Bab 6

Hafizah dan Alif sama sekali tak bertegur sapa setelah perselisihan di antara mereka terjadi.

Bahkan keadaan rumah terasa lebih sepi dari biasanya. Saat malam datang Alif lebih memilih berdiam diri di kamar. Alif sudah mengikhlaskan kepergian Zainal meski tak di pungkiri kesedihan masih menyelimuti hatinya.

Begitupun dengan Siti ibunya. Siti seakan enggan keluar dari kamar. Melihat kamar yang di huni selama bertahun-tahun bersama Zainal, Siti makin terasa larut dalam kesedihan.

Sabar dan ikhlas itu tak semudah yang di ucapkan. Akan selalu ada tangis menemaninya tatkala mengingat sang suami. Siti mengusap bantal di sampingnya. Bantal berwarna putih itu biasanya menjadi penyangga kepala Zainal, tapi kini bantal itu kosong seperti hati Siti saat ini, hampa.

Namun meski sedang larut dalam kesedihan, untaian doa selalu terlantun untuk mendiang suaminya. Hembusan angin dan gelapnya malam seakan menjadi teman baik untuknya malam itu.

Wajah keriput di basahi sisa-sisa air mata yang kini sudah kering tak mampu lagi berlinang. Seakan satu hari itu air matanya terkuras habis tak bersisa. Lambat laun matanya mulai lelah, terpejam dan terlelap.

Di kamar Alif baru saja selesai menunaikan shalat di sepertiga malam. Kini Alif merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasa kantuk seakan menguap entah kemana. Matanya masib segar sulit terpejam.

Di raihnya benda pipih di atas nakas. Banyak notifikasi pesan masuk pada layar ponsel. Salah satunya dari nomor yang tak ia kenal. Alif membuka satu persatu, kebanyakan isi pesan itu di kirim dari teman dan kerabat Alif yang menyatakan bela sungkawa atas kepergian Zainal.

Mata Alif kini tertuju pada satu pesan yang terakhir ia buka dari deretan pesan masuk. Nomor yang belum ia kenali, rupanya dari Shakira.

[ Ada satu pepatah mengatakan, Mereka yang kita cintai tidak pernah benar-benar meninggalkan kita. Ada hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh kematian. Maka dari itu jangan terlalu larut dalam duka, kenyataan tetaplah kenyataan hidup harus terus berjalan. So Alif ! Don't be sad, you must be strong ! ; Shakira ]

Alif tersentak sesaat setelah membaca pesan tersebut yang di ketahui dari Shakira. Berulang kali ia membaca teks yang tertera pada layar ponselnya itu. Meski ia tau tak akan ada yang berubah satu katapun di sana, tak pula ia salah membacanya. Tapi tulisan itu berhasil membuat Alif bangkit kembali dari keterpurukannya.

Tak menyangka kata-kata Shakira yang sangat sederhana itu dapat menjadi mood booster untuk Alif. Sedikitnya dada Alif terasa lebih lega tak sesak seperti sebelumnya.

Dengan memegang ponsel di tangannya, seketika Alif memejamkan mata yang sudah sangat lelah.

Terkadang tidur bukan hanya sebatas melepas lelah tetapi juga sebagai pelarian dari segala masalah yang memenuhi pikiran.

***

Seminggu sudah kepergian Zainal. Selama itu pula Alif belum bisa datang ke panti namun ia masih tetap mengajar di sekolah dasar setelah tiga hari kepergian Zainal ia langsung kembali bekerja.

Lama-lama berada di rumah pun hanya akan membuat dirinya larut dalam kesedihan. Alif masih harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai guru di sekolah.

Sementara itu Shakira sedang menikmati kesibukannya mengurus panti dan juga bekerja di perusahaan Papanya. Ia membagi waktu agar dapat menghandle semua tanpa keteteran.

Hari itu ia baru saja selesai meeting dari kantor. Dan langsung menuju panti asuhan setelah semua urusan kantor selesai. Panti asuhan merupakan rumah kedua bagi Shakira. Saat dirinya merasa letih selepas bekerja keras di perusahaan maka di panti asuhan rasa lelah itu rasanya hilang seketika melihat anak-anak yang kurang beruntung bisa tertawa lepas, bermain, belajar dengan bahagia dan mendapat kehidupan yang layak.

Shakira menepikan mobilnya di depan sebuah bangunan yang tertera plang bertuliskan Panti Asuhan Bakti Kasih.

Segera ia turun dari mobil dan masuk ke dalam panti asuhan miliknya itu. Shakira melirik arloji di tangan kanan, jam menunjukkan pukul 3 sore hari. Biasanya di jam segitu anak-anak yang beragama muslim sedang mengaji. Selama seminggu ini santri dari pesantren Hilman yang mengajarkan mereka mengaji.

Sebelum menuju ruangannya, Shakira menyempatkan diri untuk melihat aktifitas anak-anak tersebut. Ada ruangan khusus di dekat taman belakang yang di jadikan mushola tempat beribadah anak-anak. Dan sekarang Shakira hendak menuju ruangan tersebut.

Saat hampir saja dekat, Shakira menghentikan langkahnya ketika mendengar lantunan ayat suci yang terdengar merdu dari dalam mushola. Seseorang sedang mengaji di dalam sana.

Suara orang tersebut sangat enak di dengar, bukan hanya itu lantunan ayat demi ayat terasa memanggil jiwa Shakira dan menggerakkan sesuatu dalam hatinya. Entah apa perasaan itu, Shakira tidak mengerti. Yang pasti ada getaran batin Shakira rasakan saat ini.

Perlahan ia mulai mendekat, melanjutkan langkah yang semula terpaku di tempat.

Tanpa ingin mengganggu orang-orang yang berada di dalam mushola, ia mengendap-endap.

Shakira terpaku di depan pintu ruangan tersebut saat melihat siapa yang saat ini sedang mengaji dengan begitu merdunya. Meski ia tak mengerti makna dari ayat-ayat suci itu, tapi jiwanya seakan di buat tenang olehnya.

Alif sedang membaca kitab suci di dalam mushola di depan anak-anak panti.

Namun bukan karena Alif yang membacakan kitab suci hingga hatinya bergetar, tapi ada sesuatu yang lain yang sulit di artikan. Bahkan ini bukan kali pertama untuknya merasakan gejolak aneh setiap kali mendengarkan lantunan ayat dari kitab suci yang jelas berbeda keyakinan dengan dirinya.

Seperti ada pergolakan batin di dalam relung hati Shakira. Seakan bacaan itu merupakan sebuah panggilan untuk Shakira mengetahui makna-makna yang terkandung di dalamnya . Hingga ia termangu larut dalam suasana ketenangan dan ketentraman hati yang jarang ia rasakan.

" Sadaqallahuladzim,, " Alif selesai membaca kitab suci.

" Ustad ada Kakak Shakira ! " tunjuk salah satu anak ke ambang pintu di mana Shakira berdiri masih terhanyut dalam siraman rohani.

Alif menoleh ke belakang yang memang saat ini posisi Alif membelakangi pintu keluar ruangan.

" Kalian hafalkan surat pendek yang tadi Ustad ajarkan. Ustad tinggal sebentar, " ucapnya seraya berdiri dan berjalan menghampiri Shakira yang kini melempar senyum padanya.

" Kamu sudah mulai masuk. Gimana kabar mu? " sapa Shakira saat Alif telah berada di hadapannya.

" Seperti yang kamu lihat, Alhamdulillah baik. Hari ini saya putuskan untuk mulai mengajar di panti, lagi pula dari awal saya sudah janji akan membantu di panti asuhan ini. Tak enak jadi merepotkan Gus Hilman dan santri-santri karena seminggu kemarin saya belum bisa mengajar di sini, " ucap Alif yang kali ini sedikit lebih banyak bicara dari sebelumnya.

Shakira cukup kaget melihat perubahan sikap Alif yang semula dingin tak banyak bicara tapi sekarang lebih respect padanya.

' Jangan ge-er dulu Shakira, ' batin gadis itu. Yang memang kini detak jantungnya terasa lebih cepat saat bersitatap dengan Alif meski sering kali Alif masih membuang pandangannya ke depan sana tapi sesekali pria itu juga menatap dirinya sekilas. Sorot mata teduh dari manik yang jernih.

bersambung,

( kata-kata mutiara bersumber dari google search by Jeck Thorne )

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

lanjut

2023-01-18

4

Ali B.U

Ali B.U

tak baik sebagai muslim marahan lebih dari 3 hari Lif

2023-01-18

4

Elina Meilani

Elina Meilani

kereenn say,,,,

2023-01-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!