Acara peresmian panti asuhan pun di gelar. Keluarga Shakira nampak berada di sana, begitupun dengan orang-orang yang sudah di tunjuk sebagai pengurus panti tersebut. Di antaranya Aska, Hilman, Alif dan juga yang lainnya.
Beberapa tamu dari instansi terkait dan pemerintah setempat pun ikut meresmikan acara itu.
Semua nampak bangga pada Shakira yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bahkan sebelum panti di resmikan Shakira sudah membawa beberapa anak jalanan yang akan menghuni panti tersebut.
Hingga panti pun sudah beroperasi dua hari lalu sebelum acara ini di gelar. Untungnya pemerintah setempat tak menyulitkan mereka. Para staf pengurus hingga masalah perizinan pun di dapatkan dengan mudah. Bahkan di sambut baik oleh mereka dan warga sekitar.
Saat acara berlangsung tiba-tiba saja ponsel Alif berdering. Alif berjalan menjauh dari keramaian untuk menerima telepon yang di ketahui dari Hafizah.
" Assalamualaikum. "
" Wa'alaikumsalam. Lif cepat ke Rumah Sakit. Ayah,,Ayah Lif,, " kata-kata Hafizah terputus-putus karena menangis.
" Ada apa dengan Ayah? " Alif kaget, ia merasakan ada firasat buruk terjadi.
" Kamu cepat datang saja kesini. Kakak tunggu. " Hafizah menutup sambungan telepon membuat Alif bertanya-tanya dan merasa panik.
Sebelum pergi Alif menemui Hilman terlebih dahulu untuk berpamitan.
" Gus, saya harus pergi. Ayah di larikan ke Rumah Sakit barusan Kak Hafizah menelpon. " Alif terlihat pucat dengan mata berkaca-kaca.
Hilman menangkap sesuatu telah terjadi pada Ayah Alif.
" Pergilah. Nanti kami nyusul. " Hilman mengizinkan Alif pergi dari acara itu.
Alif pun bergegas pergi tanpa sempat berpamitan pada Shakira maupun keluarganya.
Dari kejauhan Shakira melihat kecemasan di raut wajah Alif. Shakira penasaran kenapa Alif tiba-tiba saja pergi padahal acara belum selesai.
" Kamu lihat apa sih? " Cindy menautkan alis melihat Shakira celingukan.
" Itu teman aku pergi. Tunggu bentar ya Mam, aku samperin dulu Aska sama suaminya. " Shakira bergegas menghampiri Hilman dan Aska.
" Alif kemana? " tanya Shakira.
" Ayahnya di bawa ke Rumah Sakit. Sebentar lagi kami juga mau minta izin pergi menyusul Alif, khawatir terjadi hal buruk di sana karena sepertinya keadaan Ayah Alif gawat. " Hilman menjelaskan.
" Kalau begitu aku juga ikut dengan kalian. " Shakira terlihat mencemaskan Alif.
Aska dan Hilman saling pandang.
" Sebaiknya kamu selesaikan dulu acara ini. Gak enak masih banyak para tamu undangan masa iya kamu pergi, " usul Aska.
" Tapi nanti beri tahu aku kalau ada apa-apa. " Shakira tampak sedih.
" Iya pasti. "
***
Di perjalanan Alif melajukan cepat kendaraannya. Dalam hati berkecamuk perasaan tak menentu. Rasanya hal buruk telah terjadi pada Zainal Ayahnya.
Detik kemudian Alif sampai di depan pelataran Rumah Sakit. Alif pun segera masuk setelah memarkirkan motornya.
Baru saja Alif melangkah, muncul Adam dari dalam.
" Lif, kamu yang sabar ya ! "
" Maksud Abang? " Alif menatap lekat mata Adam.
" Ayah sudah pergi mendahului kita. "
" Innalillahi wainnailaihi rojiun. " Tangis Alif pecah seketika, rasanya dunia ini runtuh mendengar pernyataan Adam barusan.
Kaki yang menopang tubuh terasa bergetar hebat dan melemah. Namun ia harus tetap kuat berjalan mengikuti langkah Adam dari belakang menuju ruangan dimana Zainal di rawat.
Saat memasuki salah satu ruangan, Alif terkesiap melihat Ayahnya terbujur kaku di atas ranjang dengan wajah pucat pasi namun nampak bercahaya.
Alif melangkahkan kakinya yang lemas mulai mendekati sang Ayah. Wajah Alif sudah basah karena air mata.
Di sana ada Hafizah yang juga menangis sesenggukan sambil memeluk Siti ibu mereka. Hafizah melirik ke arah Alif sekilas lantas membuang muka dengan penuh kemarahan. Ada hal yang mengganjal dalam hatinya, sebab Alif belum memenuhi permintaan Zainal. Hafizah sangat kecewa pada adik laki-lakinya itu.
" Ayah, " lirih Alif menatap wajah Zainal yang tampak bersih seakan lega karena terbebas dari segala penyakit yang menyiksanya.
" Maafkan aku karena tak ada di sisi Ayah di saat-saat terakhir. Maafkan aku belum bisa berbakti pada Ayah. " Alif membelai wajah Zainal yang terasa dingin membeku.
" Kamu baru kepikiran untuk berbakti setelah Ayah pergi? Sekarang kamu menyesal belum memenuhi keinginan Ayah? " Hafizah berkata dengan lantang, emosinya seakan ingin meledak.
Alif terdiam, haruskah ia menyesali apa yang sudah menjadi keputusannya? Tidak. Alif yakin Ayahnya sangat mengerti bagaimana perasaan Alif. Zainal tak akan memaksakan kehendaknya apalagi jika Alif sudah berkata tidak, maka tak akan ada yang berubah.
" Kakak kecewa sama kamu. Andai kakak di posisimu, mungkin Ayah akan tersenyum bahagia sebelum akhirnya pergi dari dunia ini. Karena kakak pasti akan mengabulkan permintaannya. Tak seperti kamu yang malah membuat penyakit Ayah bertambah parah karena terus memikirkan anak kesayangannya yang belum juga menikah, " desis Hafizah yang seakan menjudge Alif sebagai penyebab kematian Ayah mereka.
Alif mengernyitkan dahi menoleh pada Hafizah. Dari tadi Alif mencoba sabar untuk tidak berdebat dengan kakaknya itu. Tapi makin di diamkan Hafizah makin keterlaluan.
" Maksud Kakak apa? "
Melihat Alif beranjak dari dekat jasad Zainal, Adam pun segera menahan Alif agar tak berselisih di saat seperti ini.
" Sudah Lif, sabar. " Adam kini menoleh pada istrinya dan berkata, " cukup Hafizah, kasihan Ayah. Beliau tidak akan tenang jika kalian bertengkar di saat seperti ini. Kita sedang berduka jadi jangan bahas masalah itu. "
" Iya nak, ibu mohon jangan siksa Ayah dengan perdebatan kalian. Biarkan Ayah pergi dengan tenang. Kalian hanya perlu berdoa untuk kepergiannya. " Siti pun melerai percekcokan kedua anaknya.
" Assalamualaikum. " Hilman dan Aska datang setelah mengetahui kepergian Zainal. Tak hanya mereka berdua, Shakira pun ikut ke Rumah Sakit dan meninggalkan acara persemian Panti Asuhan yang belum selesai.
Keadaan darurat membuatnya harus meninggalkan acara tersebut. Gibran dan Ruby menggantikan posisi Shakira di sana.
" Wa'alaikumsalam. " Seru semua yang ada di dalam ruang rawat.
" Kami turut berbela sungkawa atas kepergian Pak Zainal. Semoga amal ibadah beliau di terima di sisi Allah dan di ampuni segala dosa-dosanya, " ucap Hilman yang di amini mereka.
" Makasih Gus. " Alif menatap satu persatu dari ketiga orang yang baru datang melayat ayahnya. Tak terkecuali Shakira.
Hafizah menoleh ke arah Shakira yang terasa asing baginya. Belum lagi penampilan Shakira yang hanya menggunakan scarf sebagai hijabnya. Yang tentu tak menutupi mahkotanya yang indah.
Shakira melempar senyum saat menoleh pada Hafizah yang kini terlihat menatap dirinya dengan tatapan aneh. Membuat Shakira sedikit tak nyaman namun ia berusaha tetap sopan.
Jenazah Zainal sudah bisa di bawa pulang. Alif menumpangi mobil Ambulance bersama Hafizah dan Siti. Mereka seakan tak ingin berpisah sedikitpun dari Zainal. Karena saat ini adalah saat terakhir mereka bersama Zainal.
Sementara Adam membawa motor Alif. Sedangkan Shakira, Hilman dan Aska menggunakan mobil Shakira untuk bisa sampai di rumah duka.
Suara sirine ambulance terasa menggetirkan suasana kala itu. Gerimis mengantarkan mereka sampai tiba di kediaman Alif.
Para tetangga sudah tampak menunggu kedatangan jenazah dan keluarga yang di tinggalkan.
Semua prosesi pun di lakukan, dari mulai mengkafani, menyalatkan hingga akhirnya jenazah Zainal di kebumikan.
bersambung,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Author yang kece dong
so sad 😭
2023-01-17
2
Ali B.U
jangan-jangan Pak Zaenal tutup usia
2023-01-16
4