Bab 19

Gadis bernama Aisyah itu kini mendekati Siti, menggenggam lembut jemari wanita tua renta yang berstatus sebagai ibu dari Alif dan Hafizah.

" Bapak sudah tiada Aisyah, bapak sudah pergi. " Butiran bening berlinang dari sudut mata Siti dan merambah ke bagian lekuk pipi yang keriput.

" Aisyah tau Bu. Maaf saat itu Aisyah sedang berziarah ke luar kota, jadi tidak bisa datang. Aisyah turut berduka cita atas kepergian Bapak. Aisyah yakin, bapak sekarang sudah tenang di sisi Allah. Bapak itu adalah orang sholeh, akan ada tempat terbaik bagi mereka yang selalu bertaqwa dan beriman pada Allah, insyaAllah. " Gadis bertutur kata halus dan lembut itu mencoba menghibur Siti yang bersedih.

Shakira terus memperhatikan gadis bercadar yang ia duga adalah calon istri Alif, seperti yang di katakan Hafizah.

Gadis seperti Aisyah memang sangat pantas jika di sandingkan dengan Alif yang begitu alim. Keduanya sama-sama memiliki ilmu agama yang baik. Bisa Shakira lihat, Hafizah maupun Siti sangat menyayangi Aisyah bahkan sebelum ikrar suci terjadi antara Alif dan Aisyah. Bisa Shakira bayangkan jika mereka berdua menikah nanti, pasti Aisyah menjadi ratu di dalam rumah itu.

Tapi kenapa hati Shakira terasa begitu sakit mengetahui kenyataan jika Alif telah memiliki calon istri? Apalagi Aisyah jauh segala-galanya jika di bandingkan dengan dirinya. Jangankan dari segi penampilan, sikap, dari keyakinan saja mereka jelas berbeda.

Diam-diam Shakira menatap satu persatu orang yang berada di sana. Hafizah tampak terus menyunggingkan senyum melihat Aisyah, terpancar kekaguman dari wajah Hafizah pada gadis bercadar itu.

Pandangan Shakira kini beralih pada Alif yang berdiri tak jauh dari ranjang. Tampaknya Alif tak terlalu memperhatikan Aisyah, bahkan terkesan datar wajahnya. Namun Shakira tau betul sikap Alif yang memang selalu menjaga pandangannya dari lawan jenis sekalipun Aisyah calon istrinya, Alif tak serta merta menatap gadis itu dengan tatapan yang biasa di lakukan seorang pria terhadap calon istrinya.

Alif memang selalu terlihat dingin, termasuk pada Shakira meski beberapa kali Shakira sempat mendapat tatapan penuh arti yang entah apa maksudnya namun berhasil membuat Shakira hanyut di dalamnya, hingga terbentuklah sebuah rasa yang seringkali mengganggu pikirannya akhir-akhir ini. Apa mungkin selama ini Shakira hanya berangan-angan dan salah sangka pada sikap Alif terhadapnya?

Berpaling dari Alif kini Shakira menoleh pada Aska, dan tatapan mereka beradu. Aska seolah tau apa yang sedang Shakira pikirkan saat ini. Suara perbincangan antara Hafizah, Aisyah dan Siti layaknya embusan angin yang lewat begitu saja tanpa mereka dengarkan.

" Bu, Kak Hafizah, Alif. Kami pamit pulang ya. Ibu lekas sembuh ya, " ucap Aska setelah sebelumnya saling bersitatap dengan Shakira. Aska melihat raut kesedihan di wajah Shakira hingga ia memutuskan untuk meninggalkan rumah keluarga Alif.

" Makasih ya Nak Aska. Salam buat Gus Hilman, " kata Siti dengan bibir membentuk senyuman.

" Sama-sama. Nanti Aska sampaikan salamnya pada Abi. " Aska meraih lengan Shakira menggenggam jemarinya seakan tengah menguatkan hati Shakira yang rapuh.

" Aku antar kalian. " Alif hendak mengikuti langkah Aska dan Shakira namun Hafizah menahannya.

" Alif, biar kakak saja yang antar mereka. Temani ibu sama Aisyah, " ujar Hafizah.

" Kak, mereka tamu ku. Jadi aku yang akan mengantarkan mereka, " kata Alif bergegas melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Aska dan Shakira yang baru sampai di ambang pintu kamar pun sempat menghentikan langkah mereka sejenak saat Hafizah mencoba mencegah Alif beranjak dari sana.

Aska menoleh pada Shakira, seraya terus mengeratkan genggamannya. Aska mengedip mata pelan sambil mengangguk tanda mengajak Shakira untuk segera meninggalkan tempat itu.

Alif pun mengekor dari belakang, mengikuti langkah Aska dan Shakira. Tanpa peduli keberadaan Aisyah sedikitpun dan tak pedulikan kekesalan Hafizah padanya karena tak mendengarkan perintah kakaknya itu.

Sedang Aisyah tampak menatap kepergian Alif. Hatinya sedikit tergores mendengar perkataan Alif barusan yang secara tidak langsung menjabarkan jika kedua wanita itu merupakan tamu Alif sedang Aisyah sendiri bukanlah orang yang ia harapkan kedatangannya. Aisyah mungkin tamu spesial bagi Hafizah dan Siti tapi tidak untuk Alif.

" Yang tadi istri Gus Hilman? " tanya Aisyah.

Hafizah mengangguk, wajah kesalnya pada Alif seketika berubah menjadi lebih manis saat bersitatap dengan Aisyah.

" Yang satunya siapa? " selidik Aisyah.

" Dia pemilik panti asuhan. Alif bekerja padanya di panti itu sebagai guru ngaji, entahlah kok bisa-bisanya Alif menerima tawaran kerja dari dia. Kakak juga gak begitu mengenal kejelasan dan asal usul gadis itu, kakak kurang srek Alif kerja di sana. Tapi yang namanya Alif tak akan pernah mendengar saran dari kakaknya, Alif terlalu keras kepala. Herannya kok Alif tak mempertimbangkan dulu sebelum bekerja dengan gadis itu, apalagi dia non muslim. Biasanya Alif selalu memilah milah yang mana pekerjaan yang cocok untuknya, " gerutu Hafizah.

" Bukannya bagus kalau Alif mengajar ngaji di sana. Anak-anak yatim dan piatu yang berada di panti akan mendapat ilmu agama dari Alif. Aisyah rasa Alif sudah membuat keputusan yang tepat, " ujar Aisyah.

" Kalau di lihat dari segi itu memang benar, masalahnya pemilik panti asuhannya bukan seorang muslim. Lihat saja penampilannya tadi, bisa mengundang dosa. " Hafizah merasa paling benar di banding Shakira padahal tanpa sadar ucapannya yang menyudutkan Shakira itu sama saja dengan berbuat dosa. Mengghibah dan menjelekan orang lain, apa itu perbuatan benar? Aisyah hanya menanggapi ucapan Hafizah dengan senyuman dan hati beristigfar.

" Menurutku, hati gadis itu sangat mulia. Dia mau membuka panti asuhan yang tidak semua orang memiliki keinginan istimewa seperti itu. Di tambah lagi mengajak Alif untuk mengajarkan anak panti mengaji padahal dirinya adalah non muslim. Itu berarti dia menghormati dan menjunjung tinggi ilmu agama meski tak seiman dengan dirinya sendiri." Aisyah masih mengulas senyum sesekali membelai lengan Siti yang terus menatap kagum dirinya.

" Jika dia tak bertoleransi, mungkin tak akan membiarkan anak panti untuk mengaji atau belajar ilmu agama yang di anut anak-anak panti yang jelas-jelas tak satu keyakinan dengannya. Aisyah rasa, gadis itu sangat menghormati agama kita, mau menghargai dan menerima perbedaan, '' lanjut Aisyah yang bermaksud sedikit menyindir Hafizah.

Hafizah tampak malu merasa di ceramahi Aisyah karena tak menyukai Shakira hanya karena berbeda keyakinan. Tapi bukan hanya karena itu Hafizah tak menyukai Shakira. Dari tadi Hafizah memperhatikan Shakira yang terus menatap Alif dengan tatapan lain. Seperti halnya seorang gadis menyukai laki-laki. Yang tentunya tak boleh Shakira lakukan, harusnya Shakira lebih menjaga pandangannya dari lawan jenis. Bukan hanya kali ini Hafizah memergoki tatapan aneh Shakira pada Alif , saat di rumah sakit dan saat Zainal meninggal Hafizah menangkap tatapan mata Shakira yang terlihat menyukai Alif adiknya.

Sementara itu di perjalanan Aska terus menatap Shakira yang sedikit melamun saat berkendara. Ada hal yang sedang gadis itu pikirkan, Aska tau betul perasaan Shakira saat ini.

" Kalau kamu melamun sambil nyetir bisa-bisa kita ke surga hari ini juga, " canda Aska mencairkan suasana yang sedari tadi terasa beku.

Rupanya Shakira tak pandai menyembunyikan perasaannya yang sedang terluka dari pindaian Aska.

" Maaf, aku sedikit lelah. Mungkin karena kurang tidur, " kilah Shakira, masih enggan berterus terang pada sahabatnya tentang perasaannya pada Alif. Semakin ia menolak rasa itu justru makin membuat dadanya sesak. Shakira baru sadar jika perasaan yang selama ini ia ragukan ternyata benar-benar hampir membunuhnya. Cinta. Shakira yakin ia mencintai Alif. Jika perasaan itu tidak tumbuh mana mungkin saat ini ia merasa sakit dan cemburu?

Namun kini ia tak yakin Alif mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya. Terlebih Alif sudah memiliki calon istri yang menurut Shakira sempurna menjadi pendamping Alif.

Bukan hanya benteng keimanan yang memisahkan Shakira dengan pria itu tapi kehadiran Aisyah menjadi salah satu tamparan lagi untuk Shakira. Membuatnya sadar akan cintanya yang mungkin bertepuk sebelah tangan, dan tak mungkin untuknya memiliki Alif.

" Kamu kenal gadis bercadar tadi? " tanya Shakira mulai berkonsentrasi menyetir.

" Maksudmu Aisyah? "

Shakira melirik dan mengangguk sekilas lantas ia membuang jauh pandangannya ke depan. Menyembunyikan raut kesedihan agar tak terlihat oleh Aska, jika saat ini hatinya sedang hancur.

" Aku tidak mengenalnya. " Aska menjawab sambil terus menelisik wajah Shakira.

" Kenapa? " kini Aska balik bertanya.

" Tidak apa-apa. Tadi aku dengar dia itu calon istri Alif. Ku pikir kamu kenal sama dia, " jawab Shakira dengan menelan saliva yang terasa getir.

" Apa kamu menyukai Alif? " Aska tak mau lebih lama bersabar untuk mendengar pengakuan Shakira.

" Kamu bicara apa? " Shakira tak menoleh ia seakan sibuk menyetir.

" Aku minta kamu jujur agar aku tidak terus berprasangka. Apa kamu mencintai Alif? Dengar, bagaimana pun perasaanmu pada Alif bukan hal yang salah. Cinta itu anugerah dari Tuhan, jadi tak perlu kamu tutupi apalagi aku ini sahabatmu yang akan selalu mendukungmu, " desak Aska.

bersambung,

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next

2023-02-01

2

Ali B.U

Ali B.U

benar cinta itu anugrah, tapi sebagian besar orang meyalah artikan cinta hingga salah satu harus berkorban

2023-02-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!