Masuk kantor polisi lagi

Jessi mengantar Yoga sampai ke depan rumah sesuai permintaan mommy Ayu.

“Makasih, kak.” Ucap Jessi tulus.

“Sama-sama.” Balas Yoga.

Yoga pun masuk ke dalam mobilnya, ia melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Ayu.

Jessi kembali ke dalam rumah. Melihat Raka dan Ayu menatapnya penuh arti.

“Mommy, Daddy, maaf.” Lirih Jessi.

“Sini, kamu!” Ayu menepuk sofa di sebelahnya. Jessi pun langsung duduk di sana.

“Lain kali kamu harus kasih tau Daddy sama mommy hal sebesar ini.” Ucap Raka.

“Iya, Daddy.”

“Kepala kamu jadi memar begini, untung nggak benjol.” Ayu mengobati pelipis Jessi dengan obat merah.

“Kakak tadi nahan kepala Rei dengan tangannya, mom. Jadi, Rei tidak terluka.” Rei menyahut.

“Kakak kamu memang punya tanggung jawab menjaga adiknya, Rei.” Ucap Raka bangga pada Jessi. “Kau sudah besar, sayang.” Mengelus-elus kepala Jessi.

“Dimana Jordan, mom?” Jessi tidak melihat kembarannya.

“Kakak Jes, kak Jordan!” Tegas Raka.

“Iya, Daddy, maaf Jessi lupa, dimana kakak yang lahir 10 menit lebih dulu dari ku mom?” Tanya Jessi. Raka pun terkekeh.

“Dia menginap di apartemennya.” Jawab Ayu.

“Kenapa kakak boleh tinggal di apartemen tapi Jessi tidak, mom, dad?” Protes Jessi pada Raka dan Ayu.

“Jordan sudah dewasa, kau masih kecil dan seorang perempuan.”

“Hanya selisih 10 menit dad, aku dan kak Jordan.”

“Tetap saja, kau belum sedewasa Jordan.” Raka bangkit dari duduknya. Ia kembali ke kamarnya.

“Tidak adil.” Cebik Jessi. Ayu hanya tersenyum melihat putrinya merajuk.

“Rei, pergi ke kamarmu dan istirahat!” Perintah Ayu.

“Baik, mom.” Rei pun menuju kamarnya.

Tak berselang berapa lama, Jessi juga menuju kamarnya untuk beristirahat.

Keesokan paginya. Jessi dan Rei sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Mereka juga sudah sarapan. Rei akan pergi ke sekolah diantar sopir nya.

“Daddy, mobil Jessi?” Menghampiri Raka yang sedang memasang dasi nya dibantu Ayu.

“Kau pakai salah satu mobil mommy mu dulu.” Ujar Raka.

“Baiklah.” Ucap Jessi seraya pamit pada kedua orang tuanya.

“Hati-hati sayang, jangan ngebut.” Ucap Ayu.

“Siap, mom.”

Jessi pergi ke sekolah dengan mobil Ayu. Tidak ada pilihan meskipun mobil Ayu terlalu mewah untuk ukuran anak seusia Jessi. Sampai di sekolah mobil Jessi jelas saja menjadi pusat perhatian teman-teman yang lain. Apalagi sekolah Jessi, kan, hanya sekolah swasta biasa.

Jessi menuju kelasnya. Ia melihat teman baiknya sedang bertengkar dengan anak kelas lain. Entah apa yang terjadi.

“Salsa, hentikan!” Menahan tangan Salsa yang sedang menjambak anak kelas lain.

“Biarin Jes, dia bicara yang enggak-enggak soal kamu.” Ucap Salsa berapi-api.

“Memang apa yang dia katakan?”

“Dia bilang lo simpenan om-om, mobil lo aja udah ganti lagi.” Jessi memang beberapa kali membawa mobil berbeda. Ia pernah membawa mobil Jordan saat mobilnya di servis.

“Oh.” Balas Jessi cuek.

“Tuh, dia aja nggak kaget gue katain simpenan om-om, karna emang dia simpenan om-om.” Ucap Celia.

“Lo!” Salsa tidak suka.

“Salsa lepas!” Perintah Jessi.

“Tapi, Jes..” Salsa seperti enggan melepaskan tangannya dari rambut Celia.

“Salsa lepas!” Ulang Jessi.

“Oke, oke, gue lepas.” Salsa melepaskan tangannya dari rambut Celia.

“Cih, dasar simpenan om-om.” Ejek Celia.

“Apa kamu bilang?” Salsa marah lagi.

Plak.. plak ..dua tamparan Jessi layangkan ke pipi Celia. “Itu pantas buat kamu.” Ucap Jessi.

“Lo udah gila, lo nggak tau siapa bokap gue?Bokap gue pemilih CN properti.” Ucap Celia berapi-api.

“Oh, ya?Gue nggak tau tuh.” Jawab Jessi santai.

“Gue bakal aduin lo ke bokap gue, kita lihat apa lo masih bisa tenang kayak gini.” Ancam Celia.

“Ya..ya..terserah lo aja deh. Mau aduin ke bokap lo ke siapa kek, terserah. Gue nggak takut Maemunah.” Balas Jessi santai, seraya berjalan duduk ke kursinya.

“Tolong ya Cel, aduin Jessi ke bokap lo, dia udah berani nampar lo di depan umum. Lo pasti malu, kan?” Ucap Salsa mengompori. Ia sengaja berbuat itu agar Celia mengadukan Jessi ke orang tuanya. Dengan begitu Celia juga akan tau orang tua Jessi, dan Salsa yakin Celia pasti kaget mengetahui siapa orang tua Jessi.

Selama ini Jessi memang tidak pernah pamer pada teman-temannya. Bahkan hampir 3 tahun sekolah di SMA itu, teman-teman Jessi taunya Jessi hanya anak orang kaya biasa bukan konglomerat.

“Lo bilang apa ke dia?” Tanya Jessi pada Salsa yang sudah duduk di hadapannya.

“Gue suruh dia mengadu ke bokapnya.”

“Dasar anak manja belagu.” Jessi berdecak kesal.

Sesuai ancamannya Celia mengadukan Jessi pada orang tuanya. Bahkan Celia membawa polisi dengan tuduhan penganiayaan karna Jessi sudah menamparnya. Jessi pun harus ikut ke kantor polisi saat polisi menjemputnya di gerbang sekolah. Ia ditemani oleh Salsa.

Celia ditemani oleh orang tuanya tersenyum puas melihat Jessi di gelandang ke kantor polisi.

“Siapa nama adek?” Interogasi pak polisi.

“Jessica, pak.”

“Nama lengkap?”

“Jessica Rahardian Pratama, pak.”

“Oh, seperti pernah dengar.” Gumam pak polisi.

“Ya iyalah, dia putri satu-satunya Pratama grup. Saudaranya putra semua.” Gumam Salsa.

“Jadi, bisa anda jelaskan mengapa anda menganiaya teman anda?” Tanya pak polisi.

Sementara Celia, perempuan itu berakting kesakitan memegang pipi nya yang ditampar oleh Jessi.

“Maaf, pak. Saya akan bicara diwakili pengacara saya, bapak bisa menghubungi pengacara saya, atau biarkan saya menelepon.” Ucap Jessi sopan.

Namun, pak polisi seakan tidak percaya pada Jessi. Polisi memilih untuk menghubungi pengacara Jessi sendiri. “Bisa anda beritahu kontak pengacara anda?Saya akan menghubunginya.” Ucap pak polisi.

“Bapak telepon saja Pratama grup, dan minta disambungkan ke tim hukum Pratama grup. Bilang putri satu-satunya Presdir Pratama grup mendekam di kantor polisi, nanti mereka pasti paham apa yang harus dilakukan.” Ucap Jessi santai.

“Baik.” Pak polisi langsung menghubungi Pratama grup.

“Pra..Pratama grup?” Sahut papa Celia terbata-bata. “Kamu putri Presdir Raka?” Jessi enggan menjawab pertanyaan papa Celia. Ia bungkam. “Jawab!” Bentak papa Celia.

“Ogah.” Gumam Jessi.

“Bagaimana, pak?” Tanya Jessi.

“Tim hukum anda akan segera kemari.” Jawab pak polisi yang baru saja selesai menelepon. Jessi sudah berada diruangan interogasi ditemani Salsa. Sementara Celia dan papa nya di ruangan lain.

Tiga puluh menit kemudian. Raka dan tim hukumnya yang berjumlah 5 orang. Juga Ayu dan sekertarisnya datang ke kantor polisi. Kedatangan Raka dan Ayu jelas menyita banyak perhatian orang-orang yang berada di kantor polisi.

“Tu..tuan Raka?” Pak Kapolres yang mendengar kedatangan Raka langsung menyambut Raka.

“Saya kesini untuk mengurus masalah putri saya.” Ucap Raka.

“Putri tuan?” Tanya pak Kapolres bingung.

“Ia pak, putri saya dimana?” Tanya Ayu khawatir.

“Tim hukum saya mendapat telepon dari pihak kepolisian bahwa putri saya mendekam di kantor polisi.” Ucap Raka.

“Maaf, apa putri anda bernama Jessica?” Sahut pak polisi bagian tindak kriminal.

“Iya, Jessica Rahardian Pratama. Dimana putri saya?” Tanya Ayu.

Celia dan papa nya kaget mengetahui kenyataan siapa orang tua Jessi. Apalagi papa Celia, ia langsung berkeringat dingin. Takut Raka membalas perbuatannya, apabila ia sudah membuat putri seorang Raka masuk kantor polisi.

“Dimana putri saya, pak?” Ulang Ayu.

Pak Kapolres melirik bawahannya. “Mari Tuan, nyonya, saya akan mengantar anda berdua bertemu nona Jessi.” Ucap bawahan pak Kapolres.

“Kalian urus masalah putriku!” Perintah Raka pada tim hukumnya.

“Baik, tuan.”

.

.

.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘😘

2023-08-01

0

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-08-01

0

re

re

Baru tau kan

2022-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Prolog..
2 Bab Orang yang disuka
3 Bab Mencari part time
4 Bab Kecelakaan
5 Pulang
6 Masuk kantor polisi lagi
7 Pulang
8 Nongkrong di cafe
9 Cemburu...
10 Permintaan maaf dari Celia
11 Polisi lagi
12 Gagal mengejar fucek Boy
13 Karna dompet tebal
14 Pulang..
15 Club malam
16 Club malam
17 Pulang di jemput Jordan
18 Kecupan
19 Bosan
20 Ngapel calon suami
21 Kesal
22 Kecupan II
23 Pasca kecupan
24 Tertangkap basah
25 Pingsan
26 Modus
27 Kedatangan Rey
28 Perasaan apa?
29 Rio menjenguk
30 Menjauh
31 Libur
32 Amarah Jessi
33 Pengumuman
34 Cinta dalam diam
35 Bab Halu
36 Bab Sekolah Jordan
37 Bab Pengacau kecil
38 Bab Pagi indah
39 Bab di jemput Yoga
40 Bab lesu
41 Bab kencan
42 Bab Ban bocor
43 Bab Pertengkaran kecil
44 Bab pertengkaran besar
45 Bab Hotel
46 Bab perempuan murahan..
47 Bab Raka dan Ayu
48 Bab Pulang
49 Bab Dalang nya ...
50 Bab scandal
51 Bab H-1 KP
52 Bab Konferensi pers
53 Bab Keluarga Pratama
54 Bab Pertunangan
55 Bab Bertemu Rio
56 Bab Menyusul Yoga
57 Bab Menyusul Yoga II
58 Bab 58 Gombal
59 Bab 59 Kejutan
60 Bab 60 Apartemen Yoga
61 Bab 61 Alergi dingin
62 Bab kantor Yoga
63 Bab kantor Yoga II
64 Bab Perintah Daddy
65 Bab JIH Jogja
66 Bab kepulangan Jessi ke Jakarta
67 Bab rumah sakit
68 Bab Kasih tau typo nya
69 Bab Akhirnya pulang
70 Bab wanita ular
71 Bab Devina berulah
72 PENGUMUMAN
73 Bab
74 Bab Cinta tanpa logika
75 Musim baru
76 Bayangan Celia
77 Perdebatan kekasih
78 Perihal rasa
79 Jessi yang merajuk
80 Yulia lagi Yulia lagi..
81 Perdebatan pasutri
82 Berita duka
83 Kedatangan Daddy Raka dan mommy Ayu
84 Pulang
85 Kediaman Raka
86 Usaha Yoga
87 Kantor Yoga
88 Hallo!
89 Sarapan beda kota
90 Memastikan Perasaan
91 Pengakuan Radit
92 Hubungan yang toxic
93 Tidak Ingin Menyakiti
94 Tidak pasti
95 Celia tidak sadarkan diri
96 Dukungan Rani dan Ari
97 Siasat Jessi
98 Kemarahan Bapak
99 Pertemuan Celia dan Yulia
100 Dalangnya
101 Ada udang di balik batu
102 Hari H pernikahan Radit dan Yulia
103 Last ..
104 Epilog
105 Bonus Bab
106 Iklan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab Prolog..
2
Bab Orang yang disuka
3
Bab Mencari part time
4
Bab Kecelakaan
5
Pulang
6
Masuk kantor polisi lagi
7
Pulang
8
Nongkrong di cafe
9
Cemburu...
10
Permintaan maaf dari Celia
11
Polisi lagi
12
Gagal mengejar fucek Boy
13
Karna dompet tebal
14
Pulang..
15
Club malam
16
Club malam
17
Pulang di jemput Jordan
18
Kecupan
19
Bosan
20
Ngapel calon suami
21
Kesal
22
Kecupan II
23
Pasca kecupan
24
Tertangkap basah
25
Pingsan
26
Modus
27
Kedatangan Rey
28
Perasaan apa?
29
Rio menjenguk
30
Menjauh
31
Libur
32
Amarah Jessi
33
Pengumuman
34
Cinta dalam diam
35
Bab Halu
36
Bab Sekolah Jordan
37
Bab Pengacau kecil
38
Bab Pagi indah
39
Bab di jemput Yoga
40
Bab lesu
41
Bab kencan
42
Bab Ban bocor
43
Bab Pertengkaran kecil
44
Bab pertengkaran besar
45
Bab Hotel
46
Bab perempuan murahan..
47
Bab Raka dan Ayu
48
Bab Pulang
49
Bab Dalang nya ...
50
Bab scandal
51
Bab H-1 KP
52
Bab Konferensi pers
53
Bab Keluarga Pratama
54
Bab Pertunangan
55
Bab Bertemu Rio
56
Bab Menyusul Yoga
57
Bab Menyusul Yoga II
58
Bab 58 Gombal
59
Bab 59 Kejutan
60
Bab 60 Apartemen Yoga
61
Bab 61 Alergi dingin
62
Bab kantor Yoga
63
Bab kantor Yoga II
64
Bab Perintah Daddy
65
Bab JIH Jogja
66
Bab kepulangan Jessi ke Jakarta
67
Bab rumah sakit
68
Bab Kasih tau typo nya
69
Bab Akhirnya pulang
70
Bab wanita ular
71
Bab Devina berulah
72
PENGUMUMAN
73
Bab
74
Bab Cinta tanpa logika
75
Musim baru
76
Bayangan Celia
77
Perdebatan kekasih
78
Perihal rasa
79
Jessi yang merajuk
80
Yulia lagi Yulia lagi..
81
Perdebatan pasutri
82
Berita duka
83
Kedatangan Daddy Raka dan mommy Ayu
84
Pulang
85
Kediaman Raka
86
Usaha Yoga
87
Kantor Yoga
88
Hallo!
89
Sarapan beda kota
90
Memastikan Perasaan
91
Pengakuan Radit
92
Hubungan yang toxic
93
Tidak Ingin Menyakiti
94
Tidak pasti
95
Celia tidak sadarkan diri
96
Dukungan Rani dan Ari
97
Siasat Jessi
98
Kemarahan Bapak
99
Pertemuan Celia dan Yulia
100
Dalangnya
101
Ada udang di balik batu
102
Hari H pernikahan Radit dan Yulia
103
Last ..
104
Epilog
105
Bonus Bab
106
Iklan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!