Bing jiazhi terbatuk-batuk, kemudian berusaha memandang Xue Ni. Penglihatannya kabur karena luka-luka di wajahnya. “ukh... ukh... ukh... Berdiam diri saja seperti apa yang kau perintahkan tidak membuatku puas....”
Bing jiazhi kemudian menutup matanya dan tidak sadarkan diri.
Xue Ni menghela nafas dan memikirkan betapa bodohnya pemuda di depannya, menyerang tanpa menganalisis lawannya sebelum bertarung.
Dan ia sedikit kasihan melihat luka-luka sayatan dan lebam di sekujur tubuhnya. Ia yakin, Bing jiazhi memerlukan perawatan lama untuk ia sembuh dari luka-lukanya.
Beberapa tulang patah dan kehilangan banyak darah.
Walaupun Bing jiazhi bukan siapa-siapa baginya, tetapi, ia sudah memilihnya untuk menjadi muridnya, yang berarti ia harus menyembuhkannya dan merawatnya lagi.
Xue Ni tidak mempedulikan cara ia menyembuhkan, tetapi ia mempedulikan biaya untuk membeli bahan-bahan herbal.
Inilah yang membuatnya sedikit pusing. Tetapi dalam memikirkannya, tiba-tiba terdengar....
Krincing.....
Sebuah nada liontin tiba-tiba terdengar dari belakang.
Saat Xue Ni berbalik, Seorang gadis berpakaian hijau datang membawa sebuah mangkuk yang di dalamnya sudah ada cairan berwarna putih jernih...
Ia memiliki mata hitam yang tajam dan wajah yang tirus, tapi sangat tajam dan anggun, seperti seseorang penari ketika menatap. Alisnya seperti di bentuk oleh seorang perias yang sangat ahli; sangat tajam, hitam dan memiliki garis yang sempurna.
Rambutnya berwarna hitam cerah dan berterbangan kala angin bertiup-tiup. Dahinya yang putih tanpa hiasan tampak bersinar di hari yang mendung.
Lehernya di selimuti kerah baju yang sangat indah. Orang-orang pasti akan memandang lehernya yang ramping dan putih, walaupun tidak di hiasi kalung apapun.
Dalam cuaca mendung ini, ia seperti membawa angin segar dengan penampilan hijaunya
Siapa ia?
Ia tidak lain adalah Huang Shu!
Bagaimana bisa ia berada di sini?
Xue Ni terdiam beberapa saat menatap gadis itu. Rasa iri dan kagum muncul di dalam hatinya, sembari bertanya-tanya siapa gadis cantik itu.
Bau bunga teratai tercium ketika Huang Shu melintasinya...
Gadis itu mendekati Bing jiazhi dan memberikan minum kepadanya.
Setelah selesai, Huang Shu berdiri menatap Xue Ni dan mendekatinya.
Dalam beberapa saat, tiba-tiba Xue Ni mengejapkan matanya, Huang Shu sudah tidak ada di sana.
Di mana dia?
Xue Ni tidak merasakan lagi keberadaanya...
...----------------...
Xue Ni merasa kebingungan, ia melihat-lihat sekitarnya, tetapi tidak melihat sosok Huang Shu lagi, terlebih lagi, hawa keberadaannya sudah menghilang seperti tertelan tiba-tiba.
Xue Ni berjalan mendekati Bing jiazhi yang sudah sembuh.
Ia menghela nafas memandang kebodohan pemuda itu. Walaupun lawanmu terlihat lemah, bukan berarti kau mudah memenangkannya.
Setelah memandangnya, tiba-tiba Xue Ni merasakan kehadiran seseorang. Kedua matanya menoleh ke samping. Dan benar saja, seorang nenek-nenek ada di sampingnya, sama seperti dirinya menatap Bing jiazhi yang tidak sadarkan diri.
“Pemuda yang sombong dan memiliki kata-kata yang tajam, berpikir cepat. Xue Ni, kau tidak pernah salah memilih murid. Tetapi, kau harus bekerja keras untuk meningkatkan kekurangannya.”
“Nenek, apakah kau melihat gadis tadi?” dari pada membicarakan Bing jiazhi, Xue Ni lebih tertarik pada sosok Huang Shu.
“Tidak, tetapi... Aku tahu dia siapa.”
“Siapa dia?” Xue Ni sangat penasaran.
“Salah satu murid dari sekte Bambu yang bernama Huang Shu. Salah satu gadis yang memiliki talenta yang tinggi.”
Xue Ni merenung sebentar dan mengangguk. “Ternyata seorang jenius. Aku rasa... Aku sudah menebak apa hubungannya dengan pemuda ini.”
Nenek itu tertawa. “Kita mendapatkan emas hari ini!”
...----------------...
“Kakak! Di mana ayah dan ibu?! Aku ingin bertemu dengan mereka sekarang! Di mana mereka!”
Seorang bocah laki-laki bertanya dengan antusias kepada seorang gadis.
“Di mana mereka kak?!”
Gadis itu tersenyum dan mengusap kepala bocah itu dan tersenyum. “Mereka sebentar lagi akan datang...”
Bocah itu langsung memeluk gadis itu dengan erat, seperti ini adalah terakhir kalinya ia melakukan itu.
Gadis terkejut, tetapi ia kemudian membalas pelukannya.
“kakak.... Tolong, antarkan aku kepada ayah dan ibu.”
Itu adalah sebuah ingatan masa kecil Bing jiazhi ketika ayah dan ibunya meninggalkannya. Mereka berdua meninggalkannya dengan menitipkan anak mereka kepada saudara-saudara yang ada di keluarga. Tidak ada yang mempedulikannya kecuali kakak perempuannya yang bernama Huang Shu. Ingatan-ingatan itu membuat pikiran-pikirannya memikirkan masa lalu yang kelam dan indah.
Walaupun Huang Shu selalu ia sebut kakak, gadis itu hanya lahir beberapa jam lebih lama dari Bing jiazhi. Namun, karena semasa kecilnya, Nenek Huang Shu selalu memerintahkannya untuk menghormati gadis itu, bahkan jika Huang Shu mau, Bing jiazhi harus menjadi pelayannya.
Namun, karena kebaikan hati Huang Shu, gadis itu selalu menganggapnya sebagai saudara dan selalu memberikannya kasih sayang.
Setelah Bing jiazhi sadar, ia sudah berada di rumah tempat biasanya. Ia kemudian membuka pintu, dan cahaya matahari pagi langsung menyusup dari sela-sela pintu. Bing jiazhi beberapa saat tidak bisa melihat, tetapi kemudian ia melihat Xue Ni duduk di meja yang ada di halaman rumah.
Bing jiazhi mengingat apa yang telah ia lakukan kemarin, sehingga ia bergegas kembali ke dalam rumah mengambil pedangnya dan menghampiri Xue Ni.
“Aku terlalu arogan dan sombong.”
“Aku tidak bisa mengajari orang seperti dirimu.” Xue Ni berkata tanpa memandang Bing jiazhi sedikit pun.
Namun, pemuda itu tidak merasa di rendahkan, bahkan tidak di hormati. Bukan karena kesalahannya, tetapi Xue Ni memang selalu bersikap seperti ini. Dengan mendengarkan nada-nadanya, Bing Jiazhi merasakan kehormatan dan perhatian yang tinggi dari Xue Ni.
“jika kau ingin menerima ilmuku, maka kau harus melakukan apa yang aku perintahkan. Sekarang, lakukan seperti kemarin yang aku perintahkan.”
Bing jiazhi mengangguk. “Saatnya menerima hukuman.”
...----------------...
Ketika sang Surya berada di tempat tertingginya, Xue Ni beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke desa Sigi. Ketika ia tiba, sama seperti kemarin, suasana sangat lembab dan penuh awan-awan.
Desa ini memiliki semacam kutukan, yang membuat semuanya terlihat suram, padahal ada orang-orang di sekitar yang sedang lalu lalang, hanya saja tidak bisa di lihat.
Para penduduk di sini semua terkena kutukan.
Xue Ni pernah ingin menghapus kutukan itu, tetapi ia tidak bisa melakukannya.
Setelah berjalan beberapa saat, ia melihat Bing jiazhi bersimpuh tanpa baju. Para bandit memukulinya dengan ganas dan tersenyum. Tetapi luka-luka yang di deritanya tidak parah seperti kemarin. Hal ini Xue Ni yang memerintahkannya. Ia tidak ingin menanggung kerugian yang besar seperti kemarin.
Xue Ni mengangguk dan mendekati mereka.
Para bandit berhenti dan mendekati Xue Ni. Mereka memberi hormat kemudian pergi tanpa berkata apa-apa.
“Kau melakukannya dengan baik, lakukan lagi, sampai kau tahu apa manfaatnya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments