Bab.19

Setelah mendapat penjelasan dari petugas panti,Abian mendekati Nenek Sari yang tengah duduk termenung disalah satu bangku taman.

"Hasan,kamu datang Nak?"seru Nenek Sari saat melihat Abian mendekati nya.

Abian mematung ditempat nya saat Nenek Sari yang merupakan Nenek dari Sekar langsung memeluk erat tubuhnya.

"Kenapa baru datang Nak?ibu merindukan mu?"lirihnya semakin membuat hati Abian terenyuh.

"Kita duduk ya Bu,kita bicara sembari duduk,"ucap Abian mengurai pelukkan Nenek Sari ditubuhnya.

Nenek Sari pun menurut dan mengikuti langkah Abian untuk duduk dibangku taman.Tangan nya yang kini sudah nampak keriput itu tidak melepaskan genggaman tangan nya ditangan Abian.

"Bagaimana kabarmu?kenapa selalu bertugas keluar kota?apa dikota ini tidak ada yang perlu kamu tolong?kenapa selalu bertugas jauh?"tanya Nenek Sari yang membuat Abian kebingungan untuk menjawabnya.

"Anak Nenek ini adalah petugas damkar,jadi wajar jika dia pergi bertugas jauh terus,"sela seorang wanita muda yang diperkirakan adalah seorang dokter yang bertugas disana untuk merawat para lansia yang rentan akan penyakit..

"Dokter?kenapa kemari lagi sih?sayakan sudah bilang kalau saya sehat dan tidak perlu minum obat,"keluh NenekSari saat melihta Dokter wanita yang bername tag Cecilia Wongso.

Cecilia tersenyum lembut pada Abian yang menatap datar padany,tanpa ekspresi apapun.Meski saat ini yang berdiri didepan nya seorang dokter yang begitu cantik.

"Tapi Nenek harus tetap meminum obatnya agar bisa pulang dan kembali berkumpul dengan anak dan cucu nenek di rumah,"bujuk Dokter Cecilia.

"Tapi___"

"Benar kata Dokter Bu,sekarang lebih baik iBu minum obatnya biar cepat sembuh dan cepat pulang kerumah,"kali ini giliran Abian yang bersuara.

Nenek Sari pun menurut dan langsung meminum obatnya.Abian pun nampak menemani wanita paruh baya itu bercerita tentang banyak hal.

Namun satu hal yang membuat Abian sedikit heran,dari sekian banyaknya cerita yang diceritakan oleh Nenek Sari tidak sekali pun Nenek itu menyebut nama Sekar.

Setelah waktu jenguk habis,Abian pun menyempatkan diri mengantarkan Nenek Sari kembali kekamar nya.

Dan berpamitan setelah merasa jika Nenek Sari sudah cukup aman.Abian pun beranjak dari sana namun tidak langsung pulang melainkan menemui dokter yang merawat nenek Sari.

Tok tok tok...

"Masuk!''seru dokter dari arah dalam.

Abian pun masuk setelah diperbolehkan masuk oleh pemilik ruangan itu.Abian kembali bertemu dengan wajah cantik itu.

Wajah yang tadi dengan sabarnya menghadapi sikap nenek Sari yang bagaikan anak kecil,susah minum obat.

"Permisi Dok,apa bisa bicar sebentar?"

"Bisa Tuan,silahkan duduk,"

Abian pun langsung masuk dan duduk tepat didepan Dokter Cecilia dan mulai bertanya prihal kondisi nenek Sari selama ini pada Dokter yang merawatnya.

"Mungkin sudah tidak bisa disembuhkan,yang bisa kita lakukan hanya bersabar menghadapi sikapnya yang kadang seperti anak kecil.Tapi saya salut dengan cucunya,meski tidak pernah dianggap dan diakui namun tetap setia merawat beliau dengan baik.Bahkan masa remajanya,dia habiskan untuk bekerja demi menutupi kebutuhan nenek Sari selama dirawat disini."jelas Dokter Cecilia yang membuat Abian sedikit kaget.

"Lalu,anak sama menantunya itu kemana Dok?"tanya Abia pura pura tidak tahu tentang kondisi Arumi saat ini.

"Yang saya tahu,anaknya sudah meminggal 3 tahun yang lalu karena gugur dalam tugas,sedangkan menantunya sudah belasan tahun pergi dan tidak pernah kembali.Nenek Sari hanya hidup berdua dengan Sekar,awalnya semua baik baik saja hingga tiga tahun lalu Nenek Sari yang begitu terpukul atas kepergian putranya menjadi pikun bahkan melupakan cucu nya Sekar.Anda lihat sendiri kan,jika beliau hanya membahas antara Hasan dan Arumi saja,itu karena beliau melupakan Sekar.Oh iya,anda sendiri siapa ya?kenapa saya baru melihat anda kemari?"tanya Dokter Cecil yang memang baru melihat Abian saat ini.

"Oh,saya atasan nya Sekar dan saat ini Sekar sedang bertugas diluar kota,jadi saya yang menggantikan Sekar mengunjungi neneknya,"

"Oh begitu,apa dia baik baik saja?"

"Tentu,dia bahkan bekerja dengan sangat giat demi bisa membayar biaya neneknya selama disini."jawab Abian dengan berbohong.

Karena pada kenyataan nya gadis itu masih mengurung diri didalam kamar miliknya.Dengan tatapan kosong dan juga air mata yang terus mengalih diwajah cantiknya.

Sekar berjalan menuju ke arah balkon dan hendak keluar dari kamar itu,namun sayang,pintu balkon itu terkunci rapat.

Sekar pun kembali berbalik dan meneliti setiap sudut kamar lalu menemukan kursi yang biasa Abian gunakan untuk bekerja didalam kamar.

Sekar membawanya ke arah jendela kamar lalu melemparkan kursi itu hingga membuat jendelanya pecah,lalu Sekar pun langsung berlari dan loncar dari lantai dua rumah Abian

Praaannnngggg

Bruggghhhkkkk

Seketika suara gaduh itu mengalihkan perhatian Mbok Surti dan juga Nela yang tengah sibuk didapur.

Kedua wanita itu pun berlari ke arah belakang tepat dimana suara itu berasal.Dan alangkah terkejutnya Mbok Surti dan Nela saat melihat Sekar sudah tergeletak dilantai dengan darah yang mengalih dari kepalanya.

Terpopuler

Comments

Lucia

Lucia

Ya Tuhan sampe segitunya trauma. Tertekan sm Abian + mau diperkosa dani😔 tanggung jawab kamu abian. Sekar mau bunuh diri seperti mamahmu😔😭😭😭

2025-03-31

0

Soraya

Soraya

kasihan sekar

2024-05-10

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

iman tipis
jiwa terganggu
beban berat

2023-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!