“Jessica!” Panggil Ayu pada putri nya yang sedang asyik mengobrol dengan Salsa. Jessi seakan cuek sedang dimana dirinya sekarang. Ia malah menggunakan kesempatan kali ini untuk cuci mata melihat perwira yang tampan-tampan. Sungguh menyegarkan mata pikir Jessi dan Salsa.
Jessi menoleh ke arah Ayu dan Raka yang berjalan mendekat padanya.
“Eh, mommy!Mommy sama Daddy kok cepet banged sih datangnya, Jessi belum puas disini. Mommy sama Daddy pulang dulu gih, ntar Jessi kabarin lagi.” Ucapnya santai tanpa rasa bersalah. Yah, Jessi kan memang tidak bersalah.
Raka geleng-geleng kepala mendengar ucapan putrinya.
“Enak banged kamu ngomong gitu, demi kamu mommy sama Daddy ninggalin meeting penting. Nakal kamu!” Ayu menyentil kening Jessi.
“Auwh.” Menyentuh keningnya yang baru saja di sentil Ayu.
“Jessi, kan, nggak nyuruh mommy sama Daddy kesini. Tadi Jessi bilang sama pak polisi untuk menghubungi tim hukum Daddy kok, bukan menghubungi mommy sama Daddy.” Kilahnya agar tidak di marahi Ayu. Bener-bener ya si Jessi tuh emang nakal.
“Sama aja Jess, kamu pikir Daddy sama mommy nggak bakalan panik denger kamu disini.” Sahut Raka, lelaki itu duduk di sebelah Daddy.
“Ya..maaf, Daddy.” Lirih Jessi. Raka tidak marah, ia hanya khawatir Jessi terluka.
“Lain kali ngomong sama Daddy kalau mau buat ulah!Jadi, Daddy, kan, nggak kaget kaya tadi.” Lanjut Raka yang membuat Ayu memutar bola matanya jengah. Emang anak sama bapak sama saja.
“Ya, mana bisa gitu Daddy. Semua yang terjadi itu refleks secara tibah-tibah.” Ucap Jessi.
“Hem, kalian ini ya, jangan dengerin Daddy kamu, Jess. Lain kali nggak boleh nakal lagi, mommy nggak izin in kamu jadi anak nakal. Apalagi main tangan kaya tadi, mommy nggak suka!” Ucap Ayu tegas.
Raka memberi isyarat pada Jessi agar mengiyakan ucapan Ayu, lelaki itu tidak mau mendengar Ayu mengomel panjang di kantor polisi.
“Iya mommy, maaf.” Ucap Jessi seraya menunduk.
“Salsa, kamu nggak papa sayang?” Tanya Ayu lembut. Ayu pun duduk di sebelah Salsa.
“Nggak papa tante.” Jawab Salsa.
“Syukurlah, kamu udah kabarin papa sama mama kamu?” Tanya Ayu lagi.
Salsa menggeleng. “Papa di luar kota tante, mama sudah punya keluarga sendiri.”jawab Salsa berkaca-kaca. Ia adalah anak korban perceraian orang tuanya.
“Maaf sayang, tante nggak tau. Kalau gitu malam ini kamu nginep dirumah tante saja.” Ajak Ayu.
“Salsa memang mau menumpang di rumah tante selama papa di luar kota, apa boleh Tan?” Tanya Salsa penuh harap.
“Boleh banged dong, tante malah seneng kamu nginep. Tante jadi punya dua anak perempuan.” Ayu merangkul bahu salsa lembut.
Di tengah-tengah mengobrol seorang perwira polisi menghampiri Raka dan Ayu. Polisi itu masih muda mungkin berumur dua puluhan, wajahnya juga sangat tampan, postur tubuhnya yang tinggi dan gagah membuat siapa saja yang menatapnya menjadi kagum. Salsa bahkan tidak berkedip.
“Maaf, Tuan. Pihak pelapor ingin bertemu Tuan dan nona Jessi.” Ucapnya sopan pada Raka.
Raka pun mengangguk. “Baik, Dimana saya dan putri saya harus menemuinya?” Ucap Raka.
“Di ruang sebelah, Tuan, mari saya antar Tuan.”
Raka dan Jessi pun berdiri.
“Aku tinggal dulu, sayang.” Pamitnya pada Ayu.
“Mom, jagain Salsa bentar. Jangan sampai dia ganjen sama pak polisi.” Ucap Jessi.
“Aman.” Ayu mengacungkan jempolnya.
Raka dan Jessi pun mengikuti perwira polisi tadi. Meskipun ruangan sebelah ternyata butuh berjalan memutar untuk sampai ke ruangan itu. Cukup untuk Raka dan Jessi mengobrol.
“Tumben kamu nampar orang?” Tanya Raka pada putrinya. Ia tau putrinya tidak akan marah hanya karna hal sepele.
“Jessi kesel, dad. Dia memfitnah Jessi jadi simpenan om-om, hanya karna Jessi pernah beberapa kali bawa mobil beda.” Jawab Jessi jujur.
“Emang kapan kamu bawa mobil beda?” Seingat Raka putrinya itu sangat menolak membawa mobil mewah yang berjejer di garasi rumahnya.
“Itu dulu bawa mobil Kak Jordan pas mobil Jessi mogok terus masuk bengkel, sama pernah bawa mobil Rei, waktu itu Jessi yang antar dan jemput Rei karena sopirnya off, jadi Jessi bawa mobil Rei.” Jawab Jessi. Ya, mobil Jordan dan Rei termasuk mobil mewah. Dalam keluarga Raka hanya Jessi yang membawa mobil biasa karna hanya dirinya yang masuk sekolah swasta biasa.
“Ada lagi?” Tanya Raka.
“Tadi Jessi, kan, bawa mobil mommy.” Jawab Jessi lagi.
“Owh iya, iya. Lain kali jangan main tangan ya!Nggak baik anak perempuan kasar.” Raka mengelus kepala Jessi.
“Iya, Dad.”
“Daddy emang bisa selalu beresin ulah nakal kamu, Daddy tau masa remaja pengen mencoba hal-hal baru, masa nakal-nakalnya, tapi, kamu juga harus sadar diri bukan karena Daddy selalu manjain kamu selalu bisa beresin ulah kamu, jadi, kamu semena-mena sama orang lain, apalagi mereka yang lebih lemah dari kamu. Nggak boleh ya, Jess!” Pesan Raka lembut.
Jessi mengangguk paham. “Iyaa, Daddy.”
Disisi lain seorang perwira polisi tampan tadi nampak menguping. Ia juga sempat mencuri-curi pandang ke arah Jessi. Jessi bisa menyadari hal itu, namun ia memilih cuek.
Mereka pun sampai diruangan dimana Celia dan papa nya menunggu. Di sana juga sudah ada tim hukum Raka. Mereka memutuskan untuk damai, karna jika papa Celia ngotot menuntut Jessi, tim hukum Raka juga siap menuntut Celia dengan tuduhan pencemaran nama baik serta memfitnah.
“Maaf.” Ucap Celia menjulurkan tangannya.
“Aku juga maaf.” Balas Jessi menerima ukuran tangan Celia. Mereka berjabat tangan sekilas. Setelah itu saling melengos, memandang arah lain.
Papa Celia pun buru-buru meminta maaf secara formal pada Raka, ia tidak mau mempunyai kesan buruk di hadapan salah satu konglomerat. Raka tidak mempermasalahkan nya karna menurut Raka masih tahap wajar, mereka sebenarnya bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa harus sampai ke kantor polisi.
***
Setelah masalah Jessi selesai, Raka dan Ayu kembali ke kantor masing-masing. Mereka harus lembur menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Sementara Jessi pulang dengan sopir Raka. Karna mobil Jessi masih berada di sekolah.
“Assalamualaikum.. I’m home!” Teriak Jessi diruang kelaurga. Ia melihat Rei dan Jordan sedang bersantai di ruang keluarga seraya main game. Salsa berdiri di belakang Jessi.
“Walaikumsalam.” Sahut Jordan dan Rei.
Rei menoleh sekilas pada kakaknya lalu kembali fokus pada stik. “Syukurlah wajah Kakak baik-baik saja.” Ucap Rei.
“Memang kamu pikir wajah kakak kenapa?” Tanya Jessi heran. Ia mendaratkan tubuhnya disofa.
“Duduk, Sa. Jangan sungkan.” Bisiknya pada Salsa. Salsa pun langsung duduk di sebelah Jessi.
“Kata kak Jordan kemungkinan kak Jessi babak belur karna habis adu jotos sama temen sekolahnya sampai masuk kantor polisi.” Jawab Rei.
“Enak aja, mana mungkin aku membiarkan wajah cantik ku ini tergores sedikitpun.” Jessi menatap Jordan kesal.
“Aku udah ambil mobil kamu tadi.” Sahut Jordan.
“Kakak ke sekolah?” Tanya Jessi tidak suka.
Jordan mengangguk. “Daddy yang nyuruh buat ambil mobil kamu.” Jawabnya santai.
“Terus??”
“Ya terus aku bawa mobil kamu pulang.” Memang bisa apa lagi. Niatnya ambil mobil ya ambil mobil terus pulang.
“Kakak digodain enggak sama anak-anak?”
“Mereka natap aku kayak natap mangsa, hii.” Jordan merinding mengingat bagaimana para perempuan di sekolah Jessi menatapnya tadi.
“Udah Jessi duga, kakak sih ambil sendiri. Nggak nyuruh sopir Rei aja. Mereka paling pada shock lihat cogan.” Jessi sudah bisa membayangkan bagaimana tatapan teman-teman sekolahnya pada Jordan.
“Aku gak bisa bantah ucapan Daddy.” Jordan adalah sosok lelaki yang penurut, tidak neko-neko dan cerdas. Satu lagi dingin dan cuek.
“Ya udah, udah terlanjur mau gimana lagi. Ayo kita mandi, Sa!” Ajak Jessi seraya beranjak berdiri. Salsa memang sudah mengenal Rei dan Jordan. Salsa juga tidak kaget jika Rei dan Jordan cuek karna memang sifat mereka.
Salsa beranjak berdiri mengikuti Jessi.
“Kalian cepet mandinya, aku sudah lapar.” Ujar Jordan.
“Apa hubungannya mandi cepet sama kakak lapar?” Jessi menyipitkan matanya.
“Kita udah lama nunggu kalian buat makan malam bareng!Jadi, cepet aja mandinya, nggak usah pakai berendam segala, lagian kak Jess nggak punya bunga tujuh rupa. Jadi, nggak perlu berendam.” Jelas Rei, ternyata Rei dan Jordan menunggu Jessi dan Salsa agar bisa makan bersama.
“Owh, bilang dong dari tadi.” Melenggang menuju kamarnya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😍
2023-08-01
0
susi 2020
🤩🤩🤩
2023-08-01
0
Yunni Hary
mbilny sultan mah berjejer kyk showroom mbil dahh😂😂
2021-07-11
1