Salah Lagi

Sudah satu jam lamanya, Cinta berada di kamar Lara. Namun, matanya sangat sulit untuk terpejam. Dia lalu bangun dari tempat tidur dan beranjak mengelilingi kamar Lara. Kemudian, dia tertarik untuk berjalan ke meja rias dekat tempat tidur berukuran king size itu.

Pada meja rias itu, tampak beraneka macam jenis make up dan minyak wangi yang masih tertata begitu rapi. Dia lalu membuka salah satu laci pada meja itu, kemudian mengambil sebuah album foto, dan membukanya. Sebuah album foto masa kecil Lara dan Marshal yang Lara bawa ke kamarnya.

Di album itu, tampak Lara saat masih kecil bersama seorang anak laki-laki yang begitu tampan. 'Ini pasti Marshal,' gumam Cinta. Dia sebenarnya sangat terkejut karena wajah Lara saat masih kecil begitu mirip dengannya.

Dia lalu membuka lembaran album satu per satu. Dan pada salah satu lembaran itu, tampak dua orang bayi kembar yang baru saja lahir.

Di foto yang lain, tampak mereka sedang duduk bersama, merayakan ulang tahunnya yang pertama dan kedua, bersama orang tua mereka dan Arya. Lalu, saat Lara berulang tahun di usianya yang ketiga, anak yang begitu mirip dengannya sudah tidak ada. Begitu pula, dengan kedua orang tuanya. Di foto tersebut hanya ada Lara dan Arya, lalu pada ulang tahun Lara yang keempat, sudah ada Marshal kecil di foto-foto mereka.

"Kemana kembaran Lara dan orang tuanya?" gumam Cinta. Lalu pada album yang lain, foto-foto pada album itu berisikan acara pemakaman. 'Siapa yang meninggal?' batin Cinta. Lalu pada foto paling akhir, Cinta melihat sebuah foto tiga buah pusara bernama Ferdi Bagaskara, Lisa Bagaskara, dan Alira Qauline Bagaskara. Jantung Cinta pun semakin berdegup kencang, entah mengapa tiba-tiba tubuhnya bergetar saat membaca nama "Alira Qauline Bagaskara," sahutnya lirih.

Saat dilanda perasaan yang begitu berkecamuk, nada dering ponsel membuyarkan lamunan Cinta. Saat Cinta melihat layar ponsel itu, tampak sebuah panggilan video call dari Lara.

[Cinta, gimana?]

[Maaf Ra, aku udah coba ngomong ke Tuan Arya sama Marshal. Tapi mereka belum percaya kalau aku itu Cinta. Mereka berfikir kalo kamu lagi pura-pura pulang ke rumah untuk mengkhianati kakekmu lagi.]

[Dasar Nick brengssek, pasti dia udah memutar balikkan fakta saat mereka culik gue dulu.]

[Aku akan berusaha meyakinkan mereka, Ra. Kamu yang sabar ya, dan doakan aku agar misiku berhasil secepatnya.]

[Oke Cinta, terimakasih. Eh Cinta, udah dulu ya. Tutup dulu teleponnya. Nick udah pulang.]

[Oke Ra.]

[Tolong langsung telepon aku kalau ada perkembangan, dan jangan pernah sekalipun mengirim pesan, karena akan sangat berbahayaa.]

[Iya Ra. Kamu jaga diri ya.]

[Oke.]

Cinta lalu menutup panggilan telepon dari Lara, kemudian mencoba untuk terlelap.

****

Keesokan harinya, pukul 04.30 pagi, Cinta sudah bangun untuk sholat subuh. Selesai sholat dia lalu melantunkan ayat suci Al Qur'an. Marshal yang sedang melewati kamarnya begitu terkejut melihatnya. 'Lara? sejak kapan dia begitu fasih?' batin Marshal.

Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, Cinta lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Cinta memang sangat senang memasak, dia pun merasa begitu bahagia saat membuka kulkas di dapur dan melihat berbagai bahan yang tersedia di dalam kulkas. Selain itu, dia juga terkagum-kagum dengan dapur yang terlihat begitu mewah.

Saat Lara sedang asyik memasak di dapur tersebut, tiba-tiba Bi Sumi menghampirinya. "Non Lara, apa yang Non lakukan disini? Ini kan tugas bibi sama pembantu yang lain. Di rumah ini pembantu ada 7, Non. Non Lara mending ke kamar lagi aja deh."

"Tenang saja Bi Sumi, aku cuma pingin bikin sarapan buat Tuan Arya dan Mas Marshal."

Bi Sumi pun begitu terkejut melihat tingkah Lara, namun dia hanya bisa menggelengkan kepala dan melihatnya. Dia sebenernya tidak berani membantah, tapi dia juga cemas sesuatu terjadi lagi di dapur ini, seperti kejadian 2 tahun lalu saat Lara mencoba merebus telur, tapi dia lupa hingga air dalam panci habis dan panci tersebut meledak. Bi Sumi masih bergidik ngeri mengingat kejadian waktu itu. Tapi, wanita yang dia lihat sekarang sungguh berbeda dengan Lara yang dulu. Dia tampak cekatan menggunakan peralatan dapur dan meracik bumbu masak.

'Ternyata Non Lara sudah banyak berubah,' batin Bi Sumi.

"Bi kok bengong, ini udah selesai masakannya, yuk kita bawa ke meja makan."

"Iya non, ayo."

Setelah Cinta dan Bi Sumi menghidangkan makanan tersebut di meja makan, tampak Marshal dan Arya turun dengan penampilan yang sudah terlihat rapi.

"Wah sarapannya pagi ini spesial banget Bi, biasanya cuma sarapan sama roti kalau ngga nasi goreng," ujar Arya.

"Mungkin Bi Sumi lagi pengin masak banyak kaya gini," saut Marshal.

"Maaf Tuan Marshal, yang masak bukan saya tapi Non Lara," jawab Bi Sumi.

Seketika Arya dan Marshal pun langsung tersedak, dan memandang ke arah Cinta. "Maaf kalau masakan saya tidak enak," ucap Lara.

"Oh ternyata suamimu sudah mengajari kamu untuk menjadi ibu rumah tangga dengan baik?" sambung Arya.

"Tapi Tuan, saya belum punya suami," jawab Cinta. Arya lalu pergi meninggalkan meja makan, untuk berangkat ke kantor dan melewatkan sarapannya. Sedangkan Marshal, kini tampak mendekat pada Cinta. "Beri aku satu bukti jika kamu bukanlah Lara."

Cinta lalu terdiam, dia begitu bingung harus memberikan bukti apa pada Marshal.

"Dasar pembohong!" bentak Marshal, lalu keluar dari rumah itu. Hatinya sebenarnya terasa begitu sakit saat tahu dulu Lara telah mempermainkan perasaannya. Dan memilih pergi, dan menikah dengan Nicholas.

Rasanya dia begitu hancur saat melihat foto pernikahan Lara dan Nick, padahal sebelum Lara pergi, mereka telah menghabiskan malam romantis dengan untaian kata cinta yang terucap dari bibir mereka. Namun, pagi harinya Lara ternyata memilih pergi dengan Nicholas, dan beberapa hari setelahnya, dia mengirimkan sepucuk surat yang berisikan jika dia ingin hidup dengan Nicholas, dan meminta Arya dan Marshal agar tidak mencarinya. Selain itu, pada surat itu juga ada beberapa foto pernikahan Lara dengan Nicholas.

Arya pun begitu terpukul, begitu pula dengan Marshal yang merasa dipecundangi, dan tentunya dia merasa begitu patah hati.

***

Cinta sudah tak sabar menunggu Marshal pulang, untuk menunjukkan bukti pada Marshal jika dia bukanlah Lara tapi Cinta. Saat pikirannya masih begitu kacau, tiba-tiba suara Marshal membuyarkan lamunnanya. "Bagaimana Lara, apa kau sudah punya bukti?"

"Oooo.., oh sudah," jawab Cinta dengan terbata-bata.

"Mana?"

"Ini," jawab Cinta sambil mengeluarkan KTP. Namun, Marshal hanya tertawa melihatnya. "Apa ini? Semua orang bisa membuat KTP palsu! Hahahaha..." ejek Marshal sambil tertawa dan pergi meninggalkan Cinta.

"Astaga, salah lagi," gumam Cinta.

Terpopuler

Comments

Tiahsutiah

Tiahsutiah

cinta kan lara ngasih kamu surat buat di kasih ke opa dan marshal, kenapa blm di kasih juga🤦‍♀️

2023-01-16

0

Deviastryveads_

Deviastryveads_

kalo ga mau salah lg ke virginanmuu aja jadikan bukti cin, biar percaya tuh si Marshall

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!