Hari Pernikahan

Hari ini adalah hari Pernikahan Morgan dan menjadi hari yang paling bersejarah bagi hidup Morgan karena sebentar lagi akan terikat dalam janji suci pernikahan. Namun sayangnya hari bahagia itu memberikan luka teramat mendalam baginya, dimana calon istrinya pergi meninggalkannya.

Ingin rasanya dia berteriak keras dan memukuli orang-orang yang ada di dekatnya untuk meluapkan kekesalan dan emosinya yang berada di atas ubun-ubun.

Beginikah rasanya dikecewakan oleh orang lain, teramat sakit bagaikan tersayat belati yang menghunus tepat di jantungnya namun tak berdarah, karena menyisakan luka batin. Memang tak ada cinta diantara mereka, namun dia begitu mempercayai teman yang selalu dia anggap sahabat itu menjadi pendamping hidupnya. Tapi, seketika semuanya pupus sudah dan tak sesuai ekspektasi.

Ini salah satu bentuk pelajaran hidup baginya, karena tidak seharusnya dia begitu mempercayai orang lain. Ucapan seseorang bisa dipegang, namun menepati janji teramat sulit dilakukan bagi sebagian orang bahkan terkadang seseorang tak bisa menepati janjinya.

Morgan menghela nafas berat yang sedang berdiri di depan jendela kamarnya menatap langit pagi yang mulai memancarkan sinarnya. Tatapannya teramat kosong dengan pikiran entah kemana.

Sampai sekarang dia belum juga bertemu dengan ibunya, dimanakah sekarang ibunya berada yang sedang bekerja keras mencari pengantin pengganti untuknya. Kalau dipikir-pikir dia bisa dengan gampang mendapatkan wanita mana saja, tapi keadaan sekarang begitu genting nan mendesak dan tak serta-merta wanita diluaran sana bersedia menjadi pengantin pengganti untuknya.

Morgan kembali menghela nafas berat lalu melirik jam dinding raksasa di kamarnya yang sudah menunjukkan angka 7. Waktu terus berjalan sedangkan dirinya masih berdiam diri di kamarnya yang tak tahu siapakah calon istrinya, lebih tepatnya pengantin pengganti untuknya.

Siapakah wanita yang akan menjadi pengantinnya? siapakah wanita yang akan menempuh hidup baru bersamanya dalam menjalin bahtera rumah tangga bersama, pikirnya.

Sinar mentari pagi mulai menerpa wajahnya, membuat Morgan memilih beranjak dan kembali berdiri di depan cermin besar dimana ia mampu melihat pantulan dirinya dalam cermin dengan raut wajah masam yang masih mengenakan piyama tidur. Semalam dia tidak bisa tidur, pikirannya terus berkecamuk tak tentu arah memikirkan pernikahannya.

Harusnya hari ini menjadi hari bahagianya bersama wanita pilihannya, namun semuanya hancur sudah. Sungguh malang nasibnya ditinggal pergi oleh calon istrinya.

Lamunannya terbuyarkan saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Morgan melangkah cepat untuk membukakan pintu.

Ceklek

Pintu terbuka lebar dan menampilkan sosok yang disayanginya tengah menatapnya dengan tatapan mata berkaca-kaca.

"Mama." ucapnya terkejut dan langsung berhambur memeluk ibunya.

Wanita paruh baya itu dengan penuh kasih membalas pelukannya. Cukup lama mereka berpelukan dan hanya saling diam dengan pikiran masing-masing, hingga suara deheman seseorang membuat mereka melepaskan pelukannya.

"Ehemm," Morgan dan ibunya langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut.

"Kamu tidak perlu lagi khawatir. Semuanya akan baik-baik saja." ucapnya tersenyum tipis sambil menepuk bahunya.

"Iya Pa," balas Morgan mengangguk.

Mereka tersenyum lalu berpelukan bersama.

"Jangan lagi memasang wajah masam, Mama tidak ingin anak tampan mama jadi jelek di acara pernikahannya." goda Nyonya Milan sambil menepuk pelan wajah putranya.

Morgan tersenyum tipis mendengar ucapan ibunya, hatinya menjadi menghangat melihat raut wajah kedua orang tuanya yang memancarkan kebahagiaan.

"Ayo, mama akan memandikanmu lalu membantumu bersiap." ucap ibunya antusias dan Morgan hanya patuh saat tangannya ditarik oleh ibunya.

Sementara ayahnya ikut mengekor di belakangnya diiringi gelak tawa, padahal kemarin-kemarin ayahnya selalu memasang wajah datar dan terus menunjukkan keseriusan setiap kali berhadapan dengannya.

Kebetulan pagi ini tepatnya pukul 9 pesta pernikahan Morgan di laksanakan di hotel bintang lima yang merupakan hotel milik keluarga Alexander. Termasuk prosesi ijab kabul juga di laksanakan di hotel tersebut.

Sehingga seluruh keluarga Alexander tampak antusias mulai bersiap-siap sebelum berangkat ke tempat acara.

🍁🍁🍁🍁

Sementara di hotel tempat diselenggarakannya pesta pernikahan tersebut. Tampak gadis muda berada di dalam kamar VVIP sedang dirias oleh perias pengantin profesional. Gadis cantik berhijab itu duduk tenang membiarkan tangan handal perias profesional itu me make over wajahnya. Dan itu menjadi pengalaman pertama baginya dirias.

Wajahnya yang memang cantik semakin mempercantik riasan wajahnya, bahkan perias wanita itu selalu memuji kecantikannya.

"Masya Allah. Nona Khumaira, saya sangat senang bisa berkesempatan merias wajah anda." ucap Perias wanita itu.

Mai hanya menanggapinya dengan senyuman manis. Mai bisa tersenyum puas, namun dari lubuk hatinya ia ingin menangis sekarang, pikirannya selalu tertuju kepada ibunya. Padahal restu ibunya lah yang membawanya ke tempat tersebut. Menikah tanpa kehadiran ibunya membuat hatinya teriris pilu. Harusnya dihari bahagianya ibunya hadir mendampinginya.

Tapi dia tidak ingin mengecewakan semua orang. Ibunya sedang menjalani pengobatan dan sang majikan yang bertanggung jawab sepenuhnya membiayai pengobatan ibunya dan segala sesuatu tentang ibunya.

Dada Mai begitu sesak, buru-buru dia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia tak boleh menangis, riasan wajahnya akan berantakan membuat perias wanita itu kerepotan.

Setelah itu Mai dibantu bersiap hingga Mai tak bisa mengenali dirinya sendiri saat melihat dirinya di pantulan cermin. Ketiga wanita cantik yang membantunya berhias diri tersenyum melihat tingkah polos gadis muda itu.

Dikarenakan penampilan Mai sangat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih yang menjuntai ke lantai yang sangat mewah dengan aksen bordir yang bertabur batu permata.

Tidak hanya itu, hijabnya bertengger indah di kepalanya. Riasan wajah yang natural membuatnya tampil berbeda dan semakin cantik saja sesuai usianya. Sungguh penampilan gadis bernama lengkap Khumaira sangat memukau di hari pernikahannya dengan gaun pengantin muslimah.

Selesai merias pengantin wanitanya, perias itu pamit undur diri. Sehingga tinggal Mai dan dua wanita cantik berpenampilan muslimah yang menemaninya.

“Jangan gugup nona, rileks aja, semoga pernikahan anda berjalan lancar” ucap salah satu wanita itu dengan ramahnya melihat raut wajah Mai terlihat gugup.

“Aamiin. Terima kasih sudah mengingatkan saya. ”ucap Mai tersenyum.

"Maaf, saya harus menelepon ibu saya, apa anda melihat ponsel saya?" tanya Mai cemas.

"Ini nona, saya sempat menyimpannya saat anda sedang dirias." jawab salah satu wanita itu menyerahkan ponsel Mai.

"Terima kasih." balas Mai tersenyum lalu segera menghubungi ibunya, namun sayangnya nomornya tidak aktif.

Mai kemudian memotret wajahnya lalu mengirimkan pesan gambar untuk ibunya. Semoga ibunya bisa melihatnya mengenakan gaun pengantin dan menjadi kenang-kenangan darinya.

🍁🍁🍁🍁

Morgan bersama keluarga besarnya baru saja tiba di hotel tempat diselenggarakannya pesta, mereka mulai memasuki ballroom hotel. Tuan Darren dan nyonya Ziva serta kerabat lainnya menyambut hangat kedatangan mempelai pria. Para tamu undangan mulai berdatangan yang kesemuanya merupakan kerabat, sahabat dan rekan bisnis Morgan dan juga kolega bisnis ayahnya.

Morgan berjalan beriringan bersama kedua orang tuanya menuju tempat ijab kabul. Terlihat Morgan sedikit gugup melewati para tamu undangan. Hingga akhirnya dia pun menempati kursi ijab kabul.

Morgan terlihat berbeda dengan balutan texudo putih dengan tatanan rambut yang tampak rapi, aura ketampanannya semakin terpancar. Pak penghulu dan para saksi sudah menempati kursi mereka masing-masing dan siap untuk menikahkan Morgan.

Morgan hanya perlu menunggu kedatangan mempelai wanitanya sebelum acara akad dimulai.

Nyonya Milan bergerak cepat untuk menjemput mempelai wanita. Tak berselang lama kemudian mempelai wanita yang didampingi oleh Nyonya Milan mulai memasuki ballroom hotel tempat diselenggarakannya pesta.

Tamu undangan dan beberapa kerabat terdekat mulai bersorak riuh melihat kedatangan mempelai wanita yang didampingi langsung oleh nyonya Milan menuju tempat ijab Kabul. Senyuman manis terus terpancar di sudut bibir mempelai wanita.

"Mama, kakak baik." ucap Aqila yang mampu mengenali Mai.

"Iya sayang." ucap Adelia tersenyum dibalik cadarnya dan tak menyangka Mai yang akan menjadi pendamping adik iparnya.

Sementara Malfin turut bahagia dan semoga adiknya bisa menerima gadis muda itu sebagai pendampingnya.

Sedangkan Morgan yang tengah duduk di kursi nya semakin gugup saja mendengar suara-suara tamu undangan yang mengatakan mempelai wanita nya sudah tiba. Dengan pandangan lurus ke depan, Morgan tak menyadari bahwa mempelai wanita sudah menempati kursinya.

"Baiklah, ijab kabul nya akan segera dimulai" ucap Pak penghulu yang mulai angkat bicara.

"Apa?" ucap Morgan gelagapan dan segera melirik di sampingnya dan benar saja sudah ada sosok wanita yang menempati kursi bersebelahan dengannya.

Nyonya Milan segera meletakkan selendang di atas kepala mempelai pria dan wanita. Morgan sudah mengetahui nama pengantin pengganti untuknya, namun dia begitu penasaran ingin melirik wajah mempelai wanitanya, namun pak penghulu kembali angkat bicara untuk segera menikahkannya.

Sah

Kata sah langsung menggema di ruangan tersebut, semua orang begitu bahagia dengan pernikahan Morgan dan Mai. Morgan bernafas lega bisa mengucapkan ijab Kabul dengan sekali tarikan nafas. Dia masih bertanya-tanya dalam hati dengan sosok nama Khumaira, siapakah gerangan gadis itu?

Morgan masih enggan untuk melihat sosok wanita yang sudah sah menjadi istrinya. Sedangkan Mai menetaskan air matanya yang begitu terharu dengan pandangan tertunduk.

Sementara Seluruh keluarga Alexander begitu bahagia dengan pernikahan Morgan, mereka pun saling merangkul bersama. Nyonya Milan dan Tuan Fino saling berpelukan dengan bahagianya. Akhirnya anak bungsu nya menikah juga.

Prosesi ijab Kabul mereka berjalan lancar. Rangkaian acara berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Para kerabat dan tamu undangan tampak menikmati jamuan makanan dan minuman dengan suasana bahagia.

Bersambung.....

Terima kasih atas dukungannya teman-teman 🙏 🙏🙏

Terpopuler

Comments

S C O R P I O

S C O R P I O

ditunggu kelanjutannya kak

2023-01-19

0

Rico Andika Putra

Rico Andika Putra

ditunggu lanjutannya kak,keren....

2023-01-19

1

Mita

Mita

kira-kira gmna reaksi morgan saat tau mai jdi pengantin pengganti 🤔 sumpah mkin penasaran lanjutan nya🤩 up thor 😘

2023-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mencari Pinjaman
3 Alhamdulillah
4 Kepulangan Morgan
5 Meminta restu
6 Persiapan Pernikahan
7 Tuan Muda Arogan
8 Menghitung Hari
9 Maura Menghilang
10 Perdebatan Ibu dan anak
11 Pengantin Pengganti
12 Menerima Pinangan
13 Hari Pernikahan
14 Jangan menunduk
15 Mengapa harus dia!
16 Meminta maaf
17 Kesepakatan bersama
18 Ajakan Tinggal Bersama.
19 Mewawancarai
20 Ancaman
21 Berbagi Kamar
22 Terpaksa
23 Ajakan ibu mertua
24 Memasak
25 Malu
26 Membangunkan tuan muda
27 Makan malam keluarga
28 Tak sengaja
29 Hampir saja
30 Menghindari
31 Bertanggungjawab
32 Kedatangan Si kembar
33 Menjadi orang tua
34 Ponsel
35 Tidur Bersama
36 Semakin dekat
37 Jujur
38 Penyerangan
39 Penyerangan part 1
40 Penyerangan part 2
41 Mengobati
42 Maura?
43 Kekasih Halal
44 Sayang
45 Berubah
46 Hari kepulangan Maura
47 Cemburu
48 Bulan madu
49 Khawatir
50 Kabar buruk
51 Ungkapan Perasaan.
52 Hilang
53 Kehilangan
54 Ujian Cinta
55 Rindu
56 Bertemu
57 Bolehkah?
58 Ya
59 Mengejutkan
60 Bersitegang
61 Berdamai
62 Hamil
63 Ngidam
64 Maura sudah tiada
65 Ingin segera pulang
66 Siasat licik Devan
67 TIDAK
68 Kenyataan Pahit
69 Menata diri
70 Morgan sakit
71 Jangan-jangan kamu?
72 Positif Hamil
73 Baby Ameena dan Baby Ameera
74 Berkunjung ke Savana
75 Anniversary Pernikahan
76 Promosi Novel Baru ( Benang Merah Per-Hutangan)
77 Pengumuman untuk Para Pembaca
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Awal Mula
2
Mencari Pinjaman
3
Alhamdulillah
4
Kepulangan Morgan
5
Meminta restu
6
Persiapan Pernikahan
7
Tuan Muda Arogan
8
Menghitung Hari
9
Maura Menghilang
10
Perdebatan Ibu dan anak
11
Pengantin Pengganti
12
Menerima Pinangan
13
Hari Pernikahan
14
Jangan menunduk
15
Mengapa harus dia!
16
Meminta maaf
17
Kesepakatan bersama
18
Ajakan Tinggal Bersama.
19
Mewawancarai
20
Ancaman
21
Berbagi Kamar
22
Terpaksa
23
Ajakan ibu mertua
24
Memasak
25
Malu
26
Membangunkan tuan muda
27
Makan malam keluarga
28
Tak sengaja
29
Hampir saja
30
Menghindari
31
Bertanggungjawab
32
Kedatangan Si kembar
33
Menjadi orang tua
34
Ponsel
35
Tidur Bersama
36
Semakin dekat
37
Jujur
38
Penyerangan
39
Penyerangan part 1
40
Penyerangan part 2
41
Mengobati
42
Maura?
43
Kekasih Halal
44
Sayang
45
Berubah
46
Hari kepulangan Maura
47
Cemburu
48
Bulan madu
49
Khawatir
50
Kabar buruk
51
Ungkapan Perasaan.
52
Hilang
53
Kehilangan
54
Ujian Cinta
55
Rindu
56
Bertemu
57
Bolehkah?
58
Ya
59
Mengejutkan
60
Bersitegang
61
Berdamai
62
Hamil
63
Ngidam
64
Maura sudah tiada
65
Ingin segera pulang
66
Siasat licik Devan
67
TIDAK
68
Kenyataan Pahit
69
Menata diri
70
Morgan sakit
71
Jangan-jangan kamu?
72
Positif Hamil
73
Baby Ameena dan Baby Ameera
74
Berkunjung ke Savana
75
Anniversary Pernikahan
76
Promosi Novel Baru ( Benang Merah Per-Hutangan)
77
Pengumuman untuk Para Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!