***
"Ariana!.Ariana!".
Pagi-pagi kediaman keluarga Wyata Kusuma dihebohkan oleh teriakan Maya yang memanggil Ariana.Tepat setelah Darma dan Ibra berangkat ke kantor.Namun sayangnya bukan Ariana yang muncul di depan Maya.Melainkan mbok Milah.
"Ada apa Nya?".Tanya mbok Milah yang tangannya belepotan busa sabun.
"Ariana yang aku panggil.Bukan si mbok".Protes Maya yang sedang membaca novel cerita cinta yang terjalin didalam dunia gemerlap.
"Lagi apa dia mbok?.Suruh dia kemari!".Ujar Maya santai tanpa mengalihkan matanya dari novel yang Ia baca.
"Non Ariana sakit Nya.Badannya panas semalaman".Jelas mbok Milah sejujurnya karena memang Ariana saat ini sedang sakit.
Perhatian Maya langsung teralihkan dari novel pada mbok Milah.
"Sakit?".Maya ingin memastikan jika mbok Milah berkata benar.
"Iya Nya".Jawab mbok Milah apa adanya.
"Tidak mungkin mbok.Aku tidak percaya".Maya geleng-geleng kepala.
Ia tak percaya jika Ariana sakit.Pasalnya kemarin Ariana terlihat baik-baik saja.Tidak memperlihatkan tanda-tanda orang yang tengah sakit.Tampak sehat dan kuat.
"Mbok pasti mengada-ada kan?!".Maya mengira mbok Milah berbohong dan mengarang cerita saja.
Kejujurannya diragukan Maya,mbok Milah menghela nafas saja.Majikan memang selalu maha benar dan tidak mau salah.Lagipula siapa yang mau percaya omongan pelayan tua seperti yang miskin dan tak berpendidikan.Apalagi Maya orang yang punya kuasa terhadapnya dan yang mengendalikan dirinya seperti robot.Maya lah yang memegang remot kontrol pengendali hidupnya.Tentu tidak akan mudah percaya begitu saja.
"Sumpah Nya.Non Ariana memang lagi sakit".Mbok Milah sampai berani bersumpah biar Maya percaya.Jari mbok Milah sampai membentuk huruf V untuk meyakinkan Maya.
"Tidak! tidak!".Maya geleng-geleng kepala lagi.Keukeuh masih tak percaya jika Ariana sedang sakit.
"Dia pasti pura-pura sakit biar bisa absen bersih-bersih rumah mbok.Memangnya habis apa sampai bisa sakit begitu?".Maya berasumsi jika Ariana pura-pura sakit walaupun belum melihat sendiri kondisi Ariana terkini.
Mbok Milah diam saja.Protes juga percuma.Toh Maya akan tetap dengan asumsi nya yang tidak benar alias salah.Padahal Ia sudah melihat dengan mata kepala nya sendiri jika Ariana sakit.Bahkan Ia yang merawat Ariana tadi malam.
Kepingan rekaman kejadian tadi malam membayang dalam pikiran mbok Milah.
Flashback on.
"Ibu!.Bapa!.Jangan pergi dulu!.Tunggu Ariana pa,bu!.Ariana ikut bapa sama ibu!.Aku takut.Aku tidak mau tinggal disini!".
Mbok Milah langsung terbangun dari tidurnya ketika suara igauan Ariana terdengar sampai ke kamar nya.Kebetulan memang kamar Ariana bersebelahan dengan kamar mbok Milah.
Tergesa-gesa mbok Milah keluar dari kamarnya.Sesampainya dikamar Ariana gegas Ia memasuki kamar Ariana yang ternyata tidak dikunci.Mbok Milah penasaran dengan kondisi Ariana sampai mengigau begitu dan memanggil orang tuanya.
"Non!.Non Ariana kenapa?".Mbok Milah yang duduk ditepi ranjang mengguncang kaki Ariana yang terbaring di atas spring bed kecil dengan tubuh tampak menggigil.Seperti orang yang sedang meriang.
Betapa kagetnya mbok Milah setelah meraba kening Ariana."Ya Allah non.Badan non panas sekali.Non sakit ya?.Apanya yang sakit non?".Mbok Milah menanyai Ariana yang terbujur lemah dengan mata terpejam.
Tak ada jawaban dari Ariana,mbok Milah malu sendiri karena mengajak bicara orang yang lagi tidur.
Mbok mengacak rambutnya yang sudah beruban."Oalaaah piye toh iki?.Wong lagi tidur kok diajak ngobrol.Tunggu non ya.Si mbok ambil air dulu buat ngompres enon".
Karena takut kondisi Ariana semakin parah,bergegas mbok Milah pergi ke dapur untuk mengambil air kompresan dan saputangan handuk.Sekembalinya dari dapur,dengan tangannya sendiri mbok mengompres kening Ariana yang panas.
"Non,apa yang terjadi sampai non sakit begini?".Mbok Milah yang sudah tau masalah Ariana dan latar belakang nya yang merupakan anak yatim-piatu menitikkan air mata.
Ia merasa sedih dengan nasib Ariana yang kurang beruntung bahkan cenderung sial karena tak dianggap istri oleh tuan mudanya dan menantu oleh majikannya.Padahal Ariana gadis yang baik,cantik jika didandani dan memakai baju yang lebih bagus.Hanya penampilannya yang sederhana saja kekurangan Ariana.
Flashback off.
"Kalau nyonya ndak percaya,silahkan nyonya periksa ke kamar non Ariana".Ucap mbok Milah merasa kesal karena tak ucapan nya tak dipercayai juga oleh Maya.
"Tidak perlu mbok!".Tolak Maya.
Kini Maya mempercayai perkataan mbok Milah.Tetapi Ia tak ada niatan untuk menengok Ariana.Maya tak peduli Ariana sakit atau tidak.Secuilpun Maya tak merasa iba atau cemas dengan kondisi Ariana yang saat ini tengah sakit.
"Kalau sakit ya sudah.Mau bagaimana lagi?".Maya menggedikan bahu nya lalu lanjut membaca novelnya lagi.
Tak ada guratan rasa khawatir diwajah Maya.Tampak santai dan biasa saja walaupun sudah tau Ariana sakit.Apalagi saat ini Darma tidak sedang ada dirumah.Maka tak ada alasan bagi Maya untuk bersimpati pada Ariana.
***
Sekarang ini Tristan menunggu pesawat yang akan membawanya pulang ke Jakarta setelah satu jam sebelumnya bertolak dari rumah Tsurayya.Namun Tristan merahasiakan kepulangan nya dari keluarga.Ia ingin memberikan kejutan pada orang-orang yang Ia sayangi.
Pengumuman kedatangan pesawat berkumandang.Ini saat nya bagi Tristan untuk meninggalkan bandara.Tristan melangkahkan kakinya menuju eskalator.Namun...
"Tristan!".
Baru juga akan menaiki eskalator,tak ayal langkah Tristan tertahan oleh seseorang yang memanggil nama nya.Tristan berbalik dan menatap orang yang datangnya dari lobby yang ternyata adalah teman sekampus nya.Terpancar rasa heran dinetra Tristan saat menatap teman sekampusnya yang berjenis kelamin perempuan tiba-tiba ada di bandara.
"Priza.Dari mana kamu tau aku disini?".Tanya Tristan pada wanita yang beberapa hari terakhir ini selalu memberinya bekal makanan hampir setiap hari.
"Kenny yang kasih tau aku kamu akan pergi.Tristan,kenapa kamu tidak bilang kalau mau pulang ke Jakarta?".Tanya wanita berparas manis dengan rambut sebahu yang merupakan pengagum berat Tristan.
Wanita itu adalah teman sekampus Tristan yang diam-diam mencintai Tristan karena belakangan ini Tristan selalu membantunya setiap kali dalam kesulitan.
"Apa itu penting?.Tidak ada alasan untuk aku memberi tau mu Priza.Kurasa kita tidak terlalu dekat kan?.Kita kan teman".Ujar Tristan ingin menegaskan jika Ia dan Priza tak ada hubungan apa-apa selain teman.
Gadis itu tampak kecewa mendengar ucapan Tristan.Cintanya ternyata bertepuk sebelah tangan.Tristan hanya menganggapnya sebagai teman.Padahal Ia telah menganggap Tristan lebih dari itu dan sempat mengira jika Tristan memiliki perasaan yang sama dengan nya.
"Begitukah menurut mu Tris?.Lalu bagaimana dengan kebaikan mu selama ini pada ku?".Tanya Priza meminta penjelasan Tristan atas sikap Tristan selama ini yang baik padanya.
Acapkali Tristan membantunya setiap kali Ia mendapat kesulitan.Tristan pernah memberinya uang untuk membayar uang sewa asrama nya yang menunggak selama 3 bulan dan sering mentraktir nya makan.Karena saat ini orang tua nya sedang mengalami masalah.Dikabarkan akan bercerai sehingga berdampak pada kehidupannya.
Tristan tampak bingung.Gadis yang berdiri di hadapannya sudah salah paham mengartikan sikapnya selama ini karena sering mengulurkan tangannya untuk memberikan bantuan.
"Kamu jangan salah paham Priza.Aku melakukan itu karena kita teman sekampus.Aku mengasihani mu Priza.Apa aku salah jika aku baik padamu?".Tanya Tristan dengan terheran-heran.
Tak habis pikir kenapa pikiran Priza bisa sedangkal itu.Tak bisa membedakan mana rasa kasihan dan ketertarikan.
Priza tak bisa menahan air matanya lagi yang terbendung sejak tadi.Setelah mendengar jawaban dari Tristan,Ia menangis didepan pria yang sudah memporak-porandakan perasaan nya.
"Ya!.Kamu salah Tristan".Tegas Priza dengan sendunya menatap Tristan.
Melihat Priza menangis,Tristan merasa bersalah.Namun Tristan tak peduli.Priza bukanlah siapa-siapa.Hanya teman biasa.
"Dimana letak kesalahan ku?".Tanya Tristan.
Tak tau apa kesalahannya hingga membuat Priza menangis.
"Kesalahan mu adalah karna sudah membuat ku salah mengartikan sikap mu yang berlebihan pada ku Tris".Jawab Priza dengan air mata yang masih mengalir deras.
Tristan tampak mengerutkan kening.Ia tak memahami perkataan Priza yang terlalu bertele-tele.
"What do you means Priza?.To the poin saja!.Waktu ku tidak banyak".Ketus Tristan sembari melihat jam di tangan nya yang mana pesawat terbang yang ditunggu nya sudah ada dilandasan udara.
Priza tampak ragu untuk mengatakan sesuatu yang membelenggu perasaan nya pada Tristan.
"Tris.Kamu,,,telah membuat ku jat...".
"Perhatian! perhatian!.Kepada seluruh penumpang...".Sayang sekali.Ucapan Priza harus terhenti karena pengumuman operator airport.
Tristan tampak menghela nafas yang panjang karena sudah tiba waktunya untuk pergi.
"Maaf Priza!.Aku harus segera pergi.Mari kita bicara lagi setelah aku kembali kemari".Tanpa merasa penasaran dengan perkataan Priza yang menggantung,Tristan melangkah menaiki eskalator.
Dengan rasa kecewa membalut hati,Priza menatapi punggung Tristan yang sedang berdiri di eskalator.Ketika Tristan tampak semakin menjauh dari pandangan Priza dan berada diujung eskalator,terbersit dalam benak Priza untuk menanyakan kepulangan Tristan.
"Tristan!.Kapan kamu kem,ba,li...".
Sepertinya Priza harus kecewa lagi.Pasalnya Tristan tak bisa mendengar seruan Priza karena Tristan sudah menghilang dari pandangan Priza.
Priza menelan ludahnya yang terasa kecut karena Tristan keburu pergi sebelum Ia sempat mengutarakan isi hatinya.Kaki Priza melangkah meninggalkan bandara dengan lunglai dan pipi bersimbah air mata.Hati Priza meratap sedih karena perasaan nya tidak tersampaikan pada Tristan.
***
Diantara para pengusaha mungkin cuma Arland yang paling santai untuk berangkat kerja.Arland tak pernah mematok jam berapa harus datang ke kantor.Seperti halnya sekarang ini.Jam 9 pagi Arland baru akan pergi ke perusahaan WK Corp nya.
Tentu karena Arland harus nge gym dulu setiap pagi.Rutin berolahraga setiap hari walaupun tak lama karena itu sudah masuk agenda Arland.
Saat ini Arland tengah menuruni anakan tangga sembari menenteng tas kerjanya.Raut muka nya tampak cerah dan ceria.Entah apa yang membuat Arland senang?.
Arland mengedarkan pandangan setibanya di ruang tengah.Seperti mencari seseorang yang biasanya wara-wiri,kesana-kemari didalam rumah.Namun sosok yang ingin dilihatnya tak ada,Arland kembali melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu utama.
"Mbok!.Dimana Ariana?.Aku tidak melihat nya".Tanya Arland pada mbok Milah yang kebetulan berpapasan dengan Arland diruang tamu.
"Apa Aden sudah cek ke kamar non Ariana?".Tanya mbok Milah.
"Belum.Kenapa memangnya mbok?".Tanya Arland.Seketika merasa penasaran setelah mendengar ucapan mbok Milah.
"Non Ariana sakit den".Jawab mbok Milah.
"Sakit".Arland tak terkejut mendengar Ariana sakit..
Namun bukan berarti Arland tak peduli Ariana.Hanya saja Arland tak percaya jika Ariana sakit.Ada rasa peduli dalam hati Arland tetapi tak banyak.Arland pikir begini,sebencinya Ia pada Ariana tetap saja tidak bisa ku pungkiri jika Ariana istri nya.Bagaimana pun Ariana adalah tanggung jawab nya.
"Kenapa Ariana bisa sakit mbok?.Kemarin dia tampak sehat".Tanya Arland yang merasa heran.
Bukan Arland tak percaya jika Ariana sakit.Hanya saja kemarin petang Ia disambut Ariana ketika pulang kerja dengan manisnya.Ariana bersamanya dikamar nya yang kedap suara.Ia sempat menggoda Ariana meski setelah itu menyakiti perasaan dan menghina Ariana.
Rentetan peristiwa kemarin petang Arland kenang kembali.Ingat hal itu Ia menghela nafas berat.Namun bukan Arland namanya jika merasa bersalah.Ariana tak ada yang bisa membuat Arland
"Nah itu dia den.Mbok juga ndak tau".Jawab mbok Milah karena memang Ia tak tau sabab musabab Ariana sakit.
Perkataan mbok Milah memengaruhi pikiran Arland.Membuat Arland memutar otaknya untuk mencari penyebab Ariana sakit.
'Apa gara-gara kejadian kemarin petang Ariana sakit?'...Arland menduga-duga penyebab Ariana sakit dalam hati nya.
'Ah tidak mungkin.Ariana pasti cuma pura-pura sakit supaya aku bersimpati'...Spekulasi yang negatif hadir di benak Arland setelah menduga-duga.
Menyangka Ariana pura-pura sakit hanya karena ingin mencari perhatian nya saja tanpa mau melihat kondisi Ariana terlebih dahulu untuk membuktikan kebenaran.
"Mbok.Kasih saja dia obat kalau memang benar Ariana sakit".Cetus Arland tak tampak mencemaskan keadaan Ariana diwajahnya yang ber aura secerah sinar mentari pagi.
"Baik den".Kata mbok Milah dengan ekspresi tampak keheranan menatap Arland.
"Kalau begitu aku pergi dulu ya mbok".Setelah pamitan pada mbok Milah Arland pun melangkah pergi.
"Ya den.Hati-hati".Kata mbok Milah.
Mbok Milah geleng-geleng kepala dengan respon Arland yang acuh dalam menanggapi hal tersebut.Timbullah rasa kasihan pada Ariana dalam hati mbok Milah.Ternyata tak hanya Maya saja yang tak mempedulikan kondisi Ariana,rupanya Arland pun sama.
Padahal Arland itu suaminya Ariana.Seharusnya seorang suami itu menjaga,melindungi,mencintai dan merawat istrinya yang sedang sakit.Namun Arland melakukan hal yang sebaliknya.Begitu pikir mbok Milah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments