Aula latihan terlihat indah di pagi ini, dengan ketinggian beberapa ribu kaki, seseorang akan melihat panorama pemandangan yang sangat indah. Deretan pohon-pohon berwarna kuning dan hijau yang sangat serasi. Terlihat juga beberapa bunga histeria yang berwarna ungu cerah. Pemandangan itu seperti surga di bumi.
Xiang Guang berdiri di pinggir aula. Sebentar lagi ia akan berlatih. Tidak jauh darinya, para siswa dari kelasnya sedang berkumpul. Gembira membicarakan tentang diri mereka sendiri, atau membicarakan bagaimana ujian masuk sekte dalam. Mungkin juga membicarakan para kakak-kakak seniornya yang memiliki ketrampilan dan talenta yang sangat bagus.
Pandangan Xiang Guang teralihkan beberapa pohon-pohon di bawah. Ia memandang bunga histeria, rumpun bambu, pohon-pohon kuning dan hijau, sesekali, ia juga memandang rumpun bambu seperti ular di bawah.
Setelahnya, ia memandang Bing jiazhi yang berada di bukit belakang. Dengan kemampuannya saat ini, ia dapat dengan mudah melihat objek jarak jauh. “Siapa sebenarnya kau?”
Bing jiazhi terlihat tenang, dan perlahan-lahan mengangkat wajahnya menatap Xiang Guang.
“Dia....”
Rasa penasaran muncul di hati Xiang Guang kala melihat Bing jiazhi menatapnya. Entah karena ini suatu kebetulan atau tidak, itu membuatnya penasaran.
“Dia bukan orang sembarangan.”
Mengingat bagaimana Huang Shu memperlakukannya, keyakinannya semakin tinggi jika Bing jiazhi bukan orang sembarangan. Semua orang mungkin juga berpikir seperti itu.
“Tuan.” Seseorang mendekati Xiang Guang dari belakang dan memberi hormat.
Xiang Guang mengangguk.
Orang itu mendekat dan berbisik ke telinga Xiang Guang.
Ketika orang itu berbisik, wajah tenang Xiang Guang perlahan-lahan di penuhi kerutan-kerutan kemarahan.
Ia dengan kasar menarik orang itu dan mencengkeram lehernya.
“Dari mana kau mendapatkan informasi mengenai itu!”
Xiang Guang menjadi marah setelah mendengarnya. Ia sudah menduga Bing jiazhi orang penting bagi Huang Shu, tetapi ia tidak menyangka Bing jiazhi adalah suami dari Huang Shu, yang seorang pria buta, lumpuh dan tidak berguna.
“B-benar tuan...” pria yang di cengkeram merasa ketakutan, ia sudah mengatakan yang sebenarnya.
“Apakah kau tidak berbohong denganku?! Kau tahu, bagaimana jadinya jika orang berbohong kepadaku?!” sepasang mata Xiang Guang sangat tajam, seperti pedang.
“I-iya tuan. Aku tidak berbohong.”
Xiang Guang melempar tubuh pria itu ke samping.
Tidak ada yang memperhatikan mereka, semua siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing, mereka berada jauh dari pinggir aula yang luas. Meski mereka mengetahuinya, mereka tidak akan berkomentar atau pun memandangnya. Lebih memilih diam dari pada ikut dalam masalah serius.
“Apa buktinya jika mereka suami istri?” Xiang Guang ingin tetap tenang dengan situasi kacau seperti itu.
“Tuan, cincin yang di pakai nona Huang Shu sama dengan cincin yang di pakai Bing jiazhi. Selain itu, aku juga mendapatkan surat pernikahan di dalam kamar Nona Huang Shu.” Pria itu kemudian bersimpuh dan menyentuhkan kepalanya ke tanah “ Hamba tidak berani berbohong, hamba mengatakan yang sebenarnya. Jika tuan tidak percaya, hamba akan berusaha untuk mengambil surat itu, meski dengan nyawa hamba sebagai bayarannya.”
Xiang Guang menghela nafas dan memandang kejauhan. Mungkin apa yang di katakannya memang benar.
“Aku percaya denganmu. Sekarang pergilah, cari celah untuk membunuh pria tidak berguna itu.”
“Tuan tenang saja. Hamba sudah mendapatkan cara untuk menyingkirkannya.” Pria itu dengan semangat mengangkat wajahnya.
“Katakan?” Xiang Guang tertarik.
Pria itu berdiri dan membisikkan sesuatu kepada Xiang Guang.
...----------------...
“Jika aku sudah ditakdirkan hidup seperti ini, aku akan menerimanya.” Bing jiazhi menghela nafas dalam. Ia mulai bosan dengan hidupnya yang diam seperti itu saja. Hidup seperti pohon yang tenang, tetapi sangat membosankan. Mungkin itu yang di pikirkan orang-orang, tetapi mereka tidak akan mengetahui, jika pohon itu berkembang di dalam tanah. Akar-akarnya terus berjuang ke bawah mencari air dan sumber makanan, sementara atasnya, ia harus berjuang dari terik matahari, badai dan hujan.
Matahari akhirnya tertidur di ufuk barat, meninggalkan cahaya kuning kebiruannya. Pemandangannya sangat indah, namun Bing jiazhi hanya bisa merasakannya.
Suara seseorang berjalan mendekatinya dari belakang.
“Sudah saatnya pulang.”
Bing jiazhi mengangguk.
...----------------...
Xiao Na memiliki sebuah kedai di desa. Ia selalu membantu ibunya ketika selesai berlatih. Entah itu pagi, siang atau malam. Ia hanya memiliki seorang ibu, dan sangat cantik.
Setiap hari ibunya akan pergi ke kedai untuk memasak. Kedainya menyediakan berbagai macam makanan dan sup. Seperti ikan panggang, ikan kukus, sup ikan, nasi, kue dan lain sebagainya.
Karena kecantikan ibunya, ia selalu di goda, namun dengan adanya Xiao Na di sampingnya, seseorang akan takut menggodanya. Hanya beberapa orang yang berani melakukannya. Tetapi, Xiao Na, terus menjaga ibunya.
Ketika kedai sedang sepi-sepinya seperti saat ini, hati Xiao Na sangat gembira. Di bawah matahari cerah dan awan-awan abu-abu seperti permen yang sangat manis, ia berlari dengan langkah cepat.
“Ibu! Ibu!”
Ia berteriak-teriak dan mencari-cari ibunya di setiap ruangan.
“Ibu! Ayo kita melakukan eksperimen untuk membuat menu baru. Aku sudah memikirkan beberapa cara untuk melakukannya!”
“ibu! Di mana kau!”
Setelah beberapa saat mencari ibunya, ia menyadari tidak ada ibunya di kedai.
“Ibu di mana?”
“Ibu pasti sedang mengambil barang di rumah.”
Gadis itu kemudian melangkah menuju pintu keluar.
Saat ia ingin membukanya, ada seseorang lebih dulu membuka pintu.
Ekspresi Xiao Na menegang saat melihat orang yang datang. Jejak keterkejutan muncul di wajahnya. Dan juga keredupan di wajahnya.
“T-tuan....?”
...----------------...
Bing jiazhi seperti Biasa duduk di bawah pohon Willow. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya yang tidak ada ekspresi apa pun itu. Daun-daun beberapa kali berjatuhan di sekitarnya, melayang-layang dan jatuh menyentuh rumput lentera biru.
Awan-awan seperti gunung berjalan perlahan-lahan di langit, dan akhirnya memudar.
Tepat ketika waktu sudah menunjukkan hari sudah berakhir, Xiao Na muncul dari bawah bukit dengan kepala menunduk.
Setelah berjalan mendekati Bing Jiazhi, ia mengangkat wajahnya. Dan di saat bersamaan, Bing jiazhi memanggilnya, “Selamat datang, Xiao Na.”
“kak....” wajah gadis itu menanar setelah menatap Bing jiazhi. Satu mutiara air keluar dari mata ungu cerahnya.
“Ada apa?”
“Tidak ada.”
“maukah kakak, pergi ke suatu tempat bersamaku?”
Bing jiazhi terdiam, kemudian menatap Xiao Na tanpa ekspresi. Ia sangat mengetahui di mana gadis itu berada. Ia kemudian perlahan-lahan mengangguk.
Xiao Na terkejut melihat Bing jiazhi menerima tawarannya. Ia perlahan-lahan mendekatinya, kemudian mendorong kursi rodanya.
...----------------...
Di dalam sebuah ruangan, Seorang pria sesepuh berpakaian putih dan memiliki janggut panjang sedikit membungkuk menyerahkan botol pil kepada Huang Shu yang bersimpuh dan sedikit mengangkat kedua tangannya.
“Dengan pil ini, ia akan mengingat kembali semua ingatannya.”
Huang Shu sejenak menatap pil itu. Akhirnya ia bisa mengetahui di mana keberadaan orang tuanya, yang selama ini selalu ia pertanyakan, kemudian menunduk dan mengepalkan tangannya di depan, memberi hormat. “Terima kasih guru, murid akan mengingat kebaikan guru.”
Pria itu menghela nafas dan berbalik. “Kau tahu, sampah tidak akan pernah menjadi apa pun di kehidupannya. Sampah hanya barang sisa, tidak akan pernah menjadi sesuatu yang bagus.”
“murid tahu, tetapi ada alasan penting untuk membiarkannya hidup.”
“Aku tahu, kau ingin mencari informasi mengenai kedua orang tuamu darinya. Jika aku berada di posisimu, aku akan menyiksanya dengan sangat kejam. Seseorang seperti sampah dan pembunuh tidak layak di obati atau di beri makan.”
Huang Shu tidak menjawab pertanyaannya, tetapi mengucapkan “Aku pergi dulu guru.”
Saat Huang Shu berjalan beberapa langkah, Pria itu kembali berkata sambil tetap dengan posisinya. “Muridku yang cantik. Dia adalah sampah, kau harus meninggalkannya. Aku tahu, dia adalah suamimu, dan aku seharusnya tidak mencampuri urusan pribadimu. Tetapi demi masa depanmu, lebih baik kau meninggalkannya. Dia hanya beban tidak berguna. Guru akan mencarikan pria yang lebih baik dari sampah itu.”
Huang Shu sedikit mengangkat wajahnya. Kedua matanya sedikit menyipit, kemudian ia berkata tegas, “ Aku penasaran dari mana guru mendapatkan informasi ini. Tetapi aku tidak tertarik dengan jawabannya. Guru tahu, ayah dan ibuku yang melahirkan diriku di dunia ini. Mereka telah menikahkanku dengannya. Guru selalu berkata, aku harus membuat kedua orang tuaku bangga setelah aku lulus dari sekte ini. Jadi, menghormati keinginannya, adalah salah satu cara untuk membahagiakannya.”
“Tetapi, kedua orang tuamu telah tiada.”
“Meski telah tiada atau tidak, mereka tetap orang yang harus aku hormati.”
“Lalu, dengan membiarkannya hidup, kau bilang menghormati keinginannya dan melakukan kewajibanmu? Muridku, dia adalah orang yang telah membunuh semua keluargamu, apakah kau tidak berkeinginan membalas dendam?”
“hanya orang cengeng yang ingin membalas dendam.”
Huang Shu kemudian pergi dari sana, dan pintu perlahan-lahan tertutup. Pria sesepuh itu berbalik dan menatap Huang Shu berjalan menjauh dari sela pintu. Ia menghela nafas panjang dan berbalik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments