Bab 16

" Sekarang kalian mandi, makan, habis itu ngaji sama Ustad ya ! " instruksi Mbak Minah pada anak-anak.

Mereka pun segera menuruti perintah Mbak Minah. Setelah seharian berkebun cukup melelahkan tapi juga menyenangkan.

Alif pun meninggalkan halaman belakang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia harus dalam keadaan suci sebelum mengajarkan anak-anak mengaji.

" Aku bisa numpang ke kamar mandi? " tanya Billy pada Shakira.

" Ikut ke ruanganku, soalnya kamar mandi di sini penuh di gunakan anak-anak. " Shakira berjalan lebih dulu dan Billy mengekor di belakang.

Aska yang masih membereskan peralatan berkebun tampak memperhatikan mereka berdua.

" Itu pacarnya Non Shakira? " tanya Mbak Minah pada Aska yang juga sibuk membereskan pekakas.

" Sepertinya bukan. Dia relasi bisnis Shakira, mungkin. " Aska menggedikan bahu. Mbak Minah manggut-manggut.

Shakira membuka pintu ruangan mempersilahkan Billy masuk ke dalam.

" Kamar mandinya di situ. " Shakira menunjuk ke arah sudut dimana pintu kamar mandi berada.

" Oke, makasih ya ! " Billy bergegas menuju kamar mandi tersebut untuk membersihkan diri.

Shakira sendiri memilih duduk menunggu Billy selesai. Pintu ruangan di biarkan terbuka lebar begitu saja oleh Shakira.

Detik kemudian terdengar suara pintu kamar mandi di buka. Sepertinya Billy sudah selesai.

Shakira berdiri, dia berniat untuk menggunakan kamar mandi tersebut.

" Kamu mau pulang sekarang? " tanya Shakira.

Billy menautkan alis merasa heran dengan sikap Shakira yang seperti sedang mengusirnya dari panti.

" Apa aku tak boleh sering-sering datang ke sini? Sekarang aku mulai tertarik untuk ikut bergabung mengurus panti ini, melihat anak-anak tadi begitu bersemangat membuat aku merasakan suasana baru yang selama ini jarang ku temukan. Mungkin aku jenuh dengan rutinitas kantor, " jelas Billy.

Shakira tampak bengong mendengar perkataan Billy barusan.

" Tapi pengurus panti sudah cukup banyak, mereka sudah punya tugasnya masing-masing. Jadi maaf, sementara ini aku belum membutuhkan tenaga tambahan. Lagi pula kamu pasti sibuk sekali, " kata Shakira.

" Maksudku begini Shakira. Aku akan berdonasi untuk panti ini. Jika ada waktu luang seperti sekarang, maka aku akan mengunjungi tempat ini, untuk sekedar bermain bersama mereka. Dan aku harap kamu tidak melarangnya, " ucap Billy.

" Tentu saja. Terimakasih atas niat baikmu. Tapi sekarang bisa tinggalkan ruangan ini? Aku mau ke kamar mandi, gak enak kalau kita berada dalam satu ruangan, " pinta Shakira.

" Oke ! Sepertinya aku juga harus balik ke kantor sekarang. " Billy melirik arloji di tangannya.

Shakira bernapas lega, akhirnya Billy mau pulang juga. Entah kenapa Shakira merasa Billy sedang berusaha mendekati dirinya. Dan tak tau kenapa juga Shakira tak ingin sampai Alif berprasangka yang tidak-tidak tentang hubungannya dengan Billy.

Billy pun membalik badan berniat untuk pergi dari ruangan itu. Baru beberapa langkah ia kembali berbalik.

" Kamu punya acara malam ini? Jika tidak, aku ingin mengajakmu makan malam di luar. Sekalian membahas pekerjaan, " ajak Billy.

" Bukannya urusan pekerjaan bisa di bicarakan besok di kantor? "

" Biar lebih santai saja. Toh kerja sama kita bukan urusan berat. Bisa ya ? Please ! " Billy tampak memelas.

Shakira terpaksa mengangguk mengiyakan. Rasanya Shakira tak bisa menolak, selama ini Billy sudah bersikap baik dan seringkali menolongnya. Hanya menerima ajakan dinner saja menurutnya tak masalah. Apalagi nanti di sana akan membahas pekerjaan.

Billy tersenyum senang karena Shakira menerima tawarannya. Ia pun meneruskan langkahnya meninggalkan ruangan Shakira dengan begitu bahagianya.

Shakira menggelengkan kepala lantas menutup rapat pintu ruangannya dan segera menuju kamar mandi.

Selepas membersihkan diri, Shakira mematut diri di depan cermin. Merapikan polesan make up natural di wajahnya.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

" Siapa? " sahut Shakira.

" Aku, Aska. "

" Masuk. ''

Pintu pun di buka oleh Aska setelah Shakira mengizinkannya masuk.

Aska duduk di sofa ruangan seraya memperhatikan Shakira yang sedang merias diri.

" Billy itu siapa? Maksud aku, apa dia teman laki-laki mu? " tanya Aska membuat Shakira menoleh.

" Bukan. Dia hanya partner bisnis di perusahaan. Kebetulan dia pernah menolong aku dan Alif saat di hadang preman yang membawa Dea pergi. " Shakira menjawab sejujurnya.

" Tapi kalau aku lihat, dia menyukaimu. Dia sampai bela-belain meninggalkan kerjaannya demi bisa bertemu dengan kamu, dan saat di taman bermain pun sepertinya bukan suatu kebetulan kalian bertemu. Iya kan? " cerocos Aska.

" No comment deh untuk urusan itu. Mau gimana perasaan dia sama aku, itu urusan dia. Billy aku anggap sebagai orang baik yang pernah menolongku, sebagai teman dan partner bisnis tak lebih. " Shakira kembali melihat cermin sambil merapikan rambutnya yang sedikit basah.

" Terus kamu sukanya sama siapa? "

" Ya sama Al,,, " Shakira menutup mulut, hampir saja dia keceplosan.

" Al? Al siapa? " Aska tau maksud Shakira, tapi dia sengaja memancing Shakira agar berkata jujur padanya.

" Alif kah yang kamu maksud ? " lanjut Aska seakan sedang menodong Shakira.

" Apaan sih? Enggak mungkin dia suka sama aku kan? " Wajah Shakira tampak merah merona bahkan ia tak berani menoleh pada Aska.

Meski hal itu percuma saja ia lakukan karena Aska bisa menangkap ekspresinya lewat pantulan cermin.

" Kalau dia suka sama kamu? Kamu nya juga suka sama dia kan? " Aska terus mendesak.

" Udah deh jangan becandain aku terus." Shakira merengut, dalam hati ia belum siap mengatakan semuanya pada Aska. Karena dia sendiri saja belum begitu yakin dengan perasaannya pada Alif.

Mencintai Alif butuh banyak pertimbangan, sebab dinding pemisah begitu kokoh di antara keduanya. Meski tak di pungkiri cinta akan datang tanpa harus menunggu waktu yang tepat, tanpa mengenal perbedaan apapun, bahkan terkadang di luar logika. Karena cinta itu sebuah rasa yang datang secara spontan tanpa harus belajar. Kehadirannya dalam hati tak bisa di paksakan dan tak juga bisa di hindari.

" Ya udah kalau kamu gak mau jujur, aku mau pulang udah sore kasihan Azam. " Aska berdiri mendekat mencium pipi kanan dan kiri Shakira dan berlalu dari ruangan tersebut.

Selepas kepergian Aska, Shakira beranjak keluar. Ia ingin mendengarkan Alif mengaji di belakang. Semenjak berada di panti, dia tak pernah ingin melewatkan kegiatan belajar mengaji anak-anak. Bukan karena Alif yang memang merdu saat melantunkan ayat suci tapi hati Shakira seakan begitu rindu pada kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Alif. Firman Tuhan yang belum ia pahami artinya karena memang bukan ajaran yang di anutnya selama ini. Tapi ayat-ayat tersebut mampu memberinya ketenangan batin yang belum pernah di rasakan sebelumnya.

bersambung,

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next

2023-01-29

2

Ali B.U

Ali B.U

shakira mulai dapat hidayah

2023-01-29

2

Ali B.U

Ali B.U

perbedaan keyakinan sebagai dinding pemisah, tapi dinding itu bisa di robohkak pa bila salah satu mengorbankan keyakinanya demi terwujutnya sebuah pernikahan

2023-01-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!