***
Radit dan Yoga masuk ke dalam kantor bersama. Radit sekarang bekerja dengan Yoga. Yang berarti mereka berdua juga bekerja di gedung yang sama. Radit naik ke lantai ruangannya berada begitu juga Yoga yang langsung menggunakan lift khusus eksekutif untuk naik ke lantai ruangannya berada.
Jessica duduk termenung di depan pintu ruangan Yoga. Dengan kaki bersila dan kedua tangan bergerak-gerak seakan berjoget. Lalu, ia memakai headshet di telinganya.
Yoga bediri di hadapan Jessi. Gadis itu lalu menengadahkan kepalanya.
“Lama banged sih, kak.” Protes Jessi sambil melepas headshet nya.
“Ngapain kamu ke kantor saya?” Pertanyaan yang Jessi sudah hafal. Yoga selalu menanyakan hal yang sama setiap Jessi main ke kantornya, dan, Jessi pun selalu menjawab dengan jawaban yang sama.
“Mau ngapel calon suami.”
Jessi beranjak berdiri, ia meraih buku yang tadi ia gunakan untuk duduk dan memasukkan nya kedalam tas.
Kini ia dan Yoga berdiri saling bersitatap. Yoga memajukan tubuhnya mendekat ke arah Jessi, Jessi gugup bukan main.
Aduh, jangan-jangan kak Yoga mau cium gue nih.
Jessi reflek memejamkan kedua matanya. Gadis itu mengira Yoga akan menciumnya. Jessi tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka itu. Sudah beberapa saat Jessi menutup mata namun Yog tak kunjung menciumnya.
Kok lama sih?
“Ngapain kamu merem gitu, bayangin saya cium kamu?” Sentakan suara Yoga yang cukup keras memaksa Jessi untuk membuka mata nya.
Jessi membuka matanya dan menatap Yoga. Keduanya kembali bersitatap. “Kenapa natap saya kayak gitu, ngarep banged saya cium?” Yoga terkekeh mengejek Jessi yang sudah mulai salah tingkah karena malu.
“Kakak nggak mau nyium Jessi?terus kenapa maju-maju?” Jessi pun memprotes pada sikap Yoga yang tadi mendekat padanya membuat perempuan itu salah paham.
“Saya mau buka pintu ruangan saya, kamu nggak sadar udah nutupin gagang pintu sama tubuh kamu. Kalau saya nggak maju, gimana saya mau buka pintunya?Apalagi kamu sepertinya nggak ada niatan bergeser dari sana.” Yoga akan masuk ke ruangannya namun tubuh Jessi menghalangi gagang pintu ruangan Yoga. Awalnya Yoga mendekat pada Jessi ingin menggeser tubuh Jessi dengan memegang kedua bahu perempuan itu dan memaksanya bergeser. Tidak di sangka Jessi jutru berpikiran mesum ditambah gadis itu menutup kedua matanya.
“Oh..” Jessi bergeser ke sebelah kanan, membiarkan Yoga meraih gagang pintu dan membukanya.
Malu-malu in banged sih Jess!
Jessica menepuk-nepuk kecil kepalanya karena malu. Dia menyusul Yoga yang sudah lebih dulu masuk keruangannya. Yoga mendudukan dirinya di sofa panjang di ikuti Jessi yang duduk di sebelahnya.
“Kak, pesen makan dong. Jessi lapar nih.” Jessi mengelus perut nya yang rata sambil bertingkah memelas menampilkan puppy eyes nya pada Yoga. Yoga sendiri sedang menatap Jessi.
Si alan ni bocil, sejak kapan dia jadi semenggemaskan ini?
“Mau makan apa?” Yoga mengalihkan pandangannya pada ponselnya. Lebih tepatnya ia mencoba menetralisir degupan jantungnya karena keimutan Jessi.
“Sushi.”
“Hm.” Yoga menenelpon seseorang, tak selang beberapa waktu sushi permintaan Jessi tiba di antar oleh kurir.
Jessi makan dengan lahap seperti biasa. Yoga menemani Jessi makan sambil memeriksa beberapa berkas klien baru nya yang akan maju ke persidangan minggu ini.
“Akhinya kenyang.” Meneguk air mineral di botol dan mengelap mulutnya dengan tisu. Gadis itu beranjak dari duduknya menuju tempat sampah untuk membuang tempat makan dan bebeapa tisu kotor.
“Kak, jalan yuk!”
“Saya sibuk .”
“Satu jam doang.”
“Sibuk, Jess.”
Jessi menghela nafas panjang mendengar tolakan dari Yoga. Ia ingin protes tapi sebagai apa?Ditambah lagi sepertinya Yoga memang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen itu. Sebagai gadis baik Jessi harus mengerti kesibukan Yoga. Lagipula Yoga sibuk bekerja bukan sibuk jalan dengan perempuan lain.
“Kak?”
“Hm.”
“Boleh nggak Jessi nyoba duduk di kursi kakak?” Jessi berucap sembari menatap ke arah kursi kebesaran Yoga. Yoga yang semula sedang sibuk memeriksa dokumen pun menoleh pada Jessi sekilas. Yoga bisa melihat bertapa pandangan Jessi penuh harap untuk duduk di kursi putar nya.
“Buat apa duduk disana?”
“Mau nyoba kursi bos.” Kini Jessi menoleh pada Yoga bersiap dengan akting memelasnya.
“Ya.”
“Ya apa?Ya boleh atau ya tidak?” Ucapan Yoga yang ambigu membuat Jessi bingung.
“Duduk saja, tapi, jangan sentuh barang-barang di atas meja.” Yoga memberikan izin pada Jessi untuk duduk di kursi kebesarannya. Padahal, belum pernah sebelumnya ada yang duduk di kursinya itu selain dirinya. Jessi adalah orang kedua yang duduk di kursi itu.
“Asyik..” Jessi berdiri seraya melompat-lompat menuju kursi kebesaran Yoga. Gadis itu mendudukan dirinya di kursi kebebasan milik Yoga seraya berputar-putar. Kakinya melayang tidak menyentuh lantai.
Dasar bocah, duduk di kursi putar saja sebahagia itu.
Yoga menggeleng-geleng kan kepalanya melihat tingkah Jessi. Ia membiarkan si gadis manja dan pembuat onar itu bermain dengan kursi putar nya. Setidaknya Yoga bisa fokus pada pekerjaan nya tanpa direcoki pertanyaan-pertanyaan aneh dari Jessi.
Jessi masih bermain-main di kursi putar Yoga sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia mengambil foto Selfie. Jessi juga mempost foto Selfie nya di instagram.
@jessicaayu Nungguin My future husband kerja 💕
Disukai oleh CeliaCel dan 52.235 lainnya
comen 1.234
@CeliaCel Ngapel buk..
@Salsabilala Cantik bener sih.
@Rio_Dewa Calon pacar
@Reka.Wijaya Makin cantik aja sih
@JordanPratama Cantik.
@ReyhanPratama Pantesan rumah sepi 🤯
@lenashan Beb @Nadienqueen lihat gebetan lo Komen.
@Nadienqueen sayang @JordanPratama ngapain sih ikutan Komen?Masih cantik an juga aku.
@Salsabilala Eh lo @Nadienqueen siapanya Jordan?
@Nadienqueen dia pacar gue!*
@Salsabilala haha mimpi lo terlalu tinggi.*
Baru beberapa menit di unggah foto Jessi, sudah banyak yang menanggapi postingan Jessi. Beberapa dari sahabat dekat Jessi dan juga saudara kandung Jessi yang tak lain adalah Jordan dan Rey.
Gadis itu senyum-senyum sendiri saat membaca tanggapan dari orang-orang di kolom komentar. Meskipun ada juga yang menanggapi postingan Jessi dengan negatif.
Radit masuk ke dalam ruangan Yoga untuk memberikan beberapa berkas penting yang perlu di tanda tangani Yoga. Radit langsung masuk tanpa mengetuk pintu dan duduk di sofa sebelah Yoga. Ia juga melirik ke arah kursi putar Yoga, Jessi masih sibuk dengan ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.
Radit menyikut lengan Yoga yang sedang fokus.
“Kenapa?” Yoga berhenti sekilas dari aktivitasnya dan menoleh pada Radit.
“Bocil lo nggak lagi kesurupan, kan?”
Yoga pun melirik Jessi, ia bisa melihat dengan jelas tingkah Jessi.
“Dia kesurupan sama nggak sama aja.” Yoga cuek, ia memilih melanjutkan memeriksa dokumennya.
“Dari tadi lo biarin aja dia duduk di kursi lo.”
“Hm.. biar nggak ngerecokin kerjaan gue, dia anteng disana.” Yoga menjawab tanpa menatap Radit.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari Yoga, Radit pun keluar dari ruangan Yoga.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Khoirun Nikmah
sungguh menghibur banget baca novel ini
2021-06-20
0
Rina Parlina
visual cantik Kao supassar,jd Inget lakorn my secret bride visualnya yoganya mudah2an great 🥰🥰🥰
2021-06-13
1
Ristiyani Soehardi
bocaahhhh...
2020-12-25
1