Dua Tahun Kemudian

NOTE: Maaf othor langsung loncat dua tahun kemudian ya, biar semua tokoh utama keluar semua di bab awal. Tapi tenang aja tetep bisa masuk ke otak kok 😩😂 Di bab 1 sama 2 kan kita udah liat kelakuan nakal Lara ya, dan nanti inilah imbasnya di bab 3. Habis pertemuan Cinta dan Lara kita pake alur mundur ya. Terima kasih 🤗💙😘

 

...----------------...

Kediri, 2022.

04.30 am.

Cahaya lampu redup, tampak menerangi seorang wanita muda yang duduk dengan khusyuk berdoa pada Sang Pencipta, di waktu shubuh. Gemercik air sungai di samping gubuk reot itu pun ikut menambah syahdu lantunan doa yang dia panjatkan.

Satu jam lamanya bermunajat pada Sang Pencipta, begitu banyak doa dan harapan yang dia panjatkan untuk hari ini, karena menurutnya hari ini adalah hari yang istimewa baginya untuk sebuah kehidupan baru.

Saat bau wangi dari arah dapur menyeruak sampai ke indra penciumannya, dia pun bergegas menyelesaikan doanya lalu beranjak menuju ke arah dapur.

"Ibu, biar Cinta bantu ya?"

"Udah ga usah, nanti kamu bisa terlambat kalau kamu bantuin ibu, lebih baik kamu bersiap-siap sebelum Mba Sari jemput kamu."

"Sebentar aja Bu, Cinta udah beres-beres kok. Lagian barang-barangku kan juga dikit. Ini hari terakhir Cinta di rumah, Bu. Besok dan seterusnya, Cinta udah nggak bisa bantuin Ibu lagi kan?"

"Ya sudah semua terserah kamu aja. Makasih banyak ya, Nak."

Selama satu jam lamanya Cinta membantu ibunya membuat makanan khas kotanya itu. Hingga jam sudah menunjukkan pukul 07.30, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan gubuk reyot tersebut. Setelah itu, seorang wanita bertubuh tinggi dengan kulit hitam manis turun dari mobil, lalu mengetuk pintu gubuk itu.

"Assalamualaikum, Cinta."

"Waalaikumsalam, ya Mba Sari, sebentar."

Beberapa saat kemudian, tampak Cinta keluar dari dalam rumah sambil membawa satu tas berwarna hitam dan tas kecil berwarna cokelat yang terselempang di pundaknya.

"Masuk dulu Mba Sari."

"Ga usah Cinta, yuk kita berangkat sekarang aja, kalau kesiangan bisa kena macet di jalan."

"Iya Mba, sebentar aku pamit sama Bapak dan Ibu dulu ya."

"Iya, mba tunggu kamu di mobil ya."

"Ya Mba."

Cinta lalu menghampiri kedua orang tuanya. "Bapak, Ibu, Cinta pergi dulu ya, sekarang Cinta udah punya kerjaan, Bapak sama Ibu ga usah kerja terlalu berat lagi. Bapak sama ibu tenang aja, setiap bulan pasti Cinta kirim uang."

"Iya Cinta, kamu hati-hati di jalan, jaga diri ya nak, Bapak dan Ibu pasti merindukanmu," jawab Hamid, ayahnya. Cinta kemudian memeluk kedua orang tuanya, secara bergantian, diiringi isak tangis hingga suasana haru itu pecah, takkala klakson mobil yang menunggu Cinta berbunyi.

"Ya udah Bapak, Ibu, Cinta pamit dulu ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka. Cinta kemudian keluar dari rumah itu, lalu memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil.

Hanya sedikit barang yang dia bawa, bukan karena repot membawa barang-barang terlalu banyak. Namun, karena dia memang tidak memiliki apa-apa. Di dalam kamarnya saja, hanya terdapat sebuah tempat tidur dengan kasur usang dan sebuah lemari kayu tak berpintu yang usianya mungkin lebih tua darinya. Ya, Cinta hanyalah anak seorang anak buruh angkut di pasar, sedangkan untuk membantu kondisi perekonomian keluarga mereka, ibunya menjual makanan oleh-oleh khas kotanya.

Rumah mereka, hanyalah sebuah gubug reot di tepi sungai di pinggiran kota Kediri. Tak ada yang istimewa dari diri Cinta, kecuali kecantikan wajahnya.

Lekuk wajahnya, terlihat begitu sempurna dengan hidung mancung dan kulit putih yang menawan. Sebenarnya begitu banyak pemuda yang sudah melamarnya, namun Cinta menolaknya, karena dia ingin membantu perekonomian keluarganya.

Selama ini, sebenarnya Cinta sudah bekerja di beberapa toko, namun ijazah yang dimilikinya hanyalah ijazah SMP, dan gaji yang diperolehnya pun tak seberapa sehingga belum bisa banyak membantu kehidupan ekonomi keluarganya. Hingga akhirnya, sebuah tawaran datang dari tetangganya, Sari. Dia menawarkan sebuah pekerjaan menjadi asisten rumah tangga di Surabaya. Saudara sepupu dari majikannya sedang membutuhkan seorang pembantu, dan gaji yang ditawarkan cukup besar sehingga membuat Cinta tertarik meskipun harus meninggalkan kedua orang tuanya.

"Kok melamun sih? Jangan bilang kamu nyesel udah ninggalin kedua orangtuamu loh," tegur Sari saat mereka dalam perjalanan.

"Ga Mba, maklum Cinta kan belum pernah naik mobil dan belum pernah bepergian jauh ke luar kota, jadi pengin liat pemandangan di luar, Mba."

"Oh gitu. Oh ya, gini Cinta, majikan kamu itu namanya Pak Nicholas, dia sepupu dari majikan Mba yang bernama Pak Kevin dan Bu Sally, dia udah punya istri, tapi belum punya anak. Denger-denger sih Bu Lara sempet keguguran. Kerjaan utama kamu di sana beres-beres, sama masak. Tapi yang paling penting, kamu harus awasin Bu Lara, istri Pak Nicholas."

"Memangnya kenapa dengan istri Pak Nicholas, Mba? Kok harus diawasin?"

"Mba juga kurang tahu sebenarnya bagaimana kehidupan mereka, dia emang agak protektif dan jarang ajak istrinya keluar rumah."

"Mba udah pernah ketemu mereka apa belum?"

"Kalo sama Pak Nicholas sih sering, tapi kalau istrinya belum pernah sama sekali."

"Oh," jawab Cinta singkat. 

Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, mobil itu pun akhirnya berhenti di depan sebuah rumah mewah model minimalis dengan halaman yang tidak begitu luas, namun dipenuhi berbagai macam tanaman dan bunga-bunga yang sangat cantik.

"Kamu tunggu bentar ya, saya mau bicara sama Pak Satpam dulu," kata sopir mobil itu.

Sopir mobil lalu turun dan menghampiri satpam yang sedang berjaga di rumah tersebut. Beberapa saat kemudian, sopir itu masuk kembali ke dalam mobil.

"Cinta kamu langsung turun dan temui satpam itu ya, nanti dia yang anter kamu ketemu sama Nyonya Lara."

"Iya Pak Sopir, Mba Sari, permisi saya turun dulu ya. Makasih banyak, mba udah kasih Cinta kerjaan."

"Iya Cinta, kamu jaga diri baik-baik ya."

Cinta lalu mengangguk, kemudian turun dari dalam mobil dan menghampiri satpam yang sedang berjaga.

"Selamat siang Pak Satpam, saya Cinta pembantu baru Tuan Nicholas," sapa Cinta. Namun satpam yang sedang berjaga itu, tak merespon kata-katanya. Dia hanya memandang Cinta dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan begitu terheran-heran.

Cinta yang mendapat tatapan seperti itu pun begitu risih. "Pak Satpam...Pak Satpam!" tegur Cinta.

"E..eh eh iya ayo neng kita masuk, tapi Tuan Nicholas sedang ada urusan bisnis di luar kota selama beberapa hari. Di sini cuma ada istrinya, Nyonya Lara. Sekarang, dia ada di belakang rumah, di dekat kolam, kita ke sana ya, Neng."

Cinta kemudian mengangguk dan berjalan mengikuti satpam tersebut. "Permisi Nyonya Lara, pembantu barunya sudah datang," ucap satpam tersebut.

Wanita yang dipanggil Lara itu, lalu membalikan tubuhnya. Dan, detik itu juga Cinta dan Lara pun berteriak secara bersamaan.

"TIIIDAAAAKKKKKK."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Woooow mungkinkah mereka saudara kembar 🤔

2023-02-07

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

lara dan cinta ini kembar bukan sih? ko muka nya mirip🤔

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!