Rei bukannya tidak khawatir Jessi pergi ke Club malam bersama teman-temannya. Ia tentu saja khawatir, jadi, setelah Jessi berangkat Rei langsung menghubungi Jordan.
‘Hallo, Rei.’ Jawab Jordan dari seberang.
“Kakak dimana?” Tanya Jordan.
‘Kakak di jalan mau pulang, ada apa?’ Tanya balik Jordan.
“Kak Jessi pergi, katanya mau dugem sama kak Salsa dan kak Celia. Apa tidak papa?” Tanya Rei khawatir.
‘Biarkan saja, Daddy sudah menempatkan pengawal bayangan untuk Jessi. Apa kau sudah makan?’ Dengan santainya Jordan menjawab.
“Syukurlah, aku sudah makan, kak.”
‘Oke, kakak akan menyusul Jessi jika kau khawatir. Kau tidur saja!’
Benar saja setelah menelepon Jordan, bocah lelaki itu bisa tidur nyenyak. Tak lupa ia bermain game sebagai pengantar tidur.
***
“Jangan Roy..” lirih Celia langsung menginjak kaki Roy dengan keras, reflek Roy melepaskan tangan Celia. Celia pun langsung berlari ke arah Jessi begitu juga Salsa. Mereka berdua berlindung di belakang Jessi.
“Bang sat!” Umpat Roy dan ketiga temannya menghampiri Jessi, Celia dan Salsa. Dengan amarah yang meluap-luap Roy cs siap menerkam Jessi cs.
Celia dan Salsa gemetaran memeluk lengan tangan kanan kiri Jessi. Wajah mereka berubah pucat. Mereka takut apalagi saat ini mereka berada di tempat yang jauh dari kata baik.
“Selagi aku bicara baik-baik kembali padaku Celia, aku akan memperlakukanmu dengan lembut atau kau tetap disana tapi aku akan berlaku kasar!” Bentak Roy.
Celia melepaskan lengan Jessi ia melangkahkan kakinya menuju Roy namun di tahan oleh Jessi. “Jangan!Kau kesana ataupun disini dia akan tetap memperlakukan mu dengan kasar.” Ucap Jessi lembut.
“Diam kau ja lang!” Sorot mara Roy menajam pada Jessi yang menurutnya mempengaruhi Celia.
“Kau yang diam ba jingan!” Balas Jessi tak kalah tajam. Waow, gadis remaja itu bisa melotot bahkan menakutkan, aura marahnya sangat mengejutkan bagi orang-orang disana.
“Biar ku bungkam mulut gadis itu, Roy.” Ucap salah satu teman Roy. Dan, Roy pun mengangguk.
“Cih, Coba saja kalau kalian bisa.” Ujek Jessi santai seraya mengankat tangan kanannya dan menjentikkan jarinya. Seketika itu pula empat orang lelaki berbadan tegap, tinggi dengan berpakaian setelan jas serba hitam mendekat pada Jessi dan berdiri di depan Jessi menghadang Roy cs yang akan menerkam Jessi cs.
“Siapa kalian?Minggir kalian!” Sentak Roy.
Salah satu lelaki yang berpakaian serba hitam itu menoleh pada Jessi. “Mereka mau diapakan, nona?” Tanyanya pada Jessi.
“Em.. entahlah, dihabisi mungkin lalu lempar ke kolam buaya paman Leo.” Jawab Jessi santai. Keempat lelaki berpakaian serba hitam itu pun mengangguk mengerti.
Roy cs pun susah payah menelan salivanya mendengar perintah santai Jessi pada orang-orang yang bisa disebut pengawal Jessi.
Dengan sigap satu gerakan Roy cs sudah di bekuk oleh pengawal Jessi.
“Lepaskan aku!” Ronta Roy cs. “Celia, sebenarnya siapa temanmu, apa kau berteman dengan gangster?” Tanya Roy penuh amarah.
Celia sendiri bingung. Ia masih mencoba mencerna apa yang terjadi.
“Huft..harusnya aku santai sejak tadi, aku lupa kau putri siapa.” Ujar Salsa bisa bernafas lega sementara Jessi hanya mengedipkan sebelah matanya.
Roy cs babak belur di tangan pengawal Jessi yang di saksikan oleh Jessi, Celia dan Salsa.
Pengunjung Club juga nampak memperhatikan kegiatan yang sedang terjadi dimana para pengawal Jessi menghajar Roy cs.
“Lihat!Orang-orang itu di suruh oleh gadis itu!” Bisik salah satu pengunjung Club.
“Sepertinya dia bukan gadis biasa.” Sahut yang lainnya.
“Kasian mereka babak belur.”
“Ada apa ini?” Keributan yang terjadi di Club malam itu terdengar hingga telinga pemilik Club. Apalagi manajer Club sudah melaporkannya pada pemilik Club yang sedang berada di ruang VVIP.
Jessi cs dan yang lainnya menoleh pada suara itu.
“What the hell.” Pekik Jessi melihat laki-laki dewasa yang berdiri di sebelah pemilik Club. Ya lelaki itu adalah Yoga sang pujaan hati Jessi.
Pemilik Club dan Yoga pun berjalan menghampiri Jessi.
“Jessica Rahardian Pratama!” Hardik pemilik Club itu saat sudah sampai di hadapan Jessi dengan kedua tangan bersedekap di depan dada.
“Iya, saya.” Jessi menunduk. Melihat Jessi menunduk seperti ketakutan Celia dan Salsa kembali gemetaran.
“Apa yang kamu lakukan disini?” Memperhatikan Jessi dari ujung kelapa sampai ujung kaki.
Jessi mengangkat kepalanya dan nyengir lalu merangkul lengan lelaki itu. “Apa lagi kalau bukan Jessi kangen sama paman,” ucap Jessi manja bergelanyut di lengan lelaki itu. “Paman Wu bai Jessi kangen.” Lanjutnya.
Ya, lelaki pemilik Club itu adalah Wu bai. Salah satu orang kepercayaan Daddy Raka.
Wu bai pun geleng-geleng kepala. “Jika kau kangen sama paman kenapa kau membuat keributan di tempat paman?” Wu bai menunjuk Roy cs yang babak belur dan beberapa pengawal Jessi. Jessi pun menoleh melihatnya.
“Oh..Jessi habis membasmi tikus.” Jawab Jessi santai.
“Celia, Salsa, kenalkan ini paman Wu.” Ucap Jessi. Celia dan Salsa pun mendekat lalu mencium punggung tangan Wu bai.
“Celia, paman. Salsa, paman.” Ucap kedua gadis itu memepkenalkan diri. Wu bai pun mengangguk.
“Ayo paman kita ngobrol di tempat lain.” Dengan menarik lengan kanan Wu bai mengajaknya meninggalkan tempat itu sebelum Jessi mendapat hukuman dari Wu bai.
“Iya paman, ayo. Salsa haus.” Tak kalah manja Salsa ikut-ikutan menarik lengan kiri Wu bai untuk meninggalkan tempat itu. Wu bai hanya bisa menuruti kemauan kedua gadis kecil yang menarik-narik lengan kanan kirinya. Celia mengikuti mereka.
Sebelum pergi dari tempat itu Wu bai meminta bantuan pada Yoga. “Ga, tolong bantu mas mengurus masalah hukum yang kemungkinan terjadi karena masalah ini.” Yoga pun mengangguk.
Pengawal Jessi tetap tinggal untuk mengurus Roy cs beserta Yoga yang mencari tau masalah apa hingga Jessi ngamuk.
***
Wu bai membawa Jessi cs ke salah satu ruangan VVIP di Club nya. Ia juga meminta karyawan Club untuk menyajikan jus dan kue karena Jessi tidak boleh minum alkohol.
“Huh.. Kak Yoga pasti marah.” Gumam Jessi melepaskan lengan Wu bai lalu mendudukkan di dirinya di sofa.
“Tadi itu keren sekali.” Ucap Salsa senang. Duduk di sebelah Jessi.
“Kasian Roy.” Gumam Celia duduk di sebelah Salsa. Jessi dan Salsa langsung menoleh pada Celia. “Stupid girl.” Dua kata itu pun lolos begitu saja dari mulut Jessi dan Celia.
“Jadi, bisa kalian jelaskan apa yang baru saja terjadi?” Wu bai duduk di sofa depan Jessi cs menatap Jessi cs sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Bukannya menjawab pertanyaan Wu bai, Jessi justru menanyakan hal lain pada Wu bai. “Paman apa kak Yoga akan marah sama Jessi?” Khawatir gadis kecil.
“Apakah itu penting?” Wu bai mengernyit heran, Jessi bukan khawatir kemungkinan Raka dan Ayu akan marah padanya namun mengkhawatirkan hal lain.
Jessi mengangguk. “Tentu saja penting, kalau kak Yoga marah. Jessi, kan, galau.” Jawabnya.
“Dasar bucin.” Serentak Salsa dan Celia.
“Kamu suka sama Yoga?” Tanya Wu bai.
“Memang paman tidak tau?Itu kan bukan rahasia lagi.” Sahut Salsa.
“Paman tidak tau.” Wu bai menggeleng.
Jessi menghela nafas kesal masih ada orang terdekatnya yang tidak tau ia sangat menyukai Yoga. Ini tidak bisa dibiarkan, semua orang harus tau Jessi menyukai Yoga bahkan tukang kebun sekalipun. Agar mereka membantu Jessi mengawasi Yoga.
“Sekarang, kan, paman sudah tau. Jadi, paman bantu Jessi awasi kak Yoga saat dia main ke Club paman. Jangan sampai kak Yoga bawa perempuan ke sini!” Tegas Jessi sedikit memerintah. Loh, siapa Jessi beraninya memerintah orang tua.
“Memang kalau Yoga bawa perempuan kesini kamu mau apa?”
“Lihat aja nanti.” Jawab Jessi dengan seringai liciknya.
.
.
.
.
Aku up nih guy..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Eni
top top top top sekali karyamu thor😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
2021-07-08
0
Meilia Rauf
lanjut
2020-11-25
1
PriLia Lius UsLiy-kalteng-
up nya lama,,jdi suka lupa cerita awal
2020-11-25
1