***
Di meja makan sudah terhidang berbagai makanan, ada seafood, ayam goreng, tumis-tumisan, sop sampai sate. Tadi pagi sebelum sekolah Jessi memang sengaja menyuruh maid untuk menyiapkan makan malam yang banyak dengan menu beragam karna ia mengajak Salsa menginap dirumahnya.
“Kita mau pesta?” Tanya Rei heran melihat banyaknya makanan di meja makan itu.
“Yups, pesta menyambut kedatangan Salsa!” Ucap Jessi sambil bertepuk tangan. Sementara Salsa tersipu, Salsa selalu saja disambut sangat baik saat menginap dirumah Jessi.
“Tau gini aku suruh Defan dan Rendra menginap, kan, asyik.” Sahut Jordan.
“Betul, tau gitu aku bawa sekelas untuk menginap.” Rei menimpali.
“Sudah, ayo berdoa dan mulai makan.” Jordan memimpin doa dan mereka pun mulai makan.
Mereka makan sambil mengobrol karna sudah kebiasaan, Jessi memanfaatkan waktu makan untuk berkomunikasi dengan keluarga. Diluar waktu makan akan sulit untuk saling mengobrol karna semua sibuk.
“Jess, kamu jadi mau minta uang nggak?” Tanya Jordan di sela-sela makannya.
Jessi menggeleng.
“Nggak jadi, kenapa?” Tanya Jordan heran.
“Jessi mau kerja kak, Jessi mau kasih kado kak Yoga dengan hasil jerih payah Jessi sendiri.” Jawabnya dengan mulut yang masih penuh makanan.
“Kerja?Kamu sebentar lagi ujian, memang bisa bagi waktu belajar dan kerja?Nggak usah aneh-aneh, aku kasih aja berapa yang kamu butuhkan!” Jordan khawatir hanya karena ambisi Jessi yang ingin memberikan kado Yoga dengan uangnya sendiri sampai Jessi melupakan sekolahnya. Bagaimanapun ujian sudah di depan mata
Jessi menyilangkan kedua tangannya menolak. “No!!Ini tuh kado spesial, harus pakai uang Jessi sendiri.”
“Tapi, sekolah kamu gimana?”
“Jessi bisa bagi waktu, kakak tenang saja.” Jawab Jessi meyakinkan.
“Baiklah, kalau kamu kelelahan nggak usah di paksa kerja. Aku masih bisa bantu kamu.” Jelas Jordan pada Jessi.
“Siap bosku,”
“Emang kakak yakin bakal di terima kerja di cafe itu?” Tanya Rei.
“Udah diterima, aku udah dapat pesan dari manajernya.” Jawab Jessi.
“Cepet banged.” Gumam Rei.
“Nambah, Sa. Jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri.” Ucap Jordan pada Salsa.
“Iya, kak. Ini masih kak.” Salsa memang memanggil Jordan kak seperti Jessi.
“Kak, Rei ikut tidur kakak ya?!” Pinta Rei pada Jordan. Jordan pun mengangguk.
“Tumben kakak pulang, biasanya juga di apartemen.” Ujar Jessi.
“Kangen aja sama rumah.” Jawab Jordan.
Setelah makan Jessi dan Salsa kembali ke kamar. Jordan dan Rei melanjutkan main game.
***
Di kamar Jessi yang sangat luas, mewah dan elegan bak kamar putri raja.
“Jess, lo masih ingat pak polisi yang tadi nggak?” Tanya Salsa seraya tiduran sambil memeluk salah satu boneka kesayangan Jessi. Boneka monyet yang menurut Jessi lucu, boneka itu adalah kado Yoga saat dirinya kecil. Jessi masih menyimpannya sampai sekarang. Yoga sempat memberi Jessi kado boneka dua kali.
Dulu saat Jessi ulang tahun Yoga selalu datang menemani Nabila ke ulang tahun Jessi.
“Yang mana?” Tanya Jessi.
“Itu yang tadi negur kita pas kita ngobrol terlalu keras.” Jawab Salsa, kemudian Jessi pun mengingat.
“Oh yang itu. Kenapa memangnya?” Tanya Jessi.
“Ganteng banged, gagah banged, jadi pengen toel-toel pipinya.” Ujar Salsa sambil mentoel-toel pipi Miko boneka Jessi.
“Hei, itu bonekaku.” Jessi menyahut bonekanya dari Salsa.
“Pinjam bentar doang.” Gumam Salsa.
“Nih, toel-toel yang ini saja.” Menyerahkan boneka lain yang tidak begitu Jessi sukai.
“Ini juga gak papa, lebih bagus dari boneka buluk itu.” Memang boneka yang Jessi berikan pada Salsa masih baru. Itu boneka hasil dari mesin capit yang Jordan menangkan.
“Enak aja buluk, ini tuh boneka dari calon suami tauk.” Cebik Jessi tidak terima boneka kesayangannya dikatai buluk oleh Salsa.
“Ngomong-ngomong, Kak Yoga udah berumur tapi masih kayak anak kuliahan gitu rahasianya apa ya!” Salsa selalu kagum dengan wajah Yoga yang baby face banged. Tidak seperti orang yang hampir kepala tiga.
“Itu karna jodohnya masih unyu-unyu, kak Yoga ngimbangin aku.” Ucap Jessi bangga.
“Ke-pe-de-an!” Gumam Salsa. Jessi pun terkekeh.
***
Keesokan pagi nya, Jessi dan Salsa berangkat sekolah dengan mobil Ayu. Mobil itu kini menjadi mobil Jessi karna mobil Jessi remuk setelah kecelakaan kemarin, dan Jessi tidak mau memakai mobil itu lagi meskipun sudah di servis. Akhirnya mobil itu menjadi mobil operasional dirumah. Jessi juga menolak Raka yang akan membelikan nya mobil baru, menurut Jessi terlalu boros. Lagi pula mobil Ayu banyak.
Sampai di sekolah Jessi memarkir mobilnya ditempat biasa. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kelas bersama Salsa. Seperti biasa di sepanjang perjalanan Jessi dan Salsa akan berceloteh ria. Ada-ada saja yang mereka bicarakan saat bersama, mereka berdua seakan tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan.
“Hai, Jess.” Sapa salah satu teman sekelasnya. Jessi hanya mengangguk.
“Ngapain dia nyapa lo, aneh.” Bisik Salsa.
“Entahlah, tobat mungkin.” Jessi duduk ke kursusnya di ikuti Salsa yang duduk di depan Jessi. Bangku Salsa berada di depan Jessi tepat.
Saat jam istirahat Jessi dan Salsa tidak pergi ke Kantin, mereka makan bekal yang sudah di siapkan Ayu. Jessi mengajak Salsa pergi ke taman sekolah, mereka makan disana di bawah pohon yang rimbun, dan hanya beralaskan rumput Manila. Rumput hijau yang tumbuh merambat di tanah, seperti rumput di lapangan bola.
“Mommy Ayu emang juara kalau masak.” Ucap Salsa menikmati makan siangnya.
“Kalau suka sering-sering aja nginep, pindah ke rumah gue juga gak papa.” Ucap Jessi santai. Ia malah suka. Selama ini Jessi yang menjadi putri satu-satunya di keluarga Raka sering kesepian. Ia sering dirumah sendirian, Jordan dan Rei akan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Daddy dan mommy nya juga sibuk dengan urusan kantor.
“Hahaha, gue sih mau-mau aja, tapi, kasihan papa.” Jawab Salsa yang hanya tingga berdua dengan papa nya. Ada asisten rumah tangga namun tidak menginap. Asisten itu hanya datang pagi untuk memasak bersih-bersih dan sore harinya pulang. Biasanya Salsa menginap dirumah neneknya jika ditinggal papa nya pergi ke laur kota. Namun kini Salsa lebih sering menginap di rumah Jessi.
Jessi pun mempuk-puk bahu Salsa. “Anak baik.” Ujarnya.
***
Pulang sekolah Jessi mengajar les bahasa Korea dulu di tempat teman sekelas Rei. Salsa juga ikut bersamanya. Ia juga akan mulai kerja sambilan minggu depan, karna jika sesuai jadwal minggu depan mommy dan Daddy nya akan pergi ke luar negeri cukup lama untuk perjalanan bisnis.
Jessi bersyukur teman-teman Rei tidak nakal. Ia bisa dengan mudah mengajari teman-teman Rei. Anak-anak itu juga sangat aktif mau bertanya apa yang tidak mereka mengerti.
“Hari ini sampai disini dulu, jangan lupa hafalkan apa yang kakak ajarkan tadi ya!” Ucap Jessi lembut.
“Baik kak Jessi.” Jawab anak-anak serentak.
Setelah menutup les nya, Jessi dan Salsa pergi nongkrong di cafe. Lagi pula masih jam setengah 4 sore. Dirumah Jessi juga tidak ada orang. Lebih baik minum boba dan makan red velvet.
Jessi dan Salsa sengaja nongkrong di cafe milik Yoga yang berada di lantai dasar gedung firma hukumnya. Ia berharap bisa meliat Yoga walaupun ya kemungkinan nya tipis.
“Eh, itu kak Yoga.” Salsa heboh sendiri sambil menepuk-nepuk bahu Jessi. Ia melihat Yoga datang dari pintu masuk hendak naik ke kantornya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘
2023-08-02
0
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-08-02
0
Butuh Wawuh
lanjutttt ....
2020-10-24
2