"Apa kabar istriku?" tanya Dewa dengan seringai menakutkan yang membuat bulu kuduk gadis itu naik, tapi Naura coba tidak gentar dengan nya. Dan masih coba bersikap biasa saja walaupun didalam hatinya dia ketakutan.
"Apa kau dan anak kita, tidak merindukan ku sayang!" tanya pria itu lagi, dia bahkan berdiri di depan Naura dengan senyumnya yang menakutkan. Tangannya naik dan mengusap pipi gadis kecil itu, refleks Naura membuang mukanya, bukannya marah Dewa malah terkekeh.
"Siapa kau? lepas kan a...ku," suara Naura hilang di kalimat terakhirnya, dia melihat wajah pria itu, wajah yang sama seperti saat dia menghadiri pesta pernikahannya, wajah marah, kesal dan geram sana saat dia menggagalkan pernikahannya tadi. Senyum dan tawa dewa menghilang berganti kilatan penuh amarah.
Seketika wajah gadis itu berubah pucat. Tatapan Dewa bukanlah tatapan biasa, andai itu sebuah pedang mungkin sudah menghunus dan membunuh Naura dengan sekali tebas.
"Apa kau sudah mengingat ku sayang" Dewa menyeringai, melihat wajah gadis kecil yang ketakutan itu, yang semakin menarik dimatanya.
Naura susah payah menelan salivanya, otaknya berputar memikirkan cara agar bisa terlepas dari pria itu, kembali dia coba menatap Dewa, setelah dia mampu menguasai dirinya kembali , "Tidak, aku tidak boleh panik. Bukankah dia tidak mengenaliku saat ini? penampilan ku jelas berbeda, tidak mungkin dia bisa mengenaliku." ucapnya di dalam hati.
"Maaf saya tidak mengenal anda, anda salah orang?" Naura masih coba membantah.
Pria itu tergelak, "Oh ya? lalu kenapa kau takut?" ejeknya disertai tatapan membunuh.
"Siapa yang bilang, aku tidak takut. Dan aku tidak mengenalmu, sekarang lepaskan aku," ucap Naura dengan nada menantang padahal dia gemetaran, jelas terdengar dari nada bicaranya.
Lagi Naura menatap pria itu yang kini berjalan mengelilinginya sambil terkekeh, sungguh Naura sangat membenci situasi ini. Kemudian Dewa berdiri tepat di depan gadis itu. Walau takut Naura tetap coba menatap matanya.
"Gadis yang unik, dia masih berusaha untuk berbohong padahal jelas-jelas dia sudah terdesak, luarbiasa, wajahnya saja ketakutan begitu, sangat menarik." bisik hati Dewa.
"Tapi aku mengenalimu sayang, dan kita akan menikah, aku akan bertanggungjawab pada bayi di dalam kandungan mu itu" bisik Dewa ditelinga Naura, hangat napas Dewa yang menerpa kulit nya membuat gadis itu merinding.
"Maaf, aku tidak mengenal Anda, dan aku tidak hamil, jadi sekarang bebaskan aku!" lagi Dewa menatap geram pada Naura yang tak kunjung mengakui kesalahannya.
"Lalu mengapa kau mengatakan kau hamil di depan semua orang!" bentak Dewa dengan penuh emosi, gadis itu berjingkat ketakutan.
"Katakan, Kenapa????" bentaknya lagi
"A.. aku itu bukan aku...aku..."
"Itu kau! ucap Dewa memegang dagu Naura, gadis itu meringis menahan sakit sekaligus takut.
"kau bisa periksa jika itu bukan aku, kau salah orang."
Dewa terkekeh, "Bagaimana mungkin seorang istri, Ups! salah.. calon ibu dari anak-anakku, Tidak mengenali ayahnya." ejek pria itu.
"Bukankah kita sangat dekat sayang, bahkan kita sudah berbagi semuanya, bukan hanya cinta." lanjut Dewa
"Maaf saya tidak mengerti apa yang anda maksud, dan saya tidak mengenal Anda. Jadi sekarang tolong lepaskan saya."
"Hahaha..." Dewa terkekeh
"Untuk apa terburu-buru sayang, aku ke sini justru ingin bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam kandungan mu itu."
"Hentikan omong kosong ini! Aku tidak hamil dan aku tidak mengenalmu!!" teriak Naura, bukannya menurut yang Naura dengar adalah kekehan pria itu yang tengah mentertawakannya.
"Sudah aku katakan, aku tidak mengenalmu, dan aku tidak hamil anakmu!" bentak Naura
"Lalu kenapa kau datang dan mengaku hamil, Naura ?" bentak Dewa penuh emosi. Suaranya menggelegar membuat tubuh mungil Naura beringsut takut.
Mata Naura membulat sempurna, "Di...dia mengenalku? bagaimana bisa? lalu...a..aku harus gimana?" Tanyan Naura di dalam hati.
"Kenapa bingung? dah terkejut, aku mengetahui identitas mu?" ejek Dewa.
Jleb.... jantung Naura seakan berhenti berdetak.
Dewa maju dan kini dia mencengkram erat bahu Naura membuat gadis itu meringis namun tetap tak mau mengakuinya.
"Katakan, apa tujuanmu? apakah ada yang menyuruhmu? dan berapa dia membayarmu!"
Deg... lagi dada Naura seakan dihantam benda keras, 'dari mana pria itu tau aku disuruh seseorang dan.."
"Jawab!" bentak Dewa membuat lamunan Naura buyar, bahkan tubuhnya sedikit berjingkat saking kagetnya.
Gadis itu menunduk ketakutan, tak mampu lagi bersuara, hanya derai airmata yang menemaninya.
"Kenapa kau diam, Naura Anastasia?"
"Maaf, aku.."
"Katakan siapa yang menyuruhmu? dan berapa dia membayarmu?" Dewa tak memberi gadis itu kesempatan bicara dan membantah.
Naura semakin gelagapan, bingung antara mengaku atau membantah, pertahanan nya telah goyah, gadis itu mulai di Serang rasa panik dan takut. Melihat gadisnya hanya diam, Dewa semakin kesal yang dia mau Naura Mengaku.
"Ok, aku akan membuatmu mengaku dengan caraku," ucap pria itu menangkap Naura dan membanting tubuhnya ke kasur.
Segera gadis itu beringsut Lari dari ranjang dan berdiri jauh dari Dewa, dia sangat ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dewa dengan mudah menangkap Naura dan sekali lagi menjatuhkan tubuh mungil itu diatas ranjang dan langsung menindihnya, lagi Naura membulatkan matanya. Cemas dan semakin takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Tolong... lepaskan aku, baik aku akan mengaku,!" ucapnya, tangannya menahan dada Dewa yang hanya berjarak beberapa centi saja diatasnya.
Dewa melonggarkan pelukannya, "Sekarang jawab yang jujur. Jangan membuat ku kesal dan kau akan menyesal seumur hidup mu "
"A..aku, tidak ada yang menyuruh ku, Apalagi membayar ku, itu atas-!"
"Bohong!" bentak pria itu
"Aku tidak bohong,"
"Bagaimana jika orangtuamu tahu tentang ini,"
"Tolong jangan bilang apapun pada Papa dan Mama ku, aku mohon, aku mengaku..itu benar aku tapi bukan karena ada yang membayarku tetapi karena aku menyukaimu," ucap Naura di tengah kepanikannya.
"Hahaha.. kau mencintai ku, bahkan mungkin kau tidak mengenalku, sayang." Ucap Dewa tertawa.
Naura sadar apa yang dia ucapkan salah, dan gadis itu menyesal.
"Ok, tidak masalah, Aku akan mengabulkan keinginan mu," ucapnya datar, namun sangat menghawatirkan dan penuh makna. Pria itu berdiri, Naura langsung beringsut menjauh, dadanya terasa lega, Dia berdiri dan mencari celah untuk kabur.
"Kau, kau mau membawaku kemana?" tanya Naura panik, yang dia bayangkan dia akan dibunuh, dipotong-potong dan mayatnya akan di buang ke Tong sampah, jalan, atau apalagi lah... tubuhnya mendadak lemah dan pingsan.
Dewa kaget dan langsung menangkap tubuhnya, dia tertawa kecil, "Baru segitu saja, dia sudah pingsan dasar bocah." ucapnya tertawa.
"Ken..." panggil Dewa pada anak buahnya
"Ya tuan,"
"Siapkan mobil, dan katakan pada Mama aku membawakan calon menantu untuknya,"
"Baik tuan."
Dewa menggendong Naura dan membawanya pulang ke kediamannya dan malam ini juga mereka akan menikah.
"Ok, aku ikuti permainan mu, sayang." bisiknya pelan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Duuh 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🙆🏻♀️🙆🏻♀️
2023-09-24
0
Qaisaa Nazarudin
harusnya sebelum nerima job kek gini selidikin dulu mangsa naura, jangan sembarangan ngambil jon, gali lubang kubur sendiri deh kamu kan?😅
2023-09-24
0
𝕸y💞!尺 📢𝕱𝖘
sebener nya dia di suruh siapa sih jd penasaran ini🤔
2023-02-08
0