Hilang

Naura masih bingung di tempatnya, sejak tadi dia hanya memandangi panci dan teflon di hadapannya itu tapi tak tau cara menggunakannya.

Gadis itu tidak tahu harus melakukan apa? dan Bagaimana cara nya memasak, seumur hidupnya dia tidak pernah memegang peralatan dapur, apalagi memasak seperti sekarang ini.

Semua serba lengkap dan tersedia, dia hanya tinggal perintah maka akan datang makanan dalam sekejap, mau ini itu tinggal bilang dan semuanya tersedia.

'Apa-apaan pria ini,. seenaknya dia menyuruhku memasak, dia pasti sengaja ingin mengerjaiku. Mana mungkin seorang putri raja seperti ku memasak, aduh apa yang harus aku lakukan ini!"

Naura menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sementara sang suami tersemyum devil di kantor. Dia sudah memasang CCTV di dapur, dan dia bisa melihat wajah kesal dan marah sang istri.

Dewa bisa memperkirakan jika gadis itu tidak bisa memasak, "Penderitaan mu akan segera di mulai, anak kecil. Selama kau tidak mau memberitahu siapa yang menyuruhmu, maka aku akan tetap menyiksa mu." ucap Dewa pelan.

Dia menutup laptopnya dan fokus pada pekerjaan nya yang menumpuk, rasanya sangat bahagia bisa mengerjai gadis itu.

Di rumahnya, Naura terus saja menggerutu kesal. Dewa tidak lagi mengijinkannya untuk bekerja dia mengurung gadis itu di dalam apartemennya.

Tak habis akal, Naura menghubungi temannya, "Bodoh kenapa aku tidak kepikiran sejak tadi," ucapnya heboh.

Lalu dengan Gadis itu mengambil ponselnya yang baru di kembalikan pagi tadi itupun mereka harus berdebat terlebih dahulu.

Naura menghubungi sahabatnya Zia, terdengar beberapa kali nada sambung namun belum juga diangkat, hal itu membuat hati Naura sedikit kesal.

" kemana sih Zia, Kenapa panggilan ku tidak diangkat? Apa dia masuk dan sedang bekerja? Zia please bantu aku..." ucap gadis itu yang terus menghubungi sahabatnya sambil jalan mondar mandir.

"Ya halo" Akhir nya tersambung Setelah berulang kali dia mencoba menghubunginya.

"Alhamdulillah Ra, lo masih hidup, alhamdulillah ya Allah,' ucap Zia heboh.

"Emang Lo pikir gue sudah koid?' tanya Naura marah, "tega Lo ya," lanjutnya kesal

"hehehe maaf. Bukannya gitu, gue pikir mereka . argh .. sudahlah yang penting sekarang Lo udah selamat, sekarang Lo ada dimana? biar gue jemput, tapi sepulang kerja,"

"Apa lo pernah memasak?" tanya Naura to the point'

"Whatt! apa aku enggak salah dengar? lo mau memasak?" tanya Zia Tertawa kecil

"Aku serius Zia, dia meminta ku memasak setiap hari, belum lagi beresin rumah, aku capek"

"Dia siapa?"

"Suamiku?"

"What!! suami?"

"Aku sudah menikah Zia?"

"Ha, menikah dengan siapa? tega loe nggak ngundang gue,"

"Sama pria itu dan aku terjebak, aku tidak bisa lari,"

"Pria yang nyulik elo?"

"Iya, hiks...hiks.."

Zia ikut merasa sedih mendengar temannya menangis, matanya juga berkaca-kaca, " dan sekarang dia nyuruh gue masak, lo tau kan gue enggak bisa "

"Kamu jadi istri atau pembantu sih?" tanya Zia ikut manyun

"Entahlah ku rasa aku bukan dua-duanya, aku sebenarnya mau kabur tapi sayang nya dia mengancam ku jadi aku enggak bisa kemana mana."

"Kasihan banget"

"Sekarang cepat ajari aku memasak"potong Naura

"Lihatlah di YouTube, kenapa harus pusing, bumbu tinggal beli,"

"Kenapa aku enggak kepikiran ya," yang aku pikirkan sejak tadi adalah, bagaimana caranya aku bisa kabur dari sini?" batinnya

"Naura?" panggil Zia

"Ya"

"kamu masih disana?"

"Ajarin aku masak." ulang Naura

"Aku juga engga bisa Naura, Lo kan tau kita selalu makan mie instan."

Dia menyuruh ku memasak dan... Ah sudahlah, sia- dia bicara denganmu!" Tut...panggilan putus karena Naura merasa sangat kesal.

Naura membuka google dan mencari beberapa resep masakan, tapi sudah satu jam berlalu dia belum menentukan jenis masakan apa yang akan dia masak, gadis itu bingung dengan jenis dan bahan makanan yang ada.

Gadis itu begitu asyik hingga kantuk pun datang menyerang dan dia tertidur. Gagal sudah acara memasak ala Naura.

**

Di kediaman keluarga Adiwiyala, terjadi kericuhan, pasalnya Mama Naura, terus menerus mengawasi nya, sayang nya dia tidak melihat gadis itu buah hati ini sejak kemaren.

"Apa ku sudah menemukan dimana nona?" tanyanya pada pria berbaju hitam di depannya itu dengan tatapan tajam menusuk.

"Belum Bu, Nona menghilang sejak tiga hari yang lalu,"

"Bodoh! cepat cari!" bentak ibunya Naura

Dia terus mencari secara diam-diam dan tanpa pengetahuan suaminya.

***

Gadis itu hanya mendesah pasrah, jam sudah menunjukkan pukul dua belas, dan dia belum memasak apapun jangan memasak, menyalakan api pun dia tidak bisa

Naura memutuskan meminta sahabatnya memesan makanan dari restoran dan mengantarnya ke rumah.

"Big thanks Zi" ucapnya saat gadis itu datang mengantar kan pesanan nya.

"No problem Naura, apapun untukmu my bestie," sahut Zia tersemyum lebar Lalu panggilan tertutup.

"Aku tau kamu pasti menderita, menangis lah jika itu membuatmu merasa lebih baik." ucap Zia mengusap kepala sahabatnya.

"Aku... hiks...hiks...." Naura tak dapat menahan air mata, dia menangis di pelukan sang sahabat, "Kenapa jadi begini?" tanya gadis itu sedih, Zia juga ikut menangis, dia ikut merasakan kesedihan sahabatnya itu. Walau mereka belum lama berteman tapi gadis itu bisa merasakan ketulusan Zia.

"Apa suamimu memukul mu? apa dia kejam? bagian mana yang terluka?" tanya Zia melepaskan pelukannya dan memperhatikan sahabatnya dia bahkan membolak balik wajah dan lengan Naura.

Naura tersemyum bahagia, memiliki seseorang yang tulus dan perhatian seperti Zia, "Enggak, dia memang kejam tapi dia tidak memukul ku, cuma galak tapi aku takut, hiks...hiks..."

"Gimana kalau kamu lari aja?"

"Lari?"

"Iya, kamu bisa pergi kemana gitu pokoknya kabur darinya, dengan uang yang kamu punya kamu bisa kemana saja."

"Benar juga, kenapa tidak terpikirkan ku," batin Naura

"Wait, tapi kalau aku kabur, gimana dengan Mama, Papa dan keluarga ku lainnya? apa benar ancaman nya itu? Bagiamana jika dia benar-benar menyakiti Mama dan Papa?"

"Hei mengapa kamu jadi melamun?" tanya Zia heran

"Eh, apa..."

Zia memukul keningnya, " ya ampun Ra, aku tadi tuh bilang gimana kalau kamu kabur aja!"

"Aku takut Zi,"

"Takut?" tanya Zia menyipitkan matanya, "Takut apa? apa dia mengancam keluargamu?"

Pelan Naura mengangguk, "benarkah? apa kau yakin?" lagi Naura mengangguk.

Zia menghela nafas, "sungguh tidak kusangka dia sampai sekejam itu. Apakah kau sudah memberitahu ibumu yang ada di kampung? sebaiknya kau segera mengabari mereka, jadi saat nanti anak buah suamimu datang mereka bisa beralasan bahwa kamu telah kabur dari rumah dan mereka tidak menganggap mu anak lagi," saran Zia

Naura tersenyum kecut, di dalam hatinya Dia berkata, "Andai kau tau siapa aku sebenarnya, dan gimana keadaan orangtuaku? Maafkan aku Zia aku telah membohongimu selama ini,"

"Kamu benar, Aku akan segera menghubungi keluargaku, Terima kasih untuk sarannya, dan terima kasih untuk makanannya." ucap Naura

"Oke aku pulang ya, Alnya aku juga harus bekerja, oh ya kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi aku," ucapnya lagi

"Terima kasih," ucap Naura menutup pintu rumahnya.

Segera gadis itu menyusun makanan diatas meja, Sebentar lagi suaminya pulang dan makan. Dia harus segera bersiap-siap.

Di kantor, Dewa tersenyum devil menatap layar laptopnya, "gadis licik dia ingin membohongiku rupanya? ok, aku akan memberikan hukuman yang berat, lihat saja." ucap Dewa.

Tak lama kemudian dia berdiri dan siap untuk pulang ke rumah. Pria itu akan memberikan kejutan untuk sang istri barunya.

Di tengah perjalanan pulang tak sengaja dia melihat mantan calon istrinya yaitu Larasati yang sedang bergandengan mesra dengan seorang pria.

Dewa segera mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya kemudian dia turun dan mengejar Larasati namun dia terlambat di ujung jalan sana dia melihat Larasati masuk ke dalam mobil dan pergi dengan seseorang yang dia tidak bisa lihat wajahnya. mobil pun melaju kencang.

"Sial!" maki Dewa

Dia berbalik dan berjalan gontai menuju mobilnya, muncul satu pertanyaan di dalam hati Dewa, siapakah pria yang bersama Larasati tadi? Apakah itu pacar barunya? tapi apa mungkin secepat itu, dia melupakan aku?"

Kembali dewa melajukan mobilnya dan bersiap pulang ke rumah dengan perasaan kacau balau.

Tanpa mengetuk pintu dia masuk ke dalam rumah, tapi dia tidak mendapati sang istri disana, entah kemana Naura, Dewa tidak berniat mengetahuinya, pikirannya di penuhi dengan berbagai pertanyaan, siapa yang bersama Larasati?

Tak mau galau sendiri, Dewa melangkah menuju kamar dan segera mandi, lalu dia pergi lagi keluar.

Pria itu pergi ke klub, dia ingin melupakan semua kesedihan dan permasalahan yang terjadi, dua ingin melupakan Larasati, dan cintanya yang kandas.

Suara dentuman musik yang cukup keras menyambut kedatangan Dewa, dia duduk di depan bartender dan memesan minuman, datanglah seorang gadis, namun dengan kasat dewa mengusirnya.

Pria itu terus saja minum sambil meratapi nasibnya, dia sedih dan kecewa dengan takdir yang seolah telah mempermainkan dirinya.

Dengan tubuh sempoyongan dia berdiri dan bersiap untuk pulang, untung saja bartender itu menghubungi Joe, dan Joe lah yang mengantarkan dirinya pulang ke rumah.

Terpopuler

Comments

Dwi MaRITA

Dwi MaRITA

yuhu.... dah tau kan Wa... kalok laras yg nggak mau nikah dgmu....

lepas drmu dia dah gandengan tangan tuh ma cowok lain... joe aja dah mmperingatkan lho ya.... jan nyesel Wa... 🙊🙉🙈😳

2023-01-09

1

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

berdamailah dengan kenyataan dewa, karena semua udah ad yg ngatur..... othornya.... kpn dewa, bkln bucin sama Naura y... keknya seru 🤭🤭🤭

2023-01-09

0

💙💙Xiena💙💙

💙💙Xiena💙💙

ceritanya bagus, tapi masih ada yg typo dan tulisan yg bikin bingung ( kaya pintunya dikunci dan ga bisa keluar, tapi temennya bisa masuk utk meluk + nganter makanan ) semoga bisa diperbaiki lagi....semangat mommie

2023-01-09

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!