Nongkrong di cafe

***

Di meja makan sudah terhidang berbagai makanan, ada seafood, ayam goreng, tumis-tumisan, sop sampai sate. Tadi pagi sebelum sekolah Jessi memang sengaja menyuruh maid untuk menyiapkan makan malam yang banyak dengan menu beragam karna ia mengajak Salsa menginap dirumahnya.

“Kita mau pesta?” Tanya Rei heran melihat banyaknya makanan di meja makan itu.

“Yups, pesta menyambut kedatangan Salsa!” Ucap Jessi sambil bertepuk tangan. Sementara Salsa tersipu, Salsa selalu saja disambut sangat baik saat menginap dirumah Jessi.

“Tau gini aku suruh Defan dan Rendra menginap, kan, asyik.” Sahut Jordan.

“Betul, tau gitu aku bawa sekelas untuk menginap.” Rei menimpali.

“Sudah, ayo berdoa dan mulai makan.” Jordan memimpin doa dan mereka pun mulai makan.

Mereka makan sambil mengobrol karna sudah kebiasaan, Jessi memanfaatkan waktu makan untuk berkomunikasi dengan keluarga. Diluar waktu makan akan sulit untuk saling mengobrol karna semua sibuk.

“Jess, kamu jadi mau minta uang nggak?” Tanya Jordan di sela-sela makannya.

Jessi menggeleng.

“Nggak jadi, kenapa?” Tanya Jordan heran.

“Jessi mau kerja kak, Jessi mau kasih kado kak Yoga dengan hasil jerih payah Jessi sendiri.” Jawabnya dengan mulut yang masih penuh makanan.

“Kerja?Kamu sebentar lagi ujian, memang bisa bagi waktu belajar dan kerja?Nggak usah aneh-aneh, aku kasih aja berapa yang kamu butuhkan!” Jordan khawatir hanya karena ambisi Jessi yang ingin memberikan kado Yoga dengan uangnya sendiri sampai Jessi melupakan sekolahnya. Bagaimanapun ujian sudah di depan mata

Jessi menyilangkan kedua tangannya menolak. “No!!Ini tuh kado spesial, harus pakai uang Jessi sendiri.”

“Tapi, sekolah kamu gimana?”

“Jessi bisa bagi waktu, kakak tenang saja.” Jawab Jessi meyakinkan.

“Baiklah, kalau kamu kelelahan nggak usah di paksa kerja. Aku masih bisa bantu kamu.” Jelas Jordan pada Jessi.

“Siap bosku,”

“Emang kakak yakin bakal di terima kerja di cafe itu?” Tanya Rei.

“Udah diterima, aku udah dapat pesan dari manajernya.” Jawab Jessi.

“Cepet banged.” Gumam Rei.

“Nambah, Sa. Jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri.” Ucap Jordan pada Salsa.

“Iya, kak. Ini masih kak.” Salsa memang memanggil Jordan kak seperti Jessi.

“Kak, Rei ikut tidur kakak ya?!” Pinta Rei pada Jordan. Jordan pun mengangguk.

“Tumben kakak pulang, biasanya juga di apartemen.” Ujar Jessi.

“Kangen aja sama rumah.” Jawab Jordan.

Setelah makan Jessi dan Salsa kembali ke kamar. Jordan dan Rei melanjutkan main game.

***

Di kamar Jessi yang sangat luas, mewah dan elegan bak kamar putri raja.

“Jess, lo masih ingat pak polisi yang tadi nggak?” Tanya Salsa seraya tiduran sambil memeluk salah satu boneka kesayangan Jessi. Boneka monyet yang menurut Jessi lucu, boneka itu adalah kado Yoga saat dirinya kecil. Jessi masih menyimpannya sampai sekarang. Yoga sempat memberi Jessi kado boneka dua kali.

Dulu saat Jessi ulang tahun Yoga selalu datang menemani Nabila ke ulang tahun Jessi.

“Yang mana?” Tanya Jessi.

“Itu yang tadi negur kita pas kita ngobrol terlalu keras.” Jawab Salsa, kemudian Jessi pun mengingat.

“Oh yang itu. Kenapa memangnya?” Tanya Jessi.

“Ganteng banged, gagah banged, jadi pengen toel-toel pipinya.” Ujar Salsa sambil mentoel-toel pipi Miko boneka Jessi.

“Hei, itu bonekaku.” Jessi menyahut bonekanya dari Salsa.

“Pinjam bentar doang.” Gumam Salsa.

“Nih, toel-toel yang ini saja.” Menyerahkan boneka lain yang tidak begitu Jessi sukai.

“Ini juga gak papa, lebih bagus dari boneka buluk itu.” Memang boneka yang Jessi berikan pada Salsa masih baru. Itu boneka hasil dari mesin capit yang Jordan menangkan.

“Enak aja buluk, ini tuh boneka dari calon suami tauk.” Cebik Jessi tidak terima boneka kesayangannya dikatai buluk oleh Salsa.

“Ngomong-ngomong, Kak Yoga udah berumur tapi masih kayak anak kuliahan gitu rahasianya apa ya!” Salsa selalu kagum dengan wajah Yoga yang baby face banged. Tidak seperti orang yang hampir kepala tiga.

“Itu karna jodohnya masih unyu-unyu, kak Yoga ngimbangin aku.” Ucap Jessi bangga.

“Ke-pe-de-an!” Gumam Salsa. Jessi pun terkekeh.

***

Keesokan pagi nya, Jessi dan Salsa berangkat sekolah dengan mobil Ayu. Mobil itu kini menjadi mobil Jessi karna mobil Jessi remuk setelah kecelakaan kemarin, dan Jessi tidak mau memakai mobil itu lagi meskipun sudah di servis. Akhirnya mobil itu menjadi mobil operasional dirumah. Jessi juga menolak Raka yang akan membelikan nya mobil baru, menurut Jessi terlalu boros. Lagi pula mobil Ayu banyak.

Sampai di sekolah Jessi memarkir mobilnya ditempat biasa. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kelas bersama Salsa. Seperti biasa di sepanjang perjalanan Jessi dan Salsa akan berceloteh ria. Ada-ada saja yang mereka bicarakan saat bersama, mereka berdua seakan tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan.

“Hai, Jess.” Sapa salah satu teman sekelasnya. Jessi hanya mengangguk.

“Ngapain dia nyapa lo, aneh.” Bisik Salsa.

“Entahlah, tobat mungkin.” Jessi duduk ke kursusnya di ikuti Salsa yang duduk di depan Jessi. Bangku Salsa berada di depan Jessi tepat.

Saat jam istirahat Jessi dan Salsa tidak pergi ke Kantin, mereka makan bekal yang sudah di siapkan Ayu. Jessi mengajak Salsa pergi ke taman sekolah, mereka makan disana di bawah pohon yang rimbun, dan hanya beralaskan rumput Manila. Rumput hijau yang tumbuh merambat di tanah, seperti rumput di lapangan bola.

“Mommy Ayu emang juara kalau masak.” Ucap Salsa menikmati makan siangnya.

“Kalau suka sering-sering aja nginep, pindah ke rumah gue juga gak papa.” Ucap Jessi santai. Ia malah suka. Selama ini Jessi yang menjadi putri satu-satunya di keluarga Raka sering kesepian. Ia sering dirumah sendirian, Jordan dan Rei akan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Daddy dan mommy nya juga sibuk dengan urusan kantor.

“Hahaha, gue sih mau-mau aja, tapi, kasihan papa.” Jawab Salsa yang hanya tingga berdua dengan papa nya. Ada asisten rumah tangga namun tidak menginap. Asisten itu hanya datang pagi untuk memasak bersih-bersih dan sore harinya pulang. Biasanya Salsa menginap dirumah neneknya jika ditinggal papa nya pergi ke laur kota. Namun kini Salsa lebih sering menginap di rumah Jessi.

Jessi pun mempuk-puk bahu Salsa. “Anak baik.” Ujarnya.

***

Pulang sekolah Jessi mengajar les bahasa Korea dulu di tempat teman sekelas Rei. Salsa juga ikut bersamanya. Ia juga akan mulai kerja sambilan minggu depan, karna jika sesuai jadwal minggu depan mommy dan Daddy nya akan pergi ke luar negeri cukup lama untuk perjalanan bisnis.

Jessi bersyukur teman-teman Rei tidak nakal. Ia bisa dengan mudah mengajari teman-teman Rei. Anak-anak itu juga sangat aktif mau bertanya apa yang tidak mereka mengerti.

“Hari ini sampai disini dulu, jangan lupa hafalkan apa yang kakak ajarkan tadi ya!” Ucap Jessi lembut.

“Baik kak Jessi.” Jawab anak-anak serentak.

Setelah menutup les nya, Jessi dan Salsa pergi nongkrong di cafe. Lagi pula masih jam setengah 4 sore. Dirumah Jessi juga tidak ada orang. Lebih baik minum boba dan makan red velvet.

Jessi dan Salsa sengaja nongkrong di cafe milik Yoga yang berada di lantai dasar gedung firma hukumnya. Ia berharap bisa meliat Yoga walaupun ya kemungkinan nya tipis.

“Eh, itu kak Yoga.” Salsa heboh sendiri sambil menepuk-nepuk bahu Jessi. Ia melihat Yoga datang dari pintu masuk hendak naik ke kantornya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘😘

2023-08-02

0

susi 2020

susi 2020

🥰🥰🥰

2023-08-02

0

Butuh Wawuh

Butuh Wawuh

lanjutttt ....

2020-10-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab Prolog..
2 Bab Orang yang disuka
3 Bab Mencari part time
4 Bab Kecelakaan
5 Pulang
6 Masuk kantor polisi lagi
7 Pulang
8 Nongkrong di cafe
9 Cemburu...
10 Permintaan maaf dari Celia
11 Polisi lagi
12 Gagal mengejar fucek Boy
13 Karna dompet tebal
14 Pulang..
15 Club malam
16 Club malam
17 Pulang di jemput Jordan
18 Kecupan
19 Bosan
20 Ngapel calon suami
21 Kesal
22 Kecupan II
23 Pasca kecupan
24 Tertangkap basah
25 Pingsan
26 Modus
27 Kedatangan Rey
28 Perasaan apa?
29 Rio menjenguk
30 Menjauh
31 Libur
32 Amarah Jessi
33 Pengumuman
34 Cinta dalam diam
35 Bab Halu
36 Bab Sekolah Jordan
37 Bab Pengacau kecil
38 Bab Pagi indah
39 Bab di jemput Yoga
40 Bab lesu
41 Bab kencan
42 Bab Ban bocor
43 Bab Pertengkaran kecil
44 Bab pertengkaran besar
45 Bab Hotel
46 Bab perempuan murahan..
47 Bab Raka dan Ayu
48 Bab Pulang
49 Bab Dalang nya ...
50 Bab scandal
51 Bab H-1 KP
52 Bab Konferensi pers
53 Bab Keluarga Pratama
54 Bab Pertunangan
55 Bab Bertemu Rio
56 Bab Menyusul Yoga
57 Bab Menyusul Yoga II
58 Bab 58 Gombal
59 Bab 59 Kejutan
60 Bab 60 Apartemen Yoga
61 Bab 61 Alergi dingin
62 Bab kantor Yoga
63 Bab kantor Yoga II
64 Bab Perintah Daddy
65 Bab JIH Jogja
66 Bab kepulangan Jessi ke Jakarta
67 Bab rumah sakit
68 Bab Kasih tau typo nya
69 Bab Akhirnya pulang
70 Bab wanita ular
71 Bab Devina berulah
72 PENGUMUMAN
73 Bab
74 Bab Cinta tanpa logika
75 Musim baru
76 Bayangan Celia
77 Perdebatan kekasih
78 Perihal rasa
79 Jessi yang merajuk
80 Yulia lagi Yulia lagi..
81 Perdebatan pasutri
82 Berita duka
83 Kedatangan Daddy Raka dan mommy Ayu
84 Pulang
85 Kediaman Raka
86 Usaha Yoga
87 Kantor Yoga
88 Hallo!
89 Sarapan beda kota
90 Memastikan Perasaan
91 Pengakuan Radit
92 Hubungan yang toxic
93 Tidak Ingin Menyakiti
94 Tidak pasti
95 Celia tidak sadarkan diri
96 Dukungan Rani dan Ari
97 Siasat Jessi
98 Kemarahan Bapak
99 Pertemuan Celia dan Yulia
100 Dalangnya
101 Ada udang di balik batu
102 Hari H pernikahan Radit dan Yulia
103 Last ..
104 Epilog
105 Bonus Bab
106 Iklan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab Prolog..
2
Bab Orang yang disuka
3
Bab Mencari part time
4
Bab Kecelakaan
5
Pulang
6
Masuk kantor polisi lagi
7
Pulang
8
Nongkrong di cafe
9
Cemburu...
10
Permintaan maaf dari Celia
11
Polisi lagi
12
Gagal mengejar fucek Boy
13
Karna dompet tebal
14
Pulang..
15
Club malam
16
Club malam
17
Pulang di jemput Jordan
18
Kecupan
19
Bosan
20
Ngapel calon suami
21
Kesal
22
Kecupan II
23
Pasca kecupan
24
Tertangkap basah
25
Pingsan
26
Modus
27
Kedatangan Rey
28
Perasaan apa?
29
Rio menjenguk
30
Menjauh
31
Libur
32
Amarah Jessi
33
Pengumuman
34
Cinta dalam diam
35
Bab Halu
36
Bab Sekolah Jordan
37
Bab Pengacau kecil
38
Bab Pagi indah
39
Bab di jemput Yoga
40
Bab lesu
41
Bab kencan
42
Bab Ban bocor
43
Bab Pertengkaran kecil
44
Bab pertengkaran besar
45
Bab Hotel
46
Bab perempuan murahan..
47
Bab Raka dan Ayu
48
Bab Pulang
49
Bab Dalang nya ...
50
Bab scandal
51
Bab H-1 KP
52
Bab Konferensi pers
53
Bab Keluarga Pratama
54
Bab Pertunangan
55
Bab Bertemu Rio
56
Bab Menyusul Yoga
57
Bab Menyusul Yoga II
58
Bab 58 Gombal
59
Bab 59 Kejutan
60
Bab 60 Apartemen Yoga
61
Bab 61 Alergi dingin
62
Bab kantor Yoga
63
Bab kantor Yoga II
64
Bab Perintah Daddy
65
Bab JIH Jogja
66
Bab kepulangan Jessi ke Jakarta
67
Bab rumah sakit
68
Bab Kasih tau typo nya
69
Bab Akhirnya pulang
70
Bab wanita ular
71
Bab Devina berulah
72
PENGUMUMAN
73
Bab
74
Bab Cinta tanpa logika
75
Musim baru
76
Bayangan Celia
77
Perdebatan kekasih
78
Perihal rasa
79
Jessi yang merajuk
80
Yulia lagi Yulia lagi..
81
Perdebatan pasutri
82
Berita duka
83
Kedatangan Daddy Raka dan mommy Ayu
84
Pulang
85
Kediaman Raka
86
Usaha Yoga
87
Kantor Yoga
88
Hallo!
89
Sarapan beda kota
90
Memastikan Perasaan
91
Pengakuan Radit
92
Hubungan yang toxic
93
Tidak Ingin Menyakiti
94
Tidak pasti
95
Celia tidak sadarkan diri
96
Dukungan Rani dan Ari
97
Siasat Jessi
98
Kemarahan Bapak
99
Pertemuan Celia dan Yulia
100
Dalangnya
101
Ada udang di balik batu
102
Hari H pernikahan Radit dan Yulia
103
Last ..
104
Epilog
105
Bonus Bab
106
Iklan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!