Dua orang mulai maju setelah mendengar dua nama yang diucapkan. Salah satunya adalah seorang gadis mungil cantik. Ia memiliki rambut di ikat dua dan di potong pendek. Ada bando di kepalanya membuatnya terlihat gembira dan lucu. Yang satunya lagi seorang pria berambut hitam pirang. Kedua orang itu langsung memberi hormat dan saling menjaga jarak.
“perlihatkan kemampuan kalian setelah berlatih selama ini.”
Kedua mengangguk dan menjaga jarak lebih jauh.
Keduanya mengeluarkan senjata masing-masing. Bai Ling mengeluarkan tombak panjang dengan ujungnya sangat panjang. Sementara Zou ya mengeluarkan pedang panjang putih, berkilauan seperti matahari menyinarinya. Tidak hanya itu, ganggangnya berwarna hijau muda dengan gantungan dua lonceng.
“Kalian mulailah.”
Setelah mendengar perintah Shui Liu, mereka bersama-sama berlari berlawanan. Dahi Zou ya bersinar ungu, dua cincin mandala muncul. Ia sudah berada di tingkat senior Mandala menengah. Dari dalam bajunya cahaya ungu bergerak ke dalam lengan kanannya. Kekuatan penguat bagian lengan. Ia ingin memperkuat lengan kanannya. Namun tidak ada muncul otot-otot kuat seperti pria yang menyerang Xiao Ya.
Kekuatan penguat memang menjadi hal yang biasa di lakukan bagi para siswa seperti mereka. Ada tiga gulungan yang di berikan oleh tetua dan salah satunya adalah kekuatan penguat. Gulungan ini bisa di terapkan di mana saja, entah di kaki, tangan pedang-pedang, di mana saja, asalkan siswa itu mampu melakukannya.
Bai Ling tidak ketinggalan juga, satu cincin mandala muncul di dahinya, dan cahaya hijau kental keluar darinya. Kemudian tombaknya bersinar hijau terang.
Saat mereka saling berdekatan, Bai Ling menghentakkan tongkatnya ke tanah, sementara ia melompat ke atas, kemudian melewati Zo Ya yang mempersiapkan pedangnya. Pemuda itu kemudian memegang erat tombaknya, kemudian mengayunkannya secara cepat ke bawah tepat ke punggung Zou ya
Dang!!
Zou ya bertindak cepat, ia menahan tombak itu dengan pedangnya dan sudah berbalik. Dalam hal ini ia sangat refleks. Zou ya kemudian menendang tombak Bai Ling ke samping, sementara ia mengayunkan pedangnya ke samping. Ada perbedaan kecepatan gerakan pedangnya dan laju tubuh Bai Ling.
Ia memiliki rencana untuk menebas Bai Ling di udara. Tetapi, meski Bai Ling sangat tidak diuntungkan, ia mampu memindahkan tombak ke satu tangannya lagi dan menjadikannya perisai.
Tetapi, dalam hal kekuatan ia kalah dengan Zou Ya, menyebabkan dirinya bergerak ke belakang dan berdiri beberapa meter dari tempat sebelumnya.
Zao ya tentu saja memanfaatkan kesempatan ini, ia mengeluarkan cahaya lagi dari dahinya. Kemudian pedangnya bersinar terang berwarna putih. Jika seseorang memiliki dua cincin mandala, ia bisa menggunakan dua gulungan dalam waktu bersamaan. Tentu saja tidak semua kasus bisa seperti ini.
Zou ya mengayunkan pedangnya secara vertikal dari bawah ke atas. Bai Ling menangkisnya.
Zou ya tersenyum. Tidak beberapa lama tombak Bai Ling patah. Dengan cepat, Zou ya menendangnya, membuat tubuh pemuda itu terlempar beberapa meter.
“kau kalah.” Zao ya mengarahkan pedangnya kepada Bai Ling sebelum Bai Ling bergegas berdiri.
Shui Liu mengangguk dan memerintahkan mereka untuk kembali.
“ini adalah pertarungan yang bagus. Meski Bai Ling memiliki satu cincin mandala, ia bisa memanfaatkan itu dengan sangat baik. Bai Ling sangat tepat ketika mengeluarkan satu kemampuannya kepada tombaknya, karena tubuh fisiknya sudah memumpuni, tetapi tidak untuk senjatanya. Sementara Zao ya sendiri, ia juga sangat tepat mengaplikasikannya. Di sini keduanya sama-sama bijak dan kuat, hanya saja berbeda tingkat. Tetapi... Jika Bai Ling bisa bertahan lebih lama dan menghabiskan semua kekuatan Zao ya, maka akan berbeda hasilnya. Namun, hal itu sungguh sulit untuk di lakukan, namun, dengan terus berlatih kalian bisa menguasainya. Kalian paham!?”
“paham guru!”
Shui Liu mengangguk dan memanggil orang-orang yang lainnya.
Sementara jauh di bukit belakang sekte, Bing Jiazhi duduk dengan tenang, menikmati desiran angin dan daun-daun pohon Willow berjatuhan. Ia merasa sangat familiar dengan adegan di depannya, ia seperti mengenalnya tetapi di mana. Meski jaraknya jauh dari aula dan buta, ia masih bisa merasakan gerakan dan pertarungan yang terjadi.
“kau pergi saja. Aku ingin sendiri,” katanya kepada Jiu Jiu yang berdiri di sampingnya.
“Mohon maaf tuan, aku di perintahkan nona untuk menjaga tuan.”
“Aku tidak perlu di jaga seperti ini!”
“Mohon maaf Tuan, aku harus melaksanakan perintah.”
“Kenapa kau mau di jadikan pelayan oleh wanita iblis itu. Dan, mengapa hari ini aku harus di jaga? Apakah wanita itu takut jika aku akan bunuh diri?”
“Tuan berpikir terlalu jauh. Nona memerintahkannya agar tuan baik-baik saja setelah kejadian kemarin, tuan seperti orang gila.”
“Bukan aku yang gila, tapi dia! Sangat lucu menganggapku gila!” Bing jiazhi tertawa.
Jiu Jiu hanya bisa diam dan menuruti perintah Nonanya.
“Apa yang wanita iblis itu lakukan, sehingga memiliki pelayan seperti dirimu? Apakah gajih yang di berikan hasil dari penjualan darahku?”
“Bukan tuan.”
“Lalu apa?”
“Hamba tidak berani menjawab.”
“bajingan!” Bing jiazhi memukul sisi kursi roda kemudian menghela nafas. “Ambilkan aku secangkir arak.”
“.....”
“Aku tidak akan pergi. Jika kau tidak membawakannya, aku akan melaporkan ini kepada wanita itu.”
“Tuan harus menjaga kata-kata tuan.” Jiu Jiu kemudian pergi dari sana.
Bing jiazhi menikmati semua pertarungan dari jauh dan mendengarkan setiap kritikan yang datang dari pria sesepuh itu. Ia merasa heran, bagaimana bisa mendengar sejauh ini.
Pertarung-pertarungan terus berlanjut. Bing jiazhi menikmatinya.
Hingga giliran Huang Shu terjadi. Ketika para murid mendengar nama Huang Shu mereka semua menjadi lebih tegang dan bersemangat. Huang Shu Adalah siswa jenius, ia berada di tingkat alam Mandala tiga puncak, yang melampai semua teman-temannya.
Seorang gadis langsing berdiri di seberangnya. Ia memiliki tubuh yang ramping. Ada jejak keraguan di kedua matanya, tetapi ia berusaha untuk menjaga keberanian agar tidak goyah.
Kala tetua mengucapkan memulai pertarungan, Huang Shu dan gadis itu langsung mengeluarkan cincin mandala masing-masing. Memang benar, Huang Shu memiliki tiga cincin mandala dan cahaya putih muncul dari dahinya. Sementara gadis itu, memiliki dua Mandala, ia sekarang berada di Mandala senior dasar.
Gadis itu langsung menggunakan kekuatan penguat pada kaki dan tangannya. Sementara yang satunya lagi, ia menggunakannya pada pedang. Pedangnya tambah panjang dan lebih panjang, sekitar 5 meter. Ini adalah salah satu gulungan yang di berikan selain gulungan penguat yaitu elastis. Pedang itu bisa memendek dan memanjang serta melengkung sesuai keinginan penggunanya. Tentu saja, kemampuan yang lebih tinggi akan memerlukan bakat yang lebih tinggi pula.
Gadis itu mengayunkan pedangnya ke belakang, tepat ketika itu, ia menghentakkan kaki kanannya dan berlari cepat ke depan.
Yang paling membuat orang-orang terheran, Huang Shu tidak bergerak, ia hanya menatap tenang ke depan.
Di antara para siswa ada yang mulai membicarakannya. Tetua hanya bisa mengerutkan keningnya, ia sangat teheran dan ingin memprediksi apa yang di lakukan gadis itu. Jika saja gadis itu memiliki kekuatan tingkat rata-rata, ia tidak akan berusaha menebaknya.
Kala setengah jarak yang telah di capai gadis itu, Huang Shu baru bergerak maju. Pedangnya menunjuk ketika ia berlari dengan tangan kirinya.
Gadis itu juga melakukan gerakan yang sama. Panjang bilah gadis itu dan Huang Shu sangat berbeda. Gadis itu yang akan di untungkan dalam hal ini.
Saat mereka sangat dekat, Huang Shu menurunkan pedangnya, membuat bilahnya melaju di bawah pedang gadis itu. Senyuman muncul di wajah gadis itu ketika melihat sebentar lagi ujung pedangnya menusuk leher Huang Shu.
Tetapi, tepat ketika itu Huang Shu memutar tubuhnya ke samping dan terus mendekat seperti sedang menari. Ia memindahkan pedangnya ke tangan kanan, kemudian mengayunkannya ke pergelangan tangan gadis itu.
Prang!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments