“Kau terlalu banyak minum.”
“Tidak! Ambilkan!”
“Sudah habis.”
Huang Shu terpaksa berbohong kepadanya, tetapi itu berhasil.
Tidak beberapa lama Jiu jiu datang. Ia langsung bersujud. “nona... maafkan saya, saya yang telah membuat tuan Bing seperti ini; saya juga telah memberikannya arak. Maafkan saya. Saya tidak sengaja melakukannya. Saya pantas di hukum...”
“Dia sedang demam. Mungkin karena tekanan metal dan fisik yang di laluinya. Ini bukan salahmu. Jiu Jiu ambilkan aku baskom berisi air hangat dan selembar kain, aku harus mengompresnya.”
“Baik, baik nona.”
“Orang-orang akan tertawa melihat seorang jenius sepertimu menggunakan darah orang sepertiku untuk mendapatkan uang. Orang-orang pasti langsung menyerangmu dan mencaci makimu setelah mendengar kau menggunakanku sebagai sumber keuangan. Betapa ironisnya orang sepertimu, di puja-puji tetapi tidak bisa menghasilkan uang dengan cara sendiri.” Bing jiazhi tertawa.
Huang Shu tidak menjawab atau pun berusaha bertanya dari mana Bing jiazhi mendapatkannya. Fokusnya hanya untuk menyembuhkannya. Jika terjadi apa-apa kepada Bing jiazhi, nyawanya akan terancam. Ia tidak bisa berbicara apa pun yang membuat hati Bing jiazhi sakit. Ia hanya berkata, “diam saja.”
Bing jiazhi memejamkan matanya dan menyadarkan tubuh dengan lembut di kulit pohon tua. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut sore ini, membuat rumput-rumput bergoyang. Awan jingga terus berjalan di langit, matahari perlahan-lahan menutup cahayanya. Dari jarak mereka berada, mereka bisa menikmati keindahan lanskap di sore hari.
“kenapa kau memanggilku Bing jiazhi? Apakah kau mengenalku?”
“kau akan mengetahuinya nanti. Aku sedang memesan obat untukmu.”
Bing jiazhi tidak berlanjut berkata. Ia perlahan-lahan tertidur.
“Nona, ini.”
“peras airnya.”
Jiu Jiu mengangguk kemudian melakukan apa yang di perintahkan.
“Nona, kenapa anda tidak menggunakan kemampuan medis anda?” tanya jiu-jiu sembari menyerahkan kain basah.
“Aku tidak boleh sembarangan menggunakannya. Bing jiazhi memiliki tubuh yang unik, aku takut jika menggunakan itu akan terjadi apa-apa dengan tubuhnya.”
Jiu jiu mengangguk. Ia mengerti, pasti sudah terjadi apa-apa dengan Bing jiazhi sebelumnya, yang tidak ia ketahui.
“nona... biarkan hamba saja yang melakukannya. Tuan Bing bisa menjadi seperti itu karena hamba, biarkan hamba melakukannya untuk menebus perbuatan hamba.”
Huang Shu menggeleng pelan. “Aku mengetahui bagaimana sikapnya. Ketika ia sedang di tinggal orang tuanya, ia akan menangis dan mengunci pintu di kamar, tetapi ketika ia bersamaku, ia akan lebih tenang seperti ini. Hanya beberapa orang yang bisa membuatnya tenang.”
“tapi nona...”
“Tidak apa-apa. Biarkan ia beristirahat dulu. Aku akan menunggunya bangun. Ia saat ini sedang demam, aku tidak bisa mengabaikannya.”
“tapi nona, dia seorang budak, dia tidak pantas menerima perlakuan nona seperti ini. Biarkan dia di sini saja. Hamba akan menjaganya. Nona tidak perlu melakukan itu. Nona pasti lelah setelah berlatih seharian. Nona memerlukan istirahat.”
“kau benar, tapi aku tidak punya pilihan. Akhir-akhir ini, ia bersikap aneh dan buruk. Memberinya seperti ini sebagai kompensasiku yang telah melakukannya dengan buruk.”
“jika itu keputusan anda, hamba akan melakukan yang terbaik.”
Huang Shu mengangguk. “ambilkan aku selimut.”
“Nona...anda akan tidur disini?” jiu jiu terkejut mendengar itu.
“tidak, tapi dia.”
“Oh, hamba mengerti.”
****
Setelah memberikan selimut untuk Bing jiazhi, mereka kemudian pergi dari sana. Keesokan harinya, jiu jiu memastikan keadaan Bing jiazhi. Bing jiazhi sudah lebih baik. Wajahnya sudah terlihat lebih bugar dan luka-luka di pergelangan tangannya sudah mengering, dan yang paling penting, ia sudah terlihat normal dan tenang.
“Ambilkan aku arak.” Dengan nada yang masih lemah, Bing jiazhi meminta arak kepada jiu jiu.
“Maaf tuan, hamba tidak bisa memberikannya. Ini perintah nona, hamba tidak berani melanggarnya.” Walaupun Bing jiazhi tidak bisa melihat, jiu jiu tetap memberikan pelayanan terbaiknya. Bing jiazhi juga majikannya.
Bing jiazhi menghela nafas. “Aku ingin makan.”
Jiu jiu bersimpuh, kemudian mengeluarkan semangkok nasi putih seperti biasa.
“tuan makan.” Jiu jiu mengulurkan tangannya.
Bing jiazhi mengangguk dan mulai makan. Ia sudah terbiasa makan hari ini, dan terlihat sangat lihai. Tidak seperti hari-hari sebelumnya yang kesulitan melakukannya. Entah mengapa ia bisa melakukannya setelah bisa mendengar orang-orang berbicara dengan jelas dari jarak yang sangat jauh. Itu adalah keberuntungan baginya.
Di siang hari, Xiao Na datang membawa buah-buahan. Gadis itu seperti biasa tersenyum manis, walaupun Bing jiazhi tidak melihatnya.
“kakak, hari ini aku membawa buah-buahan.”
“Kenapa kau tidak berlatih hari ini?”
Saat tiba di samping Bing jiazhi, gadis itu bersimpuh dan mulai mengupas buah-buahan. “Aku tidak ada kelas hari ini. Jadi, aku bisa menemani kakak hingga di sore hari.”
“Ini kak.”
Bing jiazhi mengambil kemudian memakannya dengan tenang.
“kakak.... Apa kakak marah waktu itu?” Tanya Xiao Na setelah melihat Bing jiazhi menggigit buah jeruk yang di bawanya.
“Untuk apa? Apa kau tidak datang kemarin karena itu?” Bing jiazhi tertawa, menertawakan Xiao Na yang karena itu, ia tidak berani mengunjunginya. Ia merasa heran juga tidak menyadari Xiao Na tidak mengunjunginya.
Gadis itu bersemu merah setelah di tertawakan seperti itu. Ia sebenarnya tidak ingin menanyakannya, tetapi ia tidak bisa tenang jika belum mengetahuinya. Namun, kini ia harus menanggung malu akibat pertanyaan konyolnya itu. Seharusnya ia tahu bagaimana keadaan hati Bing jiazhi setelah melihat raut mukanya yang tenang.
Tapi, namanya juga manusia, hatinya berbeda-beda dan rasa ingin tahunya juga berbeda-beda.
“Kakak, ini.” Xiao Na lagi-lagi memberikan jeruk yang telah di kupas.
*****
Di sore hari, Huang Shu memeriksa tubuh Bing jiazhi dan membawakannya beberapa obat.
Keesokan paginya, jiu jiu akan mengantarkannya makan. Dan, di siang hari, kadang-kadang Xiao Na mengunjunginya.
Mereka kadang-kadang hanya makan, atau jika ada waktu lebih akan bercerita dan latihan di sana. Bing jiazhi dengan tenang melihatnya.
Selain itu, di sore hari, ia akan menerima pengobatan dan caci makian dari Huang Shu. Meski gadis itu galak, ia sangat memperhatikan kesehatan Bing jiazhi.
Siklus itu terus berlanjut hingga berhari-hari hingga akhirnya Bing jiazhi sembuh dan kembali melakukan aktivitasnya.
...----------------...
“Cepat, selidiki pria cacat itu,” perintah Xiang Guang seraya menatap dari balik jendelanya bagaimana Huang Shu memegang tangan Bing jiazhi, seperti melakukan pengobatan atau merawatnya.
Ia sudah berhari-hari melihat kejadian ini di sore hari. Ia tidak pernah menyadari jika ada hubungan di antara Huang Shu dan pria cacat itu tidak sesederhana itu. Ia mencibir dirinya karena terlalu bodoh tidak menyadari kejadian seperti ini.
Xiang Guang tidak pernah peduli Bing jiazhi memiliki hubungan semacam kerabat dan saudara, tetapi ia sangat khawatir jika Huang Shu memiliki hubungan semacam cinta atau sesuatu yang lebih serius.
Mungkin pemikiran ini terlalu berlebihan terhadap Bing jiazhi, yang hanya seorang pria cacat, yang tidak mungkin bisa menarik perhatian Huang Shu yang cantik jelita dan tidak memandang orang rendahan, bahkan terhadap dirinya yang terpandang tidak pernah di pedulikan.
Tetapi, demi memastikan semuanya baik-baik saja, ia harus menyelidiki latar belakang pria cacat itu. Di dalam pikirannya, tidak mungkin Huang Shu merawatnya seperti ini dan selalu menyembuhkannya ketika ia sedang memukulinya, lebih baik membiarkannya terluka dari pada menyembuhkannya, yang hanya membuang-buang tenaga dan waktu. Tentu ada hubungan penting di antara mereka yang harus Xiang Guang pecahkan.
Ia kemudian menutup jendela dan pergi setelah orang yang di perintahkannya pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
syarif ibrahim
cemburu kok sama orang buta..... makanya namanya cemburu buta... cemburu sama si buta... 🤭😁
2024-03-12
2