naira gak ada di rumah. Eh kamu juga malah ikut-ikutan nginap di panti, mama kangen tau. Udah beberapa tahun di tinggal ke amrik eh sekarang di indo saja kamu gak betah di rumah. " Cindy tampak memajukan mulutnya beberapa centi membuat Shakira segera memeluknya merasa bersalah karena membuat sang mama kesepian di rumah.

" Mam, boleh aku tanya sesuatu? " tanya Shakira.

" Tanya apa? " Cindy mengecilkan volume televisi karena saat itu mereka sedang duduk di ruang keluarga dimana televisi terpajang di sana.

" Dulu pas papa sama mama bertemu dan saling suka, apa salah satu dari kalian tidak ada yang berniat untuk pindah agama sebelum akhirnya menikah seperti sekarang ini keadaannya? " tanya Shakira.

Cindy menautkan kening merasa heran mendengar pertanyaan Shakira yang seumur hidup baru Shakira tanyakan. Kenapa baru sekarang Shakira bertanya tentang hal itu?

" Awalnya mama ingin agar papa kamu pindah keyakinan, tapi papa memang orang yang taat pada agama yang di anutnya. Makanya, mama gak bisa memaksakan. Tapi cinta kami begitu kuat hingga kami putuskan untuk tetap pada keyakinan masing-masing. Sebuah perbedaan akan menjadi pelengkap hidup kami kelak, melukiskan warna warni yang menghiasi setiap detik dan menitnya kehidupan kami, dari perbedaan kami saling melengkapi. " Mata Cindy tampak mengawang seakan sedang mengingat memori indah bersama Christian.

" Lalu kenapa kak Gibran memeluk agama yang sama dengan mama, kenapa tidak sebaliknya? " Kini Shakira mulai menyelidik, membuat Cindy makin heran atas pertanyaan yang tak biasa di lontarkan oleh Shakira.

" Dulu saat mengandung Gibran, kami sepakat jika anak pertama akan ikut keyakinan mama dan anak kedua yaitu kamu ikut keyakinan papa. Kamu tau papa mu mengalah untuk hal itu karena ia sangat menyayangi mama, " kata Cindy dengan tersenyum.

Shakira terdiam. Bayangannya kini mengawang mengingat Alif. Apa mungkin Alif dan dirinya bisa seperti Cindy dan Christian? Menyatukan cinta dalam sebuah pernikahan namun tak seiman.

Tapi rasanya tidak mungkin, apalagi Alif seorang muslim yang baik. Alif tak akan mengorbankan sebuah keimanan hanya demi seorang gadis. Tentu Alif lebih mencintai Tuhannya dari pada Shakira.

" Kenapa bertanya hal itu? " Cindy membuyarkan lamunan Shakira.

" Enggak Mam, cuma mau tau saja. " Shakira berkilah.

Mereka pun berbincang cukup lama bahkan hingga malam kian larut. Setelah rasa kantuk hinggap, Cindy segera masuk ke kamat untuk beristirahat. Sementara Shakira masih termenung. Hatinya kini seakan bimbang oleh sebuah keyakinan yang selama ini di anutnya. Shakira berjalan menuju kamar namun langkah nya terhenti saat melewati kamar Naira.

Shakira ingat sesuatu di kamar itu. Saat Shakira menemani Naira belajar, anak itu membuka sebuah buku tebal mirip kitab suci namun yang ini sedikit lain. Ada makna dan kandungan dari ayat suci tersebut.

Tafsir. Ya, Shakira ingat nama benda itu. Naira pernah bilang jika ingin tau isi dari kitab suci maka Naira akan mencarinya dari tafsir.

Shakira membuka pintu kamar Naira yang tak terkunci, berjalan masuk dan menghampiri meja belajar yang berada di sudut ruangan.

Shakira mencari-cari benda yang di maksud Naira, yang di namakan Tafsir. Ia berniat untuk mempelajari sesuatu dari sana.

Shakira meraih tafsir setelah matanya menemukan benda berisi kumpulan ayat suci beserta artinya. Shakira duduk dan mulai membuka lembaran pertama dari tafsir tersebut.

bersambung,

Terpopuler

Comments

bobo

bobo

thor bukany dlm hukum islam nikah beda agama itu kharam y hukumy

2023-05-11

1

Elina Meilani

Elina Meilani

i love you Shakira😘

2023-02-01

2

Ali B.U

Ali B.U

lanjut

2023-02-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!