Hari demi hari terus berlalu, Huang Shu tetap berlatih dan berlatih, walaupun di hatinya di penuhi khawatiran. Rasa khawatirnya kadang-kadang membuat latihannya menurun dan kadang-kadang ia di beri nasehat oleh tetua Shui Liu.
Ia hanya menerima peringatan itu, tetapi kembali melakukan kesalahan dan kesalahan.
Jiu jiu yang melihat majikannya ingin terus menghibur, bahwa semuanya baik-baik saja. Namun semua usahanya sia-sia.
Tetua Shui Liu yang merasakan ada sesuatu yang mengganggu Huang Shu memanggilnya untuk bertemu dengan tetua pembimbingnya.
Ia akhirnya di panggil oleh guru pribadinya dalam sebuah ruangan.
“Apa yang membuatmu seperti ini?” tanya tetua sembari memandang ke arah tembok dengan tenang.
Nadanya sangat mengandung keprihatinan dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Huang Shu duduk bersimpuh di atas platform kedua. Ia menunduk, membuat rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya. Ia tidak lebih seperti seseorang anak kecil yang dimarahi saat ini.
Huang Shu mengepalkan kedua tangannya yang berada di atas gaun hijaunya, dan mengangkat wajahnya dengan penuh prihatin, “Guru tidak bisa melakukan apa-apa, aku juga tidak bisa mengatakannya. Untuk apa aku harus mengatakan hal rahasia seperti ini kepada anda, guru?”
Nada Huang Shu penuh dengan kesedihan dan penderitaan.
Tetua diam sejenak. Kemudian berkata dengan tenang, “apakah ini tidak ada hubungannya dengan sampah itu?”
“Tentu saja tidak. Sampah adalah sampah, untuk apa aku mengkhawatirkannya, tetapi hanya saja...” kata-kata Huang Shu terputus.
“Hanya apa?”
Huang Shu kembali menunduk dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa mengatakannya.”
Tetua berbalik dan menatap Huang Shu dengan penuh keseriusan.
Ruangan itu menjadi hening seketika.
...----------------...
Musik air yang terjatuh dari atas tebing seperti terdengar alunan musik alam yang tenang dan merdu.
Di bawah air terjun terdapat genangan air yang dalam dan sangat jernih. Airnya berwarna biru cerah. Pohon-pohon berdiri melingkarinya, beberapa akar-akar menjuntai ke bawah menyentuh air. Ada beberapa batu hitam cerah menghiasi pinggir-pinggirnya.
Di antara deretan pohon-pohon, pohon bunga histeria tumbuh di atas batu dengan akar-akar mencengkeram batu besar di bawahnya.
Di sana sosok anggun bersila sambil memahat kayu berbentuk pedang di pangkuannya.
Ia sedang memahat tulisan indah yang bertuliskan, ‘kemalangan di musim semi.’
Ia meniup hasil pahatannya, kemudian mengambil lagi beberapa pahat dan mulai melakukan tugasnya kembali.
“kakak senior, apakah sampah ini bisa berguna untukmu?”
Tidak jauh dari sana, di atas batu, seorang wanita berpakaian han fu warna warni duduk. Di pangkuannya ada kampas lukis, ia sedang melukis air terjun itu. Ia tidak menoleh ketika bertanya, dan tetap melakukan tugasnya.
Wanita itu sangat indah terlihat di sore ini. Gaun warna merah, hijau, biru dan kuningnya menyebar indah di atas batu. Rambut hitam panjangnya yang berkilauan menyentuh batu di bawahnya.
“Dia bukan sampah, tetapi permata yang di penuhi karatan.”
“kakak senior, itu sama juga dengan sampah yang tidak berguna. Pemuda itu tidak bisa berkultivasi, dan kedua kaki dan tangannya tidak berguna. Apa yang senior harapkan dari barang sampah seperti itu? Di dunia ini ada banyak orang-orang yang akan mengantre jika senior ingin merekrut murid.”
“Apa kau mau bertaruh?”
“Apa itu?” wanita yang melukis berhenti dan menatap wanita yang ada di bawah pohon histeria.
“Jika muridku, bisa memenangkan kompetisi pertarungan di kekaisaran bintang biru, apakah sekte lukisan langit mau memberikan Sheng Shu kepada muridku, dan pada saat itu, mereka harus menikah, apakah kau berani?”
Wanita pelukis terdiam.
“Kau mengatakan, jika dia adalah sampah, lalu mengapa kau tidak berani bertaruh dengan sampah?” wanita itu dengan tenang tetap melakukan tugasnya.
“baik, sekte kami akan menerimanya, tetapi jika murid senior kalah, maka kami ingin anda tinggal di sekte kami dan mengajar di sana.”
“Kita bersepakat.”
Wanita pelukis berdiri, ia kemudian melepaskan lukisan yang telah di buatnya. Lukisan itu berputar-putar di langit dan mengarah ke wanita di bawah pohon histeria.
Namun sebelum lukisan itu menyentuh lantai, tiba-tiba berhenti.
Wanita yang memegang pahat memandang lukisan yang telah di buatnya.
Itu adalah lukisan seorang wanita setengah badan menangis dan air matanya menjadi air terjun di sebuah pemandangan yang sangat indah.
Rambutnya menjadi pohon-pohon hitam menyelimuti pinggiran, dan tangan kanannya menjadi ranting-ranting pohon yang indah.
“Benar-benar pelukis yang handal.”
...----------------...
Bing jiazhi duduk di atas kursi rodanya menatap langit malam. Ekspresi yang sama seperti biasanya muncul di wajahnya.
“minum ini.” Wanita berpakaian ungu muncul dan menyerahkan sebuah ramuan kepadanya. Ia tidak lain adalah wanita tadi bersama wanita pelukis. Rambutnya di potong pendek, namun sangat indah di lihat.
Bing jiazhi tidak menerimanya, tetapi ia berkata, “Jika aku mati, semua penderitaan ini akan tidak ada lagi.”
“Aku adalah sampah, kenapa kau menolongku?”
“Aku tidak menolongmu, tetapi langitlah yang telah menolongmu.”
“Kenapa sampah sepertiku di tolong? Siapa aku, mengapa orang-orang memanggilku dengan nama Bing jiazhi? Siapa dia?”
“kau akan mengetahuinya nanti. Semua ingatanmu akan kembali dalam 10 hari ke depan. Cepat minum obat ini.”
Bing jiazhi menerima dan meminumnya. “Apakah dengan meminum ini, aku kembali bisa melihat? Apakah dengannya juga aku bisa kembali berdiri?”
“kau akan mengetahuinya nanti.”
Wanita itu kemudian pergi dari sana.
...----------------...
Hari-hari berikutnya wanita itu terus memberi ramuan itu kepada Bing jiazhi. Namun, tidak setiap saat Bing jiazhi akan menerima ramuan itu, sehingga kadang-kadang wanita itu memaksa membuka mulutnya dan menuangkannya dengan paksa.
Hal pertama yang Bing jiazhi rasakan ia mulai bisa melihat kembali, dan sangat gembira atas pencapaiannya itu. Ia juga tidak pernah menyangka pemandangan yang selalu ia lihat di pagi dan di sore hari sangat indah.
Meski ia belum bisa berjalan, ia sangat bersyukur akhirnya bisa melihat kembali, sehingga membuatnya bisa berjalan-jalan tanpa Xue Ni wanita yang mengobatinya.
Setiap pagi ia akan menikmati pemandangan indah air terjun, dan Xue Ni selalu mengunjungi untuk memberi ramuan itu dan pergi tanpa berkata sepatah kata pun.
Kali ini di sore hari Xue Ni kembali datang membawa cangkir yang berisi obat yang sangat tidak disukainya.
Wanita itu memiliki wajah yang dingin dan nada yang tidak ramah, tetapi wajahnya yang dingin dan tajam, serta rambut kuning cerahnya sangat elegan untuk di lihat. Apalagi jika ia sekarang memakai gaun berwarna kuning yang sangat serasi dengannya, membuat tampak lebih indah.
Xue Ni menyodorkan cangkir berisi cairan kepada Bing jiazhi tanpa memandangnya.
Bing jiazhi menerimanya dan kemudian meminumnya.
“Aku menolongmu bukan tanpa alasan.” Tiba-tiba Xue Ni berbicara Namun pandangannya menatap lurus ke arah kolam air terjun.
Xue Ni tidak perlu mendengar apakah Bing jiazhi menjawab atau tidak, ia melanjutkan, “aku ingin kau memenangkan turnamen pertarung di pusat ibu kota kekaisaran bintang biru, yang di adakan dua tahun ke depan.”
Ada jeda lama yang di penuhi germicik air terjun sebelum Xue Ni melanjutkan. “Aku tidak peduli entah kau menerimanya atau tidak, entah kau merasa tidak mau atau tidak. Yang aku inginkan harus kau melakukannya.”
“Aku hanya sampah, bagaimana kau bis–” tiba-tiba Bing jiazhi terdiam dan terpaku setelah satu butir bunga daileo menjadi jarum-jarum yang sangat tajam sangat dekat dengan lehernya.
“Kau cepat tanggap juga. Panggil aku gurumu, dan sembahlah diriku, maka dengan itu, kau tidak akan menjadi sampah lagi!” Xue Ni saat mengatakan kata-kata terakhir berbalik menatap Bing jiazhi.
Bing jiazhi terpaku melihat dan merasakan aura yang keluar dari tubuh Xue Ni. Aura yang di pancarkannya sangat mengintimidasi dan mematikan.
“Apa yang kau tunggu, cepat bersujud dan sembah diriku!”
“Kakiku tidak bisa di gerakkan. Apakah kau tega membuatku bersujud dengan kaki seperti ini?” Bing jiazhi menyangga dengan tenang.
“besok datang ke tempat biasa aku duduk.” Xue Ni meninggalkan Bing jiazhi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
syarif ibrahim
dimana lagi ini.... kenapa bisa seperti ini.... 🤔🤔🤔
2024-03-13
0