Sedih

Dengan cepat Naura segera membersihkan ruangan tersebut, dia menyapu dan juga mengepel.

Setengah jam kemudian Dewa turun dan berjalan menuju dapur, namun tidak menemukan istrinya, "Naura..." panggil Dewa

Naura yang berada di kamarnya pun menggerutu, "Apalagi sih, batu juga mau istirahat, susah banget lihat orang senang."

"Naura!!!"

"Ya..." sahut gadis itu berlari keluar kamar, masih dengan pakaian minimnya.

"Apa!" sahutnya ketus

"Oh, sudah berani, Ok aku akan telpon anak buah ku sekarang dan aku pastikan besok pagi perusahaan ayahmu akan bangkrut," ancam Dewa

"Kau, bisanya hanya mengancam" ucap gadis itu pelan

"Mana makanannya, aku sudah lapar?"

"Itu diatas meja?"

"Apa aku perlu mengajarimu bagaimana caranya melayani suami?"

"Maksudnya?"

"Apa seperti ini cara seorang istri melayani suaminya?"

Naura mengomel di dalam hatinya namun tetap saja dia mengerjakan apa yang suami galaknya itu perintahkan.

Naura mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi dan lauk serta sayur. Setelah itu dia menyajikan nya di hadapan Dewa.

"Makanan apa ini?" bentak Dewa

"Ini, ayam goreng," sahut Naura kesal, 'masih nanya, memangnya dia buta nggak bisa lihat itu ayam goreng, " maki Naura di dalam hati

"Aku tau, tapi kenapa hanya ini? mana sambal atau apa?"

"Aku tidak bisa memasak, "

"Lalu kau bisanya apa?" tanya Dewa, dan belum sempat gadis itu menjawab dewa melanjutkan ucapannya, "Oh iya aku lupa, kau pandai menghancurkan pernikahan," sahutnya membuat Naura kaget dan susah menelan salivanya.

"Memang benar, apa yang diucapkan oleh suaminya tapi bukan berarti harus menghakiminya seperti ini, bukankah dia sudah mengakuinya dan meminta maaf, bahkan dia sudah mendapatkan hukuman dengan menikah mengganti kan gadis itu.

Teringat peristiwa itu membuat Naura teringat awal pertama kali dia menyetujui rencana gila itu.

Flashback.

"Naura, ntar malam.hang out yuk?"

"Kemana?"

"Klub.." sahut Indira

"Enggak ah, aku nggak akan dapat ijin dari nyokap."

"Cemen Lo, kita ini udah dewasa Nau, masak ke klub aja nggak boleh." ketus Dewi

"Gue nggak berani, nyokap gue galak."

"Ya loe bilang aja kalau Lo ada kerja kelompok kerumah kita-kita, mudah kan?"

"Tapi nggak semudah itu."

"Payah Lo, ya udah kita balik." ucap beberapa orang temannya yang langsung beranjak pergi.

"Benar juga kata Dewi, aku akan coba nanti," ucapnya tersemyum bangga.

Dan benar saja malam itu mereka ke klub dan untuk pertama kalinya Naura bisa merasakan kebebasan, dia menari dengan lincah namun gadis itu menolak saat di tawari kencan.

Keesokan harinya kembali Naura berbohong dan pergi ke klub bersama teman-temannya dan sialnya malam itu dia ketahuan oleh ayahnya. Dan tanpa banyak bicara ayahnya membawa Naura paksa.

Mereka pulang, bukannya menyesal dan minta maaf Naura justru bertengkar, beradu argument dengannya.

Ayahnya marah dan kesal lalu mengurung Naura di dalam kamarnya.

Ibunya tak bisa menolong karena ayahnya mengunci pintu dari luar.

Malam hari saat semuanya tertidur, Naura memutuskan untuk kabur dari rumah, dia membawa beberapa pasang pakaiannya dan melompat dari atas jendela kamar lalu kabur. Pengawal melarangnya namun dengan cepat Naura membungkam mulut mereka dan dia pergi, mengejar kebebasan yang sangat dia inginkan.

Sayangnya harapan tak sesuai kenyataan, ayahnya mencabut semua fasilitas, kartu ATM di blokir, kartu kredit dan semuanya hingga akhirnya gadis itu menjadi gelandangan.

Kehabisan uang dan tak punya tempat tinggal, membuat Naura kebingungan, padahal dulu dia sangat suka menghamburkan uang. Disaat seperti ini datanglah Lisa yang menawarkan nya pekerjaan yaitu menggagalkan pernikahan. Dengan imbalan yang lumayan besar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, setidaknya untuk lima bulan kedepannya. Tanpa pikir panjang aku pun menyetujui nya.

Bayangkan disaat kita nggak punya duit, ditawari uang 30 juta, apalagi pekerjaan nya mudah, aku pun langsung menyetujui nya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***