Deru angin mengerikan terdengar dari bawah jurang kematian, seolah-olah suara itu berasal dari neraka dalam perut bumi. Bing jiazhi dan xiao Na berdiri di pinggir jurang menatap lurus ke depan. Bing jiazhi seperti biasa tidak ada ekspresi apa pun di wajahnya, tetapi Xiao Na terlihat enggan dan ada ketidak relaan di wajahnya.
“Ke mana kau akan membawaku?” tanya Bing jiazhi setelah merasakan angin membelai pipinya.
“Ke....” Xiao Na sulit melanjutkan perkataannya. Gadis itu menunduk. Kedua pipinya mulai di aliri air mata.
“Gadis kecil, kenapa kau menangis?”
“Kakak....aku....”
“Apa yang membuatmu menangis?”
“Kak....”
“Bagus gadis kecil, kau akhirnya menuruti perintahku.” Tiba-tiba Xiang Guang muncul dari balik pohon bersama lima orang lainnya.
“Jangan mendekat! Aku sudah membawanya, cepat kembalikan ibuku!” ujar Xiao Na langsung mengeluarkan pedangnya dan bersikap hati-hati.
Xiang Guang tersenyum menyeringai ketika menatap xiao Na dan Bing jiazhi. Orang-orang yang di bawah Xiang Guang tertawa terbahak-bahak.
Tetapi, gadis itu lebih bersikap waspada dan mengeluarkan cincin mandalanya.
Bing jiazhi yang mendengar percakapan di antara Xiang Guang dan xiao Na, mengerutkan kening dan menatap tajam ke arah xiao Na.
“Xiao Na, apakah kau mengorbankanku demi ibumu?”
“Tidak kak, hanya ingin...”
“sudah cukup!”
Xiao Na terkejut mendengar bentakan Bing jiazhi. Ini adalah kedua kalinya ia di bentak seperti ini. Ia hanya bisa diam dan mengatupkan bibirnya.
Bing Jiazhi kemudian menoleh ke arah Xiang Guang, ia kemudian tertawa terbahak-bahak.
“Apa yang kau tertawakan?” Xiang Guang merasa jengkel dengan tawa Bing jiazhi, seharusnya ia yang tertawa seperti itu.
“Kau bajingan tidak tahu malu! Sebagai tuan muda terhormat, kau menggunakan cara-cara licik untuk menculik orang! Sekarang, kau tidak lebih dari semut yang tidak menggunakan otaknya dalam mencari makanan. Tuang muda Xiang Guang, panggil ibumu ke sini dan meminta maaf kepadaku sekarang juga!”
Ekspresi Xiang Guang menjadi lebih tajam dan tanpa sadar menekan giginya. Semut tampak otak? Siapa yang dia bilang semut tanpa otak? Xiang Guang mengeluarkan pedang dan melemparkannya dengan mudah.
Xiao Na bergerak cepat menahan serangan itu, tetapi dengan kekuatannya saat ini, ia tidak bisa melakukannya, sehingga pedang gadis itu patah, dan akhirnya ia terjatuh.
Pedang Xiang Guang berputar-putar menuju Bing jiazhi. Namun, sebelum mengenainya, Bing jiazhi mengangkat tangannya, kemudian jari telunjuk dan jari tengahnya menjepit pedang itu dengan mudah.
Semua orang terkejut, termasuk Xiang Guang. Seorang pemuda cacat mampu menahan serangannya dengan mudah, adalah sesuatu yang tidak pernah di pikirannya, termasuk yang lainnya.
“Tuan muda Xiang, aku perintahkan sekali lagi, cepat panggil ibumu ke sini!” Bing jiazhi melempar pedang Xiang Guang ke atas dan menggapai ganggangnya.
“Aku tidak akan melakukan itu!” ujar Xiang Guang dan menambahkan, “Ternyata aku salah menilaimu.”
“Kau tidak salah, aku memang tidak mempunyai kelebihan selain melakukan gerakan tadi.”
Siapa pun yang mendengar perkataan Bing jiazhi tidak akan percaya apa yang di ucapkannya. Dengan kekuatan Xiang Guang, hanya seseorang yang setingkat setara dengannya yang bisa melakukan itu. Jadi, apakah Bing jiazhi berada sama dengan tingkatnya saat ini?
Setelah tersadar dari keterkejutannya, Xiao Na kemudian mendekati Bing jiazhi dan bersiap bertarung lagi.
“Tuan muda! Aku sudah membawanya, anda harus menepati janji anda!”
“Aku akan menempatinya jika dia mau menjatuhkan dirinya ke dalam jurang itu.”
Demi mengantisipasi terjadinya pertarungan, lebih baik meminta syarat itu untuk melakukannya. Xiang Guang merasa khawatir jika Bing jiazhi bukan orang biasa dan sulit membunuhnya.
“Bagaimana? Apakah kau menerimanya, gadis kecil?”
Xiao Na di liputi dilema antara memilih ibunya atau Bing jiazhi.
“Tenang saja, aku membawa ibumu kemari.” Xiang Guang menepuk tangannya.
Dari balik pohon muncul dua orang membawa seseorang wanita yang di ikat.
“Jangan melakukan itu Xiao Na! Ibu rela berkorban demi orang lain!” ujar wanita paru baya itu setelah penutup mulutnya di lepaskan. Ia tidak lain adalah ibu Xiao Na.
Xiao Na terdiam dan menatap ibunya. Kemudian menatap Bing jiazhi yang kini terlihat tenang. Sangat sulit baginya untuk memilih di antara dua orang ini. Jika ia memilih Bing jiazhi, sama saja dengan dirinya egois yang mementingkan dirinya sendiri dan tidak setia dengan pertemanan yang telah ia perbuat. Tetapi jika ia memilih ibunya, ia sama saja dengan menjadi anak durhaka yang tidak menyelamatkan ibunya semaksimal mungkin.
Ia tidak punya pilihan, ia sedikit mengangkat wajahnya dan membuka mulutnya. Namun sebelum satu kata keluar dari mulutnya, tiba-tiba Bing jiazhi berkata.
“Xiao Na, biarkan aku saja yang melompati jurang ini.”
Xiao Na berbalik menatap Bing jiazhi yang berada sangat dekat dengan bibir jurang.
“Tapi kak....?”
“Kau tidak perlu khawatir, orang sampah sepertiku tidak akan pernah berguna di dunia ini. Ibumu lebih berharga dari diriku.”
“Tapi kak.... Kau seharusnya tidak berkorban demi diriku!”
“Aku memang di targetkan olehnya untuk melakukan ini. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan ibumu selain mengorbankan diriku.”
Bing jiazhi kemudian menatap Xiang Guang, dan berkata, “jika aku di lahirkan kembali, aku akan membalas ini dua kali lipat atas apa yang kau lakukan kepadaku hari ini. Aku pastikan tangan dan kakimu tidak akan berada pada tempatnya. Camkan itu!”
Xiang Guang tersenyum “Aku akan selalu menunggumu.” Xiang Guang kemudian menatap dua bawahannya.
Dua orang yang di tatap mengangguk, kemudian berlari menunju Bing jiazhi.
Xiao Na ingin cepat bergegas menyelamatkan Bing jiazhi, tetapi di halangi oleh orang-orang Xiang Guang.
Xiao Na ingin mengeluarkan pedang, tetapi tiba-tiba dia mendengar suara kayu hancur, dan Bing jiazhi sudah tidak ada di tempat. Xiao Na terpaku menatap ke arah Bing jiazhi sebelumnya berada. Air matanya menetes.
“Hahaha! Sampah tidak berguna memang layak mendapatkannya!”
Xiang Guang dan orang-orangnya kemudian pergi dari sana.
Ibu Xiao Na menghampiri anaknya itu, “Nak...”
“Ibu... Apakah aku salah?” tanya Xiao Na seraya memeluk ibunya dan menangis.
...----------------...
Kubah malam sudah menutupi langit seperti selimut bermotif bintang-bintang. Huang Shu yang cantik berdiri di pinggir jendela menatap pohon Willow di bukit belakang yang sangat indah terlihat di malam hari.
Wajah cantiknya yang selalu tajam dan menusuk sedikit di penuhi kekhawatiran.
Ia khawatir terjadi apa-apa dengan Bing jiazhi, jika terjadi sesuatu dengannya maka hidupnya akan terancam.
“Aku sebaiknya belajar.”
Ia kemudian pergi ke meja belajarnya.
...----------------...
Malam semakin larut dan burung-burung malam mulai mengeluarkan suara indahnya.
Suara ketukan terdengar dari arah pintu, membuat Huang Shu gembira. Ia yakin jika itu adalah jiu jiu, dan semua rasa khawatirnya akan menghilang. Tetapi, ternyata ia adalah Xiao Na yang menatapnya dengan ekspresi rumit.
“Mengapa kau datang ke sini?”
“Kakak senior, kakak Bing telah tiada.”
Bibir Huang Shu tiba-tiba terkatup. Ekspresinya menjadi lebih gelap dari sebelumnya. Ia kemudian tertawa terbahak-bahak. Kemudian mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya ke leher Xiao Na.
“Apa yang kau katakan?”
Xiao Na tertegun sebentar. Bibirnya yang sulit terbuka akhirnya bisa mengatakan yang sebenarnya.
Huang Shu terdiam dan menutup pintu. Ia bersandar di pintu, kemudian perlahan-lahan terjatuh dan duduk.
“Apakah dia benar-benar mati?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments