Shakira, Billy dan Alif mungkin kehilangan jejak Tomi tapi mereka terus mencari, apalagi Tomi menggunakan sepeda motor yang bisa melesat lebih cepat di tengah keramaian lalu lintas.
Mereka memutuskan untuk mencari Tomi dan Dea di daerah perkampungan kumuh di pinggiran kota.
Bertanya kepada orang-orang yang berada di sana. Menunjukan foto Dea, namun satupun tak ada yang mengenali Dea.
Hingga sore tiba, mereka belum juga menemukan keberadaan Dea maupun preman itu. Padahal mereka sudah mencari ke setiap sudut kota dan memakan waktu cukup lama. Hasilnya tetap nihil.
" Lebih baik kita cari lagi besok, " usul Billy menoleh pada Shakira yang duduk di sampingnya.
" Aku takut Dea di sakiti preman itu, " ucap Shakira yang sepertinya enggan menghentikan pencarian.
" InsyaAllah tak akan terjadi. Preman itu butuh tenaga Dea, dia tak akan menyakiti Dea. " Alif mencoba berpikir positif agar Shakira lebih tenang dan tak berpikir macam-macam.
" Aku rasa juga begitu, " kata Billy menyetujui pendapat Alif.
" Semoga saja kalian benar. " Shakira menghela napas panjang memijit pusing keningnya seraya melemparkan pandangan keluar sana.
" Jad sekarang ke panti asuhan atau pulang? " tanya Billy.
" Ke panti saja. " Shakira menjawab tanpa menoleh, ia masih sangat mengkhawatirkan Dea. Berharap bisa melihat anak itu di sekitar jalan yang mereka lalui.
" Oke. " Billy melajukan kendaraan menuju panti asuhan.
Sekitar beberapa menit mereka pun sampai di depan panti. Sepanjang perjalanan Shakira diam melamun tak menunjukan arah jalan menuju panti asuhan miliknya, tapi herannya Billy tau dan kini mereka berada di depan panti tersebut.
" Tunggu ! Kenapa kamu bisa tau kalau panti asuhannya di sini? " tanya Shakira setelah mobil Billy terparkir di halaman.
Billy tampak gugup, mencari alasan yang tepat agar Shakira tak curiga kalau sedari tadi dia membuntutinya.
" Aku tau dari Gibran. Ya, tadi kami sempat berbincang-bincang setelah kamu pulang dari kantor, " jawab Billy.
Shakira manggut-manggut mencoba percaya alasan Billy barusan, tapi ia jadi kepikiran lagi hal lain.
" Lalu tadi kamu ngapain ada di taman bermain? " pertanyaan Shakira kali ini sedikit sulit di jawab oleh Billy.
" Oh itu, aku lagi kangen saja karena masa kecil dulu sering main di sana. " Billy menggaruk kepalanya yang tak gatal, membuat Shakira tau jika Billy sedang berbohong padanya.
Sedang Alif yang berada di belakang baru menyadari jika sebelum Shakira pergi ke panti, gadis itu sempat bertemu dengan Billy dan Alif menyimpulkan kalau Billy sengaja mengikuti Shakira. Karena mendengar alasan Billy yang kedua cukup tak masuk akal menurutnya.
" Makasih sudah mengantar kami sampai sini, aku duluan ya. " Alif keluar dari mobil meninggalkan Shakira dan Billy berdua.
Ada perasaan yang sedikit mengusik hati Alif. Cemburu? Entahlah apa pantas Alif merasa cemburu jika dirinya saja belum bisa memastikan perasaan apa sebenarnya yang ia rasakan pada Shakira. Bahkan seringkali Alif menyangkal perasaan yang kerap kali membuat hatinya berdesir ketika bersama Shakira.
" Alif tunggu ! " Shakira menghentikan langkah Alif sambil membuka pintu mobil.
" Billy makasih ya. Maaf merepotkanmu, " ucap Shakira yang kini sudah berada di luar mobil.
" It's oke. " Billy melempar senyum sebelum akhirnya ia melajukan kembali kendaraannya meninggalkan panti asuhan tersebut.
Shakira menyusul langkah Alif masuk ke dalam panti asuhan.
" Dia orang yang sempat tolong kita waktu itukan? Kamu kenal rupanya, " kata Alif.
" Iya dia Billy rekan bisnis di perusahaan. Aku baru kenal dia hari ini kok, " jawab Shakira melirik ekspresi wajah Alif yang tak biasa.
Dari dalam muncul Mbak Minah menghampiri mereka.
" Dea nya ketemu Non? " tanya Mbak Minah.
Shakira menggelengkan kepala dan berkata, " belum Mbak. "
" Aska sudah pulang? " tanya Shakira yang kini kembali bersedih teringat Dea yang berada di luar sana dan mungkin sedang kedinginan.
" Sudah tadi Gus Hilman menjemputnya. " Mbak Minah menjawab.
" Anak-anak sudah makan Mbak? " tanya Alif.
" Sudah Ustad. Mereka sekarang sedang beristirahat di kamar, " kata Mbak Minah sopan.
" Kalau begitu aku pamit. Shakira kamu mau pulang sekarang? " tanya Alif.
" Sepertinya malam ini aku nginap di sini, " jawabnya.
" Oh ya udah aku pulang ya. Kamu istirahat gih, pasti lelah seharian ini. " Alif menunjukan perhatiannya terhadap Shakira dan hal itu tertangkap oleh Mbak Minah yang berada di sana.
" Makasih. " Shakira mengangguk kemudian berlalu menuju ruangan lain. Wajah Shakira nampak tak bersemangat kali ini, tak seperti biasanya. Selain lelah badan, pikirannya pun lelah terkuras memikirkan hilangnya Dea.
Alif menatap punggung Shakira hingga gadis itu tak terjangkau lagi oleh pandangannya. Baru setelah itu Alif pergi meninggalkan panti asuhan.
***
Pagi sekali Shakira sudah bersiap pergi. Ia berniat mencari Dea sendirian. Shakira menancap gas, mobil yang di kendarainya melesat membelah jalanan raya.
Shakira rasa Dea berada di stopan lampu merah seperti saat pertama dimana mereka bertemu.
Shakira menepikan mobil, berhenti di bahu jalan. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar mencari-cari keberadaan anak kecil di tengah kesibukan aktifitas pagi.
Shakira berjalan menyusuri trotoar, sesekali bertanya pada orang-orang yang berada di sekitar, siapa tau ada yang melihat Dea. Berbekal sebuah foto, Shakira mencari Dea di tempat tersebut.
Shakira terus berjalan agak jauh dari tempat parkir mobilnya. Menelusuri kota metropolitan yang sudah sangat sesak dengan hiruk pikuk keramaian.
Hingga netranya menangkap seseorang yang sedang duduk di dekat jembatan penyebrangan. Seorang gadis kecil yang sedari tadi ia cari, akhirnya bisa ia temukan. Senyum mengembang terukir dari wajah Shakira.
Dengan langkah besar ia berjalan, rambutnya yang panjang bergerak tertiup angin yang seakan berlainan arah dengan dirinya berjalan saat ini.
" Dea. "
Gadis kecil yang duduk di dekat jembatan itupun menoleh saat seseorang memanggil namanya. Mata Dea membulat sempurna melihat keberadaan Shakira, lantas ia celingukan melihat ke sekitar memastikan Tomi tak menyadari jika Shakira berada di sini.
Dea beranjak dari tempat semula berniat pergi dan tak menghiraukan Shakira.
Melihat reaksi Dea yang menghindari bertemu dengannya, Shakira menarik lengan mungil gadis kecil itu. Hingga langkah Dea pun tertahan.
" Kenapa kamu pergi? " tanya Shakira yang kini berjongkok di hadapan Dea seraya memegang kedua bahu gadis itu.
Mata Dea tak bisa berbohong. Manik mata itu memancarkan kesedihan dan bahkan kini berembun menahan tangis.
" Jawab Kakak, kenapa kamu menghindar? " Shakira menyelami lautan jernih yang kini mulai berdesakan keluar dari sudut mata Dea.
" Lepasin aku kak. Aku mohon. " Suara Dea lirih dan bibirnya bergetar.
" Tapi kenapa? " Shakira heran.
Mata Dea kini membulat saat melihat sosok Tomi muncul dari arah lain. Sepertinya Tomi belum menyadari keberadaan Shakira. Karena itu Dea harus segera pergi dari Shakira. Kini wajah Dea makin terlihat tegang dan sangat ketakutan.
" Kak aku mohon lepasin aku. Aku mau pergi. Aku mohon,, " kalimat terakhir yang Dea ucapakan terdengar serak karena tangisannya.
" Oke kakak akan lepaskan kamu tapi sebelum itu kamu harus jawab dulu. Kenapa kamu tak ingin bersama kakak? Apa salah Kak Shakira hingga kamu menghindari kakak seperti sekarang ini. " Shakira pun tak sanggup untuk menahan tangis, wajahnya yang cantik sudah basah oleh air mata.
Ada banyak tanya dalam benak Shakira, mengapa Dea bersikap seperti sekarang? apa salahnya pada anak itu?
Dea makin tegang saat Tomi mulai berjalan lebih dekat. Beberapa orang yang berlalu lalang membuat Tomi masih belum menyadari Shakira dan Dea di sana. Sesekali Tomi berhenti di pedagang kaki lima, membeli sesuatu dan mengobrol. Dea rasa ini kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari Shakira, sebelum Tomi menyadari semuanya.
" Aku gak mau sampai kakak kenapa-kenapa. Bang Tomi mau mencelakakan Kak Shakira jika kakak membawaku pergi dari jalanan. Jadi aku mohon, Kakak bisa mengerti. Aku takut Bang Tomi berbuat jahat sama kakak, " jelasnya seraya melepas perlahan jemari Shakira yang melemas mendengar pengakuannya.
" Tidak Dea, jangan pedulikan kakak. Kita bisa sama-sama melawan Tomi. Dia jahat dan kakak akan laporkan dia ke polisi, " ucap Shakira meyakinkan.
Dea menggeleng cepat, segera ia berlari meninggalkan Shakira. Terlebih saat dia tau jika Tomi kini sudah berjalan makin dekat.
" Dea ! " teriakan Shakira mengundang banyak mata di sekitar tempat tersebut termasuk Tomi.
Tomi menggeram melihat Shakira terus mengejar Dea. Aksi kejar-kejaran pun terjadi antara mereka bertiga.
Namun sebelum Shakira bisa menangkap Dea, ia sudah lebih dulu di tangkap oleh Tomi.
" Kak Shakira ! " teriak Dea yang kini berlari membalik arah melihat Shakira berada dalam kukungan Tomi.
bersambung,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Elina Meilani
aduhhh gimana ini???
2023-01-25
2
Ali B.U
lanjut
2023-01-25
3
Ali B.U
hah, Shakira ketangkap Tomi
2023-01-25
3