Aku Cinta Padamu

"Kau mau kemana, Marshal?" tanya Arya, namun diabaikan begitu saja oleh Marshal. Dia keluar dari rumah itu, lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan begitu tinggi, membaur dengan kendaraan lainnya menyusuri jalanan ibukota.

"DASAR BRENGSEKKK KAU NICHOLAS! KAU MEMANG LAKI-LAKI BIADAB! AKAN KUCARI KAU, BAHKAN KE LUBANG SEMUT SEKALIPUN!" teriak Marshal frustasi, sambil sesekali memukul setir mobilnya.

Marshal kemudian mendatangi komplek kost-kostan di sekitar kampus Lara. Marshal tahu Nicholas berasal dari luar kota, karena saat Lara dan Nicholas terjebak di dalam lift, dia sempat mendengar salah seorang mahasiswa yang mengatakan kalau Nicholas adalah teman satu kostnya.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun Lara masih terjaga di atas tempat tidurnya. Sungguh saat ini dia merasa begitu menyesali semua yang telah dia lakukan. Dulu, dia selalu merasa Marshal mengekangnya. Dia selalu merasa Marshal adalah sosok yang begitu menyebalkan baginya. Dan sekarang, dia baru paham mengapa Marshal melakukan semua itu, semua untuk kebaikan dirinya. Tapi sayangnya dia terlambat menyadari itu.

Lara menghela napas kasar, kemudian dia bangun dari tempat tidurnya. Tiba-tiba dia sangat merindukan sosok Marshal, ingin rasanya dia berlutut di depannya, dan memeluk laki-laki itu. Tanpa sadar, Lara melangkahkan kakinya ke dalam kamar Marshal.

CEKLEK...

Pintu kamar itu pun terbuka, kamar itu tampak begitu rapi dan wangi. Lara lalu melangkahkan kakinya ke meja kecil di salah satu sudut kamar. Tampak di atas meja itu, ada beberapa tumpukan album yang berisi foto masa kecil mereka yang masih tersimpan begitu rapi. 

"Marshal, udah lama banget aku nggak masuk ke kamar ini, dan semua masih sama seperti dulu saat kita masih kecil. Maafkan aku Marshal, karena rasa dengkiku padamu telah menutup semua kebaikan yang kau berikan padaku. Marshal, sejak kecil sampai dewasa, kau selalu melindungiku, tapi aku tidak menyadari itu karena rasa benciku padamu. Sebenarnya, aku begitu cemburu padamu karena Opa tampak lebih menyayangimu. Seharusnya aku sadar, jika Opa telah memberi tanggung jawab padamu untuk menjagaku dan keluarga ini."

Butir demi butir air mata mulai lolos dari sudut mata Lara. Dia tak sanggup lagi berlama-lama di dalam kamar itu, karena akan membuat hatinya semakin terluka. Dia lalu beranjak pergi meninggalkan kamar itu. Namun, karena gerakannya begitu tergesa-gesa, Lara menjatuhkan tumpukan foto yang ada di atas meja Marshal.

Foto-foto itu pun terjatuh, dan berserakan. Lara lalu mengambil dan merapikan foto-foto tersebut kembali ke tempat semula. Namun, tiba-tiba dia melihat sebuah foto yang masih tercecer di lantai. Dia lalu mengambil foto tersebut, dan saat akan menaruhnya ke atas meja, secara tak sengaja Lara melihat ada tulisan di balik foto itu.

Lara kemudian melihat foto itu terlebih dahulu, sebuah foto masa kecilnya bersama Marshal. Pada foto itu, tampak Marshal sedang menyuapkan sepotong kue pada Lara saat dia berulang tahun. Lara hanya tersenyum melihatnya, diiringi air mata yang kembali mengalir dari kedua sudut matanya, dadanya terasa begitu sesak, rasa sedih, bahagia, dan penyesalan kini bercampur menjadi satu.

Dia lalu membalik foto itu, dan di balik foto itu, tampak sebuah tulisan yang membuat Lara semakin terkejut. 

"Lara, aku mencintaimu, kau adalah cinta pertama dan terakhirku. Aku akan selalu mencintaimu, selamanya, sampai akhir hayatku."

"Jadi selama ini Marshal mencintaiku? Tapi kenapa? Kenapa sifatmu begitu dingin padaku Marshal!!" teriak Lara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kini, dia hanya bisa menangis tersedu-sedu di dalam kamar Marshal.

****

Di tempat lain...

Kelap kelip lampu di sebuah bar, dan hiruk pikuk orang yang berlalu lalang di sekeliling mereka tak membuat seorang laki-laki bergeming. Dia masih saja duduk, menikmati setiap tegukan minuman keras yang ada di tangannya, sambil menciumi dua orang wanita jallang yang ada di sebelah kanan dan kirinya.

Sementara itu, saat baru saja memasuki bar tersebut, atensi Marshal langsung tertuju pada seorang laki-laki yang sedang duduk dengan dua orang wanita di sampingnya.

Melihat laki-laki itu seketika emosi Marshal pun memuncak, dia lalu menghampiri laki-laki itu, lalu menarik tubuhnya dan menghujamkan pukulan bertubi-tubi.

"Haiiiii laki-laki brengsek, berani-beraninya kau sudah menyentuh Lara! Bahkan kau menodainya saat dia lemah! Dasar brengsekk! Kau tak akan kuampuni!" bentak Marshal sambil terus menghujani pukulan yang bertubi-tubi pada Nicholas yang saat ini tidak berdaya, bahkan tidak melawan pukulan itu karena dia dalam pengaruh alkohol.

"Memangnya kau siapa, Marshal? Kau bukan siapa-siapa baginya karena Lara hanya menganggapmu sebagai kacung yang pantas dia injak harga dirinya hahaha....."

"Jaga kata-katamu brengsekkk! Aku harus menghabisimu sekarang juga karena laki-laki bajingan sepertimu tidak pantas hidup di dunia!"

Gerakan Marshal pun terhenti, saat beberapa petugas keamanan yang ada di bar tersebut melerai mereka. Bahkan, Marshal diusir dari tempat itu karena dituduh membuat kegaduhan di bar tersebut.

"Saat ini kau boleh bebas, Nick! Tapi tidak dengan besok! Akan kupastikan kalau besok kau hanyalah tinggal nama!" teriak Marshal yang hanya dibalas senyum kecut oleh Nicholas.

Marshal kemudian pergi dari bar tersebut meskipun masih diselimuti amarah yang begitu membara. Setelah sampai di rumah, dia lalu bergegas menuju kamar Lara, untuk melihat keadaannya. Namun, kamar itu tampak sepi, lampunya pun sudah padam

"Mungkin dia sudah tidur," gumamnya. Marshal pun tak mau mengganggunya. Dengan langkah gontai, dia lalu berjalan menuju ke kamarnya. Namun, saat dia masuk ke dalam kamar itu, dia begitu terkejut takkala melihat Lara sedang menangis di kamar miliknya sambil memandang foto masa kecil mereka yang ada di atas meja.

"Lara kenapa kamu ada di kamarku?"

"Emh Marshal, maaf aku sudah lancang masuk ke kamarmu. Aku cuma mau minta maaf atas semua sikapku."

"Sudahlah, jangan diingat lagi. Sekarang lebih baik kau jaga kesehatanmu karena kau sedang hamil, kembalilah ke kamarmu, Lara."

"Iya Marshal, selamat malam." 

Saat Lara akan membuka pintu kamar itu, tiba-tiba tangan Marshal memegang tangannya. "Lara, tunggu sebentar, ada yang ingin kubicarakan."

Jantung Lara pun berdetak kian kencang. 'Apakah Marshal akan mengutarakan perasaanya padaku?' batin Lara.

"Lara, apa kau menyukai Nicholas?"

Lara kemudian menghembuskan nafas panjangnya. "Tidak, mungkin dulu pernah terbersit rasa kagum padannya, tapi sekarang sama sekali tidak. Aku begitu membenci laki-laki bajinggan itu."

Marshal pun menganggukkan kepalanya. "Emh Marshal, sebenarnya ada laki-laki lain yang kucintai. Tapi aku tidak yakin, apa dia masih mau menerima keadaanku atau tidak. Aku memang bodoh, Marshal."

"Laki-laki lain yang kau cintai, siapa itu Lara?"

"Marshal, bagaimana kalau laki-laki itu adalah kamu?"

Mendengar perkataan Lara, Marshal pun tak bisa berkata apa-apa, hatinya terasa begitu bahagia. Dia tak menyangka jika Lara akan mengatakan hal itu padanya. Saat masih termenung, tiba-tiba Lara memeluknya dan menangis dalam dekapannya. Marshal pun kini tidak sanggup lagi menguasai dirinya, dia lalu membalas pelukan Lara.

"Marshal jangan tinggalkan aku, malam ini aku hanya ingin bersamamu, karena setelah ini aku tidak tahu apa kau masih mau menerima keadaanku atau tidak."

"Aku akan selalu menerimamu, Lara. Aku selalu menyukai apapun yang ada pada dirimu, baik itu kebaikan atau keburukanmu aku selalu menyukai itu. Cintaku buat kamu tanpa batas, aku cinta..."

Belum sempat Marshal menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba bibir Lara sudah mendarat di bibirnya. Mereka lalu berciuman dengan begitu mesra, awalnya hanya sebuah ciuman lembut namun suasana malam yang semakin syahdu ditambah dengan hujan yang turun dengan derasnya membuat mereka kian menikmati malam itu, hingga dessahan dan errangan mulai terdengar disela kecapan bibir basah diantara keduanya.

Terpopuler

Comments

Linda Purwanti

Linda Purwanti

lanjuuuuut ka weny tanggung

2023-01-15

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

apa yg akan terjadi di antara marshal dan lara ya🤔
lanjut kak weny up nya, jangan buat aku penasaran😂🤭

2023-01-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!