"APAAA???" teriak Lara dan Cinta bersamaan. Tak hanya mereka berdua, Nicholas pun tak kalah terkejut dengan perkataan dari Arya.
"Tidak mungkin, Opa jangan mengada-ada!" sahut Nicholas.
"Kenapa tidak mungkin Nicholas? Lihat ini adalah hasil tes DNA Milik Cinta, memiliki kecocokan 99% dengan sample salah satu bagian tubuh jenazah Almarhum Ferdi anakku. Tidak hanya itu juga, hasil DNA Cinta juga memiliki kecocokan denganku. Jadi tidak perlu ada yang kau ragukan!"
"Sial, bagaimana ini bisa terjadi?"
Marshal hanya tersenyum kecut melihat Nicholas yang kini tampak kebingungan. "Nick, ada satu lagi kejutan untukmu."
Tiba-tiba beberapa orang polisi masuk ke dalam rumah dan menodongkan pistol pada Nicholas. Seketika dia pun begitu panik, dan diam tak berkutik karena kini dia terkepung oleh polisi. "Sialan kau Marshal, aku pasti akan membalas semua ini! Dasar brengsekkkkk!" kata Nicholas sambil mengumpat, dan menatap mereka semua dengan tatapan tajam.
"Apa yang bisa kau lakukan Nick? Semua bukti kejahatanmu ada di sini," balas Marshal sambil memegang flashdisk di tangannya.
"Brengsekk, bedebah kau Lara! Kau pasti kamu yang telah melakukan semua ini padaku!"
"Aku tidak berbuat apa-apa Nick, bukakan semua itu adalah perbuatanmu?" balas Lara sambil tersenyum mengejek.
"Saudara Nicholas, mari ikut kami!" tegur seorang polisi.
"Apa-apaan ini? Saya tidak bersalah, saya hanya menuntut hak yang seharusnya kumiliki."
"Anda bisa menjelaskan semuanya di kepolisian saudara, Nicholas," kata salah seorang polisi sambil mencekal tangan Nicholas.
"Minggir, saya bisa berjalan sendiri!"
"Silahkan, mari ikuti kami."
Nicholas lalu digiring oleh beberapa polisi masuk ke dalam mobil mereka. Sementara di dalam rumah Cinta tampak begitu syok dengan semua yang telah terjadi. Arya lalu mendekatinya. "Cinta, sebenarnya kamu adalah cucu Opa," kata Arya sambil memeluk Cinta.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Sejak kecil, Cinta sudah hidup di desa, Opa."
"Tapi itulah kenyataannya Cinta, tidak mungkin ada kesalahan dalam sebuah tes DNA. Dan lihatlah wajahmu dan Lara begitu mirip," jelas Marshal.
"Tapi saya memiliki orang tua di desa, Mas."
"Cinta, apa kamu pernah melihat foto masa kecilmu saat kau masih bayi di rumah orang tuamu?"
DEGGGGG
Jantung Cinta seakan berhenti berdetak saat mendengar kata-kata Marshal, sejak dulu dia memang tidak pernah melihat foto-fotonya saat masih bayi.
"Tidak, aku memang tidak pernah melihatnya, namun itu bisa saja terjadi karena orang tuaku tidak memiliki uang untuk membeli sebuah kamera saat aku masih bayi."
Mendengar kata-kata Cinta, Lara lalu mendekat pada Cinta. "Cinta, tatap mataku! Apakah kamu merasakan sesuatu pada hatimu saat melihatku? Apa kau tidak merasakan sesuatu saat kita pertama bertemu? Bahkan aku sudah curiga jika kamu adalah kembaranku saat pertama kali melihatmu. Cinta, coba pikir dengan akal sehat, bagaimana mungkin dua orang yang tidak memiliki ikatan saudara bisa begitu mirip?" ucap Lara sambil terus menatap Cinta dengan begitu dalam.
Mendengar perkataan Lara, Cinta hanya bisa menangis. "Tapi bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Lalu siapa orang tua yang telah merawatku sejak kecil? Apakah mereka bukan orang tua kandungku, Opa?"
"Opa tidak bisa menjelaskan semua itu Cinta, hanya orang tuamu di desa yang bisa memberi penjelasan padamu tentang semua ini. Namun, semua bukti sudah menjelaskan kalau kamu adalah kembaran Lara. Cinta, Lara adalah adikmu!" ujar Arya.
"Opa, bolehkah Cinta pulang ke rumah Bapak dan Ibu untuk menanyakan tentang semua ini?"
"Tentu saja boleh Cinta, kami semua akan mengantarkanmu pulang ke desamu. Opa juga ingin bertemu dengan kedua orang tuamu. Aku ingin berterima kasih padanya karena sudah merawat cucuku selama dua puluh tahun."
"Baik Opa."
"Opa, Lara ikut ya?" rengek Lara.
"Tentu saja, kita semua akan mengunjungi orang tua Cinta karena mereka sudah berjasa merawat Cinta."
"Yes. Cinta, kita ke kamar yuk. Aku pengin tunjukkan sesuatu sama kamu." Lara lalu menarik tangan Cinta. Sedangkan Arya dan Marshal tampak menatap mereka dengan pikiran mereka masing-masing.
Arya tentunya begitu bahagia, bukan saja karena masalah tentang Lara dan perusahaan milik keluarga mereka dapat diatasi. Namun, juga sebuah kebahagiaan tersendiri, karena saat ini dia sudah menemukan kembaran Lara yang telah terpisah begitu lama, Lira.
Sedangkan Marshal, perasaannya kian tak menentu. Dia bahagia karena ternyata Cinta adalah kembaran dari Lara. Namun, dia juga merasa cemas jika di kemudian hari Lara mengetahui apa yang telah diperbuatnya pada Cinta. Dia sangat takut kehilangan Lara, karena memikirkannya saja membuat dadanya begitu sesak.
"Semua kejadian memang ada hikmahnya Marshal."
"Iya Opa."
***
Sementara itu, di depan mansion milik Arya, tampak seorang laki-laki tampak begitu marah saat melihat Nicholas keluar dari mansion itu dengan menaiki sebuah mobil polisi.
"Brengsekkkk! Kenapa jadi Nicholas yang ditangkap polisi! Jebakan apa yang mereka lakukan sebenarnya? Mereka memang benar-benar kurang ajar! SEMUA RENCANAKU HANCUR! BEDEBAHHH KALIAN SEMUA!"
Bersambung...
NOTE: Cerita Arsen dan Shanon udah tamat ya, yang belum baca tolong cek episode 42
Terima Kasih 💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Linda Purwanti
ga ada bonusnya ka Arsen sm shanon he...he....
Akhirnya ada yg bahagia dan ada yg tersakiti semoga Cinta cepat dapat gantinya Marshal
lanjuuuuut ka weny
2023-01-18
0
Tiahsutiah
mampusss kau Nichoal semoga dengan hukuman mu kau menyadari kesalahan mu, dan bertobat
2023-01-18
0