Sah

Dewa menggendong Naura dan membawanya masuk ke dalam kediaman orangtuanya. Dengan kasar pria itu membanting tubuh Naura ke sofa, gadis itu meringis menahan sakit.

Ningsih yang masih menangisi terkejut mendengar penuturan pembantunya. Lisa mengatakan bahwa tuannya kembali dengan membawa seorang wanita di dalam gendongannya.

Ningsih langsung berdiri dan keluar kamar, dia hanya menyeka kasar airmata yang masih menghiasi wajah cantiknya.

Sebagai seorang ibu tentu saja Ningsih merasa sedih, dia sedang dirundung duka atas kegagalan pernikahan Dewa.

Bagaimana dirinya tidak sedih, rencana acara resepsi pernikahan akan dilangsungkan dua hari lagi gagal, dan disebabkan oleh gadis kecil dihadapannya ini. kebohongan nya telah menghancurkan semuanya, pernikahan, dan juga harga dirinya.

Sementara undangan telah disebar tidak mungkin mereka mengumumkan pembatalan pernikahan itu yang sudah pasti akan semakin membuat malu keluarga besarnya. Untuk sementara, Mereka masih menutup rapat kejadian memalukan ini.

Resepsi pernikahan direncanakan akan digelar sangat mewah dan meriah, mengingat Dewa adalah putera semata wayangnya. Tapi apa mau dikata, sang calon menantu membatalkan pernikahan akibat ulah nakal gadis tak bertanggung jawab.

"Siapa dia? dan kenapa kau membawanya kesini?" tanya Ningsih saat mendapati puteranya membawa wanita lain bukan calon menantunya yaitu Larasati.

Wanita paruh baya itu berdiri di depan Naura dengan tatapan tak suka dan remeh. Apalagi melihat penampilan sederhana gadis itu.

Bukannya menjawab Dewa justru melangkah keluar kamar, dengan cepat Ningsih menyusulnya dan memberondong dengan banyak pertanyaan.

"Jawab Mama Dewa, siapa dia? kamu jangan sembarangan membawa perempuan ke sini?" ujar Ningsih lagi kali ini nada suaranya juga lebih tinggi.

"Dia, calon istriku Ma," sahut Dewa santai, pria itu tak menoleh.

"Calon istri? kamu jangan asal bicara, Mama sedang tidak ingin bercanda."

"Dewa serius Ma, Ini calon istri Dewa?"

Ningsih menarik bahu putranya agar mau menoleh ke arahnya. Ia menatap dengan tajam, "Jelaskan pada Mama, apa ini?" ucap Ningsih melirik gadis yang ,masih terlelap. Tak mungkinkan bocah ingusan itu yang akan menjadi menantunya. Mana latar belakang nya nggak jelas lagi, batin Ningsih.

Lagi Ningsih melanjutkan kalimatnya "jangan semakin membuat keruh suasana Dewa, kemarin pernikahanmu batal dan hari ini kau pulang dengan membawa perempuan yang kau katakan calon istrimu! apa-apaan ini!" bentak Ningsih.

"Dia memang calon istri Dewa Ma,"

Kepala wanita itu semakin pusing melihat tingkah putranya, Baru saja dia menangisi kegagalan pernikahan Dewa, kini anak itu malah membawa perempuan baru dan mengatakan sebagai calon menantunya. Mana kelihatan biasa saja, mau taruh dimana wajahnya nanti saat teman sosialitanya bertanya tentang menantunya itu.

" Aku akan menikah dengannya," sahut Dewa dengan tegas

"Apa maksudmu?" bentak Ningsih

"Dia gadis yang datang ke pernikahanku dan mengatakan bahwa dia mengandung anakku, dan aku baru menyadari Jika Itu semuanya benar Ma,"

"Apa maksud mu, kau benar menghamilinya?" tanya Ningsih membulatkan matanya. wanita itu sungguh tak menyangka puteranya bisa berbuat sejauh itu, dengan gadis biasa lagi.

"Iya," jawab pria itu tegas.

"Jangan bohong! ini semua bohongkan!!!" bentak Ningsih.

Naura terbangun mendengar teriakan ningsih, pelan dia membuka mata Gadis itu baru saja tersadar dari pingsannya dan terkejut mendengar penuturan dewa yang mengakui kehamilan palsunya.

'Apa-apaan ini, dia mengakui hal yang tidak benar, dia bilang aku hamil anak nya, mengenalnya saja tidak, Bagaimana mungkin aku hamil. Aku tidak mau menikah dengannya bagaimana ini' geram gadis itu di dalam hatinya

"Mama tidak setuju," ucap Ningsih tegas

"Tapi kenapa Ma?"

"karena Mama belum mengenalnya, kita bahkan tidak mengenal keluarganya. Bagaimana mungkin dia akan menikah denganmu."

"Aku tetap akan menikahinya Ma, karena ada darah daging ku didalam perutnya,"

"Ehm.. Tante be-"

"Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Dewa yang tiba-tiba perhatian.Dia langsung mendekat dan memeluk Naura, tentu saja dengan lirikan tajam, agar gadis itu tak berani bersuara.

"Ka..kamu,"

"Maafkan aku sayang, aku akan bertanggung jawab, harusnya malam itu kamu tidak kabur dan tidak ada drama seperti semalam, tapi aku akan bertanggung jawab, malam ini juga kita akan menikah, kamu dan anak kita akan aman bersamaku." ucapnya lagi dengan senyum manis.

Kemudian dia menoleh pada ibunya "Mama, bersiaplah, sebentar lagi Penghulu dan Papa juga pulang,"

"Apa?.Kau sudah memberitahu Papa?" tanya Ningsih tak percaya

"Sudah, dan Papa setuju,"

"Semudah itu?"

"Bukankah selama ini Mama memaksa ku menikah karena menginginkan cucu, dan ini aku sudah mengabulkannya Ma," sahut Dewa

Ningsih tidak lagi bicara apapun dia keluar dan menghubungi suaminya, mencari kepastian atas apa yang baru saja dia dengar.

Wajah Ningsih semakin kaget mendengar ucapan suaminya yang mengatakan jika dia setuju padahal suaminya belum bertemu gadis itu.

"Kamu yakin? bagaimana jika dia bukan gadis baik-baik?"

"Ma, dia mengandung cucu kita,?" tegas sang suami

"Tapi Pa,?"

"Mama bersiap saja Papa, akan tiba satu jam lagi, Papa sedang dalam perjalanan bersama penghulu?"

Tut..

panggilan terputus, dan Ningsih semakin di buat bingung oleh dua orang pria yang dia sayangi ini,

Banyak pertanyaan berputar dikepalanya yang membuatnya tak bisa lagi berpikir jernih.

Sementara di dalam kamar terjadi sedikit pertengkaran,

"Apa yang kau lakukan, aku tidak mau menikah denganmu!" ucap Naura lantang, setelah Ningsih pergi menjauh.

"Aku mengabulkan keinginan mu, bukankah kau bilang kau menyukaiku, aku juga tidak keberatan, setidaknya aku akan tetapi nikah, dan orangtuaku tidak menganggung malu " sahut Dewa.

"Tolong, lepaskan aku, aku tau aku bersalah tapi aku mohon jangan seperti ini, aku masih kecil dan aku tidak mau menikah," mohon gadis itu,

Dewa mencengkram dagu Naura, "Terlambat, beberapa jam lagi kau akan menjadi nyonya Dewa, sesuai keinginan mu,"

"Bukan, ini bukan Mau ku" namun kalimat itu hanya tersangkut di tenggorokan Naura, karena Dewa begitu menankutkan.

Setelah itu, dewa keluar dan masuklah seorang perempuan membawa perlengkapan make up. Dia yang akan memoles gadis itu.

"Maaf mbak, sudah bisa di mulai?"

"Aku tidak mau!" jerit Naura, hatinya galau, dia benar-benar kacau, dia takut akan nasibnya dimasa yang akan datang, kabur dari rumah bukan untuk menjadi seorang istri, tau gini aku tidak akan kabur, Ma...Pa ...tolong aku." batinnya menangis.

Naura menyerah, dengan lihai sang perias pengantin memoles wajahnya, hingga dia terlihat begitu cantik dan anggun.

Satu jam kemudian wanita itu keluar membawa Naura pada kehidupan nyatanya.

Dewa tengah duduk berhadapan dengan penghulu, disampingnya ada seseorang yang akan menjadi wali nikah untuk Naura. Entah siapa Naura tak berniat untuk tahu, yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa keluar dan lari dari situasi ini.Tapi itu tidak mungkin terjadi.

Naura menangis sedih saat dengan lantang dewa menghalalkannya. Suara para saksi dan semua yang ada disana membuatnya menutup matanya. Dia Naura Anastasia binti Adi Nugroho, telah resmi menjadi istri dari pria kejam ini.

"Sah"

Setelah acara selesai, Ningsih mendekati suaminya yang berbincang dengan pak RT dan juga dua orang warga lainnya.

Ningsih mendekati nya setelah mereka berpamitan pulang,

"Pa, bagaimana ini, Dewa tiba-tiba saja menikahinya, Papa kok mau-mau aja sih?"

"Baguslah jadi kita enggak susah lagi mencarikan jodoh untuknya. Dan pesta mewah kita akan tetap terlaksana dengan semestinya"

"Tapi Mama nggak setuju Pa?"

"Kenapa Ma, bukankah dia gadis yang cantik, lihatlah dia sangat cocok bersanding dengan Dewa."

"Tapi Pa, mama lebih suka pada Laras,"

"Dengar jika laras mencintai Dewa, dia tetap akan menikah dengan apapun yang terjadi, tapi apa buktinya Ma! sudahlah lupakan Laras, dia menantu kita sekarang dan dia tengah mengandung cucu kita,"

"Tapi Mama ragu, bisa jadi itu bukan anak Dewa, dia sengaja menjebak anak kita?"

"Stop Ma, Dewa juga sudah menyetujui nya, dan Pap yakin dia sudah menyetujuinya ."

"Jadi?"

"Mama harus terima."

"Satu lagi Papa sudah mengumumkan acara resepsi diundur dua bulan lagi, sekaligus launcing hotel besar kita."

"Lalu besok?"

"Besok kita tetap akan buat acara, seperti yang sudah di sepakati tapi hanya tertutup. Hanya untuk membuktikan jika Dewa benar sudah menikah."

"Papa sudah mengumumkan bahwa acara resepsi pernikahan ditunda 2 bulan ke depan mengingat hotel yang akan ditempati masih belum selesai."

"Se simpel itu?"

"Iya Ma, kolega Papa juga tidak keberatan, sekarang Mama jangan banyak pikiran," ucap Atmaja menenangkan istrinya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ini juga ulah mu sendiri,Dan sekarang Dewa menyelamatkan mu dr amukan keluarga nya..

2023-09-24

0

Defi

Defi

Dewa sama Papanya sesimpel itu ya 😁

2023-02-05

0

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

akhirnya kejebak permainan sendiri

2023-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!