Sarapan

Ibunya Naura, Nyonya Adiwijaya hanya bisa menangis mendengar ucapan sang suami yang tidak berusaha mencari keberadaan putrinya, jangankan berusaha berniat saja seperti nya tidak.

Padahal andai dia setuju, sudah bisa dipastikan, dalam hitungan jam Naura sudah pasti ditemukan.

"sudah berhenti lah menangis!" ucap Adiwijaya coba menghibur istrinya.

"Bicara itu mudah, tapi aku yang menjalani dan dia putriku!" sahut sang istri

"Dia juga putriku, apa kau lupa?" sahut Adiwijaya tak mau kalah.

"Lalu kenapa kau tidak berusaha mencarinya, ayah macam apa kau ini?" Kinan tak sanggup lagi menahan semua kekesalannya, semua isi hatinya dia ungkapkan saat ini juga.

"Dia yang memutuskan untuk keluar dari rumah ini! berarti dia yang melupakan kita, dasar anak nakal, anak tak tau diri." maki Adiwijaya

"Dia putrimu!!!!" jerit Kinan, sebagai seorang ibu, dia sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya. Apalagi Naura anak perempuan, sudah pasti kekahawatiran itu berkali lipat.

"Aku hanya ingin dia tahu, bagaimana kejamnya dunia luar, apa dia pikir hidup seindah yang dia bayangkan! biarkan dia tahu bahwa dunia ini tak seindah impiannya."

"Apa kau tidak khawatir, sesuatu yang buruk menimpanya, dia anak perempuan!"

Hening beberapa saat hanya Idak tangis Kinan yang terdengar, Adiwijaya hanya bisa menghela napas, yang terasa begitu berat.

"Sudahlah serahkan semuanya padaku, aku tau apa yang terbaik untuk anakku."

"Apa kamu tau dimana dia? katakan padaku, dimana Naura ku?" lagi Kinan berteriak, namun Adiwijaya tak menjawab, dia memutuskan pergi menghindari istrinya.

***

pagi menjelang ditandai dengan kicau burung yang bernyanyi merdu. Matahari juga sudah bersinar tinggi, namun tampaknya Dewa masih betah memejamkan matanya. Sementara Naura sudah bangun sejak tadi pagi dan membuat sarapan untuk dirinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" ucapnya mondar mandir di dapur.

Gadis itu membuka kulkas namun hanya ada roti, telur dan susu.

Tak tau mau masak apa, Naura memutuskan membuat susu dan sarapan dengan roti.

"Eugh..." Dewa membuka matanya, kepalanya masih sedikit pusing, dia duduk dan memperhatikan sekitarnya.

"ini kamarku." batinnya

Lalu pria itu menatap dirinya, pakaianku sudah berganti, siapa yang menggantinya? dan siapa yang mengantarkan aku pulang?" tanyanya dalam hati.

Dewa mengedarkan pandangannya, namun dia tidak menemukan Naura "kemana perginya bocah itu? apa dia kabur saat aku tertidur?"

"Awas saja jika dia berani kabur, aku pasti akan menangkap nya kembali, dan menghukumnya." batin Dewa

Pria itu beranjak bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Lima belas menit kemudian dia keluar dengan tubuh segar.

Selesai mengganti pakaian, Dewa memutuskan keluar kamar mencari Naura. Dia berjalan ke dapur, namun gadis itu tidak ada, dapur kosong, tapi terlihat sangat berantakan. Pria itu lanjut ke meja makan, namun kosong tak ada apapun yang bisa di makan, muncul pertanyaan, "Apa saja yang dilakukan gadis itu, mengapa dapur sampai kotor tapi makanan tidak ada."

Dewa melanjutkan langkahnya menuju kamar Naura, dan lagi kamar itu kosong.

Pemikiran buruk menghinggapi kepalanya, "Naura kabur" bisik hatinya.

Dewa berjalan menuju pintu depan, dia berjalan cepat, hingga tidak begitu memperhatikan jalan, sesuatu menyangkut dikakinya dan dia terjatuh.

"Sialan" makinya

"Woy" ucap seseorang dan hal itu membuat Dewa terkejut. Seseorang berbaring di lantai dengan mata tertutup, dia juga menggunakan headset di telinganya, hingga tidak mengetahui kehadiran Dewa.

"Kau! apa yang kamu lakukan disitu?" bentak Dewa

"Aku, aku lagi istirahat," sahut Naura santai.

" Istirahat?" ulang Dewa, pria itu geleng kepala, matanya melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul Delapan pagi.

"Apa kau lupa yang seharusnya kamu lakukan jika pagi begini?"

Naura menyipitkan matanya, "Apa?" ucapnya Setelah lama berpikir.

Dewa melotot, pria itu semakin emosi dibuatnya, bukan apa-apa, seharusnya jam segini gadis itu sudah menyiapkan kopi dan juga sarapan.

"Apa kau lupa jika aku adalah suamimu?"

"Tidak, aku tidak lupa,"

"Lantas???"

"Apa?" tanya gadis itu yang masih bingung akan arah pembicaraan Dewa

"Mana sarapan ku!" bentak Dewa.

"Oh ." sahut Naura santai, tapi kemudian dia terdiam, dan menutup mulutnya dengan tangan. "Sa.. sarapan?" ulangnya

"Iya, sarapan?" bentak Dewa

"A.. aku.."

"Cepat buatkan dalam lima menit,"

"Tapi..."

"Waktu berjalan, empat menit Lima puluh detik,".

"Iya .iya .." sahut Naura menggerutu tapi dengan cepat duta berjalan ke dapur.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Papanya Naura santai sekali ga ada khawatir sedikitpun sama putrinya 🤦‍♀️

2023-02-05

0

Dwi MaRITA

Dwi MaRITA

tuh kan... mamkinan begitu kawatir ma naura mpek histeris... jd curiga nih ma pap adiwijaya, pa dia dah tau keberadaan naura ya... 😳

naura²... nyatainya hidupmu, tingkahmu bikin suami darting.... Wa, yg syabar yak 🙊😂😂😂

2023-01-16

1

Azizka Amelia Putri

Azizka Amelia Putri

lanjut thorrr semangat 💪🏻👍🏻
biar gak lupa sama ceritanya

2023-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!