Persiapan Pernikahan

Sebelum lanjut, kita lihat dulu Visual Mai dan Morgan 🤗

Khumaira / Mai

Morgan Leo Alexander

Ya begitulah kira-kira imajinasi author 😁, jika kalian suka visualnya Alhamdulillah, jika tidak kalian bisa berimajinasi sendiri ya.

Baiklah kita lanjutkan kembali cerita Mai dan Morgan

🍁🍁🍁🍁

"Kamu sedang apa sekarang?" tanya pria jangkung bertubuh atletis yang sedang menelepon seseorang dan masih saja enjoy berolahraga di ruang olahraga dalam kediamannya.

Sambungan teleponnya ia hubungkan melalui earphone kecil yang sudah terpasang di telinganya agar tak menggangu kegiatan berolahraga nya.

Kaos oblong yang di pakainya sudah basah dipenuhi keringat. Rambutnya yang tertata rapi semakin menyilaukan mata. Buliran keringat mulai bercucuran di leher jenjangnya yang putih bersih dan pria jangkung itu tidak salah lagi adalah Morgan, sang tuan muda dari keluarga Alexander yang begitu disegani dan salah satu keluarga konglomerat di negaranya.

Sementara seseorang di ujung telepon terdengar tertawa kecil mendengar pertanyaannya. Morgan tersenyum tipis sambil membuka kaos oblong nya hingga tubuh atletisnya terpampang indah dengan perut kotak-kotak nya menonjol sempurna.

"Menurutmu apa yang sedang aku lakukan? ayo tebak?" tanya balik seseorang di ujung telepon.

Morgan tertawa kecil dan ingin sekali mencubit pipi si penelepon karena membuatnya gemes dengan pertanyaan yang dilontarkannya.

"Maura, aku yang bertanya mengapa kamu bertanya balik kepadaku. Baiklah, aku tebak kamu sedang bermain game online." tebak Morgan tersenyum puas sambil terus berjalan di atas treadmill nya.

Lagi-lagi hanya suara khas tawa seorang gadis yang mampu dia dengar di ujung telepon.

"Salah, aku sedang berada di butik bersama kakak ipar mu. " ucapnya diiringi gelak tawa.

Morgan lalu menghentikan olahraganya. Mengambil air mineral lalu meneguknya hingga tandas.

"Huh, ternyata tebakanku salah. Lalu apa yang kalian rencanakan bersama Kak Rania hingga datang ke butik bersama." ucap Morgan sembari membasuh wajahnya dengan handuk kecil yang tengah duduk di atas alat treadmill

"Kami sedang mencari gaun pengantin yang cocok untukku. Bukankah pernikahan kita tersisa dua minggu lagi dan persiapannya harus disiapkan secara detail mungkin. Setelah kamu tiba di negara A, aku pastikan kamu harus melakukan fitting baju pengantin bersamaku." ucapnya dengan nada penekanan diakhir kalimat.

"Baiklah calon istri."goda Morgan terkekeh kecil dengan ucapannya sendiri.

"Oh kamu sudah pandai bercanda rupanya. Baiklah aku akan membalasmu dengan menyebutmu si tuan bungsu calon suami." protesnya cepat membuat Morgan tertawa terbahak-bahak.

"Morgan, mengapa kamu tertawa! apa kamu sedang menertawakan ucapanku?" tanyanya terdengar ketus.

"Tidak, bukan begitu Maura, aku hanya tidak menyangka jika kita akan segera menikah. Padahal kita hanya sebatas teman baik" ucap Morgan pada akhirnya.

"Iya, aku juga tidak pernah menyangka jika kamu akan mengajakku menikah dan menjadikanku sebagai istrimu." balasnya dengan suara memelas dan Morgan hanya diam mendengar ucapannya.

"Sudah dulu ya, kakak ipar mu sudah memanggilku. Assalamualaikum" ucapnya cepat dan Morgan langsung membalas salamnya. Setelah itu ia langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Ya gadis yang baru saja Morgan telepon adalah Maura Anjani (Minmin), calon istrinya. Sudah tiga tahun lamanya mereka berteman baik dan bisa dibilang sangat akrab. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain dan sedikit tahu sifat asli mereka masing-masing. Apalagi Maura sahabat karib Rania sedari kecil, sehingga bisa dikatakan Rania yang menjadi mak comblangnya dalam hubungannya kali ini.

Maura sendiri sosok gadis cantik yang berusia 27 tahun dan merupakan karyawan di perusahaan Alexander Group. Maura tipikal gadis mandiri, penyayang, namun sedikit tertutup jika menyangkut masalah pribadinya. Sifatnya sedikit hambel atau mudah akrab dengan siapa saja dan pandai memendam perasaannya sendiri.

Tidak hanya itu, Maura hanyalah gadis yatim piatu yang dibesarkan oleh neneknya sepeninggal kedua orang tuanya. Maura tumbuh menjadi gadis mandiri dan pekerja keras. Ia pun menguasai teknik beladiri taekwondo semacam perlindungan diri jika berhadapan dengan seorang penjahat, sehingga hal itu membuatnya tak ada pria yang berani untuk mengganggunya.

Maura memiliki sisi lain yang tidak diketahui oleh siapapun, yakni tidak akan pernah puas dengan pencapaian yang dia dapatkan saat ini. Dia begitu bersemangat bekerja untuk mendapatkan posisi yang diinginkannya, selalu ingin menjadi yang terbaik dan pastinya berusaha untuk membahagiakan neneknya yang menjadi keluarga satu-satunya di muka bumi ini.

Seluruh anggota keluarga Alexander sudah mengenal Maura dengan baik dan mereka sangat setuju dengan hubungan keduanya. Bisa dikatakan Maura diterima dengan baik dari keluarga konglomerat tersebut.

🍁🍁🍁🍁

Lamunan Morgan terbuyarkan saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Dia lekas melangkah untuk membuka pintu. Penampilannya yang hanya bertelanjang dada dengan celana pendek hitam tak mempedulikannya lagi.

Ceklek

"Paman." teriak suara serempak dua bocah kembar yang berdiri di depan pintu dengan senyuman manis.

"Ada apa?" tanya Morgan berpura-pura cuek sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan gaya angkuhnya.

"Paman dicariin sama Oma. Tapi, paman harus pakai baju dulu." tegur anak perempuan yang sangat cantik mengenakan hijab berwarna pink.

"Iya nona kecil, paman habis berolahraga makanya buka baju." balas Morgan menatap mereka satu persatu.

Keduanya tersenyum tipis menatap pusar pamannya lalu mereka bergegas masuk ke dalam ruang olahraga, hingga membuat Morgan geleng-geleng kepala melihat tingkah ponakan kembarnya.

Tak berselang datanglah Nyonya Milan menyusul mereka karena sempat mengambil mainan si kembar yang tergeletak di lantai.

"Mama cariin kamu sedari tadi untuk membahas persiapan pernikahanmu dengan Maura. Baru saja Bibi Ziva menelepon Mama untuk menanyakan perihal keberangkatan kita." ucap Nyonya Milan tersenyum.

"Jadi kapan kita berangkat Ma?" tanya Morgan serius.

"Besok pagi, Papa yang akan mengurusnya." ucapnya tersenyum sambil menyentuh tangannya.

Morgan mengangguk menanggapi ucapan ibunya.

"Lekaslah pakai baju, pantesan Aqila menegurmu." tegas ibunya melihat penampilannya.

"Huff, baik Mamaku sayang." ucap Morgan lalu mencium pipi ibunya, setelah itu melangkah menuju kamarnya.

Nyonya Milan geleng-geleng kepala dengan tingkah anak bungsunya itu. Lalu ia pun melangkah masuk untuk menemui cucu-cucunya.

"Aqil, Aqila, kemari nak. Papa kamu sebentar lagi pulang dari kantor, kita tunggu di teras saja ya." bujuk Nyonya Milan kepada cucunya.

"Baik Oma." ucapnya antusias sambil berlari kecil menghampiri Omanya.

🍁🍁🍁🍁

Mai membawa nampan berisi jus buah dan cemilan untuk dibawa ke teras depan, Kepala pelayan lah yang menyuruhnya dan Mai selalu saja patuh terhadap siapapun yang menyuruhnya.

Terlihat cucu nyonya besarnya sedang asyik bermain di teras depan membuat Mai menarik senyuman tipis di bibirnya. Mai terus tersenyum melihat mereka yang sangat menggemaskan, kemudian Mai menghidangkan nampan yang dibawanya berisi jus buah dan cemilan di atas meja.

"Bagaimana kabar ibumu Khumaira?" tanya Nyonya Milan kepada Mai.

"Alhamdulillah sudah membaik nyonya." ucap Mai tersenyum dengan pandangan tertunduk.

"Alhamdulillah, saya turut senang mendengarnya."

"Kalau begitu saya permisi ke belakang, Nyonya." pamit Mai sembari bangkit dan selalu saja membungkuk hormat sebelum pergi.

Namun langkahnya terhenti saat tak sengaja menyenggol lengan seseorang hingga membuat keseimbangan tubuhnya oleng hingga terjatuh di lantai.

Nampan yang dibawanya tergelatak begitu saja dengan cepat Mai mengambilnya dan posisinya masih terduduk di lantai dengan pandangan tertunduk yang tidak berani melihat sang empunya.

"Hei, kalau jalan pakai mata! apa kamu tidak melihat keberadaanku. Dasar bodoh!." hardik seseorang yang baru saja bersenggolan dengannya.

"Maaf tuan." ucap Mai menunduk. Hanya itu yang mampu diucapkan Mai dan sama sekali tidak melihat wajah orang itu.

Sementara orang yang disenggol nya berdengus kesal melenggang pergi begitu saja.

Bersambung....

Jangan lupa dukungannya teman-teman berupa like, love, komentarnya, hadiahnya dan vote ya, terima kasih 🙏

Terpopuler

Comments

Fatma

Fatma

keren visualnya 😍

2023-01-16

0

Mita

Mita

visual nya cocok, suka banget thor

2023-01-15

2

Ros

Ros

semangat thor, lanjut

2023-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mencari Pinjaman
3 Alhamdulillah
4 Kepulangan Morgan
5 Meminta restu
6 Persiapan Pernikahan
7 Tuan Muda Arogan
8 Menghitung Hari
9 Maura Menghilang
10 Perdebatan Ibu dan anak
11 Pengantin Pengganti
12 Menerima Pinangan
13 Hari Pernikahan
14 Jangan menunduk
15 Mengapa harus dia!
16 Meminta maaf
17 Kesepakatan bersama
18 Ajakan Tinggal Bersama.
19 Mewawancarai
20 Ancaman
21 Berbagi Kamar
22 Terpaksa
23 Ajakan ibu mertua
24 Memasak
25 Malu
26 Membangunkan tuan muda
27 Makan malam keluarga
28 Tak sengaja
29 Hampir saja
30 Menghindari
31 Bertanggungjawab
32 Kedatangan Si kembar
33 Menjadi orang tua
34 Ponsel
35 Tidur Bersama
36 Semakin dekat
37 Jujur
38 Penyerangan
39 Penyerangan part 1
40 Penyerangan part 2
41 Mengobati
42 Maura?
43 Kekasih Halal
44 Sayang
45 Berubah
46 Hari kepulangan Maura
47 Cemburu
48 Bulan madu
49 Khawatir
50 Kabar buruk
51 Ungkapan Perasaan.
52 Hilang
53 Kehilangan
54 Ujian Cinta
55 Rindu
56 Bertemu
57 Bolehkah?
58 Ya
59 Mengejutkan
60 Bersitegang
61 Berdamai
62 Hamil
63 Ngidam
64 Maura sudah tiada
65 Ingin segera pulang
66 Siasat licik Devan
67 TIDAK
68 Kenyataan Pahit
69 Menata diri
70 Morgan sakit
71 Jangan-jangan kamu?
72 Positif Hamil
73 Baby Ameena dan Baby Ameera
74 Berkunjung ke Savana
75 Anniversary Pernikahan
76 Promosi Novel Baru ( Benang Merah Per-Hutangan)
77 Pengumuman untuk Para Pembaca
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Awal Mula
2
Mencari Pinjaman
3
Alhamdulillah
4
Kepulangan Morgan
5
Meminta restu
6
Persiapan Pernikahan
7
Tuan Muda Arogan
8
Menghitung Hari
9
Maura Menghilang
10
Perdebatan Ibu dan anak
11
Pengantin Pengganti
12
Menerima Pinangan
13
Hari Pernikahan
14
Jangan menunduk
15
Mengapa harus dia!
16
Meminta maaf
17
Kesepakatan bersama
18
Ajakan Tinggal Bersama.
19
Mewawancarai
20
Ancaman
21
Berbagi Kamar
22
Terpaksa
23
Ajakan ibu mertua
24
Memasak
25
Malu
26
Membangunkan tuan muda
27
Makan malam keluarga
28
Tak sengaja
29
Hampir saja
30
Menghindari
31
Bertanggungjawab
32
Kedatangan Si kembar
33
Menjadi orang tua
34
Ponsel
35
Tidur Bersama
36
Semakin dekat
37
Jujur
38
Penyerangan
39
Penyerangan part 1
40
Penyerangan part 2
41
Mengobati
42
Maura?
43
Kekasih Halal
44
Sayang
45
Berubah
46
Hari kepulangan Maura
47
Cemburu
48
Bulan madu
49
Khawatir
50
Kabar buruk
51
Ungkapan Perasaan.
52
Hilang
53
Kehilangan
54
Ujian Cinta
55
Rindu
56
Bertemu
57
Bolehkah?
58
Ya
59
Mengejutkan
60
Bersitegang
61
Berdamai
62
Hamil
63
Ngidam
64
Maura sudah tiada
65
Ingin segera pulang
66
Siasat licik Devan
67
TIDAK
68
Kenyataan Pahit
69
Menata diri
70
Morgan sakit
71
Jangan-jangan kamu?
72
Positif Hamil
73
Baby Ameena dan Baby Ameera
74
Berkunjung ke Savana
75
Anniversary Pernikahan
76
Promosi Novel Baru ( Benang Merah Per-Hutangan)
77
Pengumuman untuk Para Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!