Pengantin Pengganti

Morgan terus berlari hingga tiba di bassment apartemen. Namun sayangnya dia tidak lagi melihat keberadaan ibunya. Untuk itu, dia bergegas menuju mobilnya untuk segera menyusul ibunya.

Morgan sangat yakin kemungkinan besar ibunya baru saja pergi beberapa menit yang lalu. Pikirannya semakin berkecamuk, segala ucapan ibunya terus menari-nari di pikirannya.

Bagaimana tidak, ibunya akan mencarikan pengantin pengganti untuknya. Segala hal yang sudah diucapkan ibunya mustahil untuk bisa ditarik kembali. Haruskah ia berakhir menikah dengan wanita pilihan ibunya yang sama sekali tidak dikenalnya? bagaimanakah ia akan menjalani rumah tangganya dengan orang asing?

Morgan semakin gusar, perasaannya tak menentu jika memikirkan segala ucapan ibunya. Ia pun mencengkram kuat stir mobilnya dengan laju mobil kecepatan tinggi diatas rata-rata demi bisa menyalip mobil di depannya.

"Arghh, semuanya menjadi kacau gara-gara Maura. Aku tidak akan mengampuni Maura, aku bersumpah akan membuatmu menyesal seumur hidupmu. Sungguh tega, kamu pergi meninggalkanku." kesal Morgan tak main-main sambil memukul stir mobilnya.

Morgan terus berkendara dengan kecepatan tinggi bahkan berkali-kali menerobos lampu merah, hingga tak menyadari dua unit mobil patroli polisi sedang mengejarnya dari arah belakang karena melakukan berbagai pelanggaran dalam berlalu lintas di jalan.

"Hei berhenti."

Salah satu pihak kepolisian berteriak memintanya berhenti dengan menggunakan pengeras suara, namun Morgan sama sekali tidak memperdulikannya hingga di persimpangan jalan tampak dua unit mobil patroli polisi sedang menghadangnya di jalan.

"Sial!" Morgan berdengus kesal melihat mobil patroli polisi yang sedang menghadangnya dari arah berlawanan, sementara dari arah belakang juga terdapat dua unit mobil patroli polisi yang dari tadi mengejarnya.

Dengan terpaksa Morgan menghentikan laju mobilnya dan membiarkan polisi berdatangan menghampirinya.

Ketukan pintu di kaca jendela mobilnya membuat Morgan segera menurunkan kaca mobilnya dan tampaklah dua polisi lalulintas langsung memintainya keterangan.

Saat dimintai keterangan dengan menyebutkan nama aslinya, seketika dua polisi itu tertegun melihat kartu identitas Morgan lalu dengan ramah mengembalikan kembali kartu identitas Morgan dan membiarkan Morgan kembali melanjutkan perjalanannya tanpa memberikan surat tilang atau semacam sanksi dan teguran atas pelanggaran yang dilakukannya.

Tapi hal itu wajar saja, siapa yang tidak mengenal keluarga konglomerat itu yang begitu disegani di negaranya, termasuk pihak kepolisian akan tunduk dan tak berani berurusan dengan keluarga Alexander.

Morgan kembali melanjutkan perjalanannya hingga tiba di kediaman orang tuanya. Disepanjang memasuki pekarangan rumah, Morgan mampu menyaksikan suasana kediaman orang tuanya tampak berbeda dan penuh warna yang terlihat begitu meriah dengan lampu taman berwarna-warni dan aneka bunga yang dirangkai indah.

Seketika hati Morgan menghangat melihat semua itu. Cukup lama Morgan memandangi suasana baru itu dan ada perasaan tak rela jika pesta pernikahannya hancur akibat kesalahan sepihak.

Padahal seluruh keluarganya begitu antusias dan bersemangat mempersiapkan pernikahannya. Karena itu adalah momen langka sekaligus momen bahagianya yang harus dirayakan dengan meriah.

Ucapan ibunya memang tak ada salahnya, ibunya hanya ingin membawanya ke jalan benar tanpa harus menanggung malu seumur hidupnya. Walaupun ia tahu seperti apa konsekuensinya nantinya.

Morgan menghela nafas panjang lalu membuka pintu mobilnya dan bergegas turun dari mobil. Dia tidak boleh kalah ditengah jalan, dia harus melewati masalah yang sedang dihadapinya, menghindari pernikahannya sama saja kalah sebelum bertanding.

Morgan melangkah masuk ke dalam rumah. Dari kejauhan ia mampu melihat ayah dan ibunya sedang berpelukan di sudut ruangan. Sungguh ia tidak ingin melihat mereka bersedih. Ditambah ibunya pasti kepikiran dengan masalah yang sedang dihadapinya.

Tak ingin keberadaannya di ketahui oleh orang tuanya, Morgan melangkah cepat menuju kamarnya. Dia perlu menjernihkan pikirannya dengan berolahraga malam di kamarnya.

*

*

*

Keesokan harinya....

"Sayang, kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya tuan Fino kepada istrinya.

"Ya, mau bagaimana lagi. Aku tidak ingin menunda-nunda waktu, ini demi kepentingan putraku. Tolong rahasiakan keberangkatanku, Mas. Percayalah, aku bisa mengatasinya, Allah selalu bersama kita dan akan membantu hambanya dalam kesusahan." jawab Nyonya Milan tersenyum tanpa beban.

Tuan Fino langsung menarik tubuh istrinya masuk ke dalam pelukannya.

"Kamu memang ibu yang hebat. Aku mendukung segala keputusanmu sayang." balasnya lalu mendaratkan ciuman di kening istrinya sambil mengeratkan pelukannya sebelum membiarkan istri tercintanya pergi dengan tujuan yang begitu mulia yakni mencarikan pengantin pengganti untuk putranya.

Setelah selesai berpamitan, Nyonya Milan bersiap berangkat ke bandara. Langit belum menampakkan sinarnya, suasana masih pagi-pagi buta, sementara Nyonya Milan sudah siap berangkat ke bandara di antar langsung oleh suami tercintanya. Kebetulan pesawat jet pribadinya sudah siap membawanya pulang ke negara B.

Setibanya di bandara, Tuan Fino hanya mampu menatap kepergian istri tercintanya karena mereka sudah saling sepakat bersama demi kebaikan bersama keluarganya.

🍁🍁🍁🍁

Selama empat jam perjalanan melalui jalur udara, akhirnya Nyonya Milan tiba di bandara internasional negara B. Dua unit mobil mewah berwarna hitam sudah stand by menjemputnya dengan masing-masing memiliki bodyguard yang akan mengawalnya dengan ketat.

Nyonya Milan bergegas masuk ke dalam mobil, setelah itu mobil melaju menuju kediamannya. Sekitar 40 menit perjalanan, akhirnya mobil yang membawa nyonya Milan tiba di kediamannya.

Mai dan Bu Tina yang sedang membersihkan teras depan terkejut melihat kepulangan majikannya yang secara mendadak tanpa keluarga mendampinginya. Mereka lekas menyambut kedatangan majikannya.

"Assalamualaikum." ucap Nyonya Milan dengan gurat wajah terlihat lelah.

"Waalaikumsalam." jawab Mai dan Bu Tina serempak.

Nyonya Milan melangkah masuk ke dalam rumah, tapi sebelum itu, ia berhenti di ambang pintu lalu berbalik badan menghadap kearah para pelayannya.

"Mai, tolong buatkan saya orange jus dan salad buah lalu bawa ke kamar saya." ucap Nyonya Milan tersenyum.

"Baik nyonya." ucap Mai mengangguk lalu bergegas ke dapur, sedangkan Nyonya Milan melangkah menuju kamarnya.

Di dalam kamar, Nyonya Milan sudah berganti pakaian dan tengah duduk di sofa sembari menunggu kedatangan Mai.

Tak berselang lama kemudian, pintu kamarnya terbuka lebar dan muncullah Mai membawa nampan berisi segelas orange jus dan sepiring salad buah.

Mai lalu menghidangkannya di atas meja dengan telaten. Setelah semuanya selesai, Mai pamit undur diri, namun dihentikan oleh Nyonya Milan yang memintanya untuk duduk bersama karena ingin menyampaikan sesuatu kepada Mai.

Mai duduk tenang di kursi kayu dengan pandangan tertunduk. Padahal Nyonya Milan memintanya untuk duduk di sampingnya, namun Mai tak berani duduk bersama dengan majikannya. Ia tahu batasannya.

Nyonya Milan menghela nafas sebelum buka suara. Di pandangannya lekat-lekat gadis muda berparas ayu yang tengah duduk berhadapan dengannya yang hanya terhalang oleh meja kayu.

"Khumaira, ada satu hal yang ingin ku sampaikan kepadamu. Tapi sebelumnya, Apa kamu bersedia membantuku?" ucap Nyonya Milan serius.

"Insyaallah, selagi saya bisa membantu nyonya, saya bersedia dengan senang hati." ucap Mai menunduk dengan penuh keyakinan.

"Mai, apa kamu bersedia menjadi pengantin pengganti untuk putraku?" tanya Nyonya Milan dengan entengnya tanpa berbasa-basi.

Deg!

Mai langsung mengangkat pandangannya hingga bertemu pandang dengan Nyonya Milan. Jantungnya seketika berdetak kencang mendengar ucapan majikannya. Lidahnya terasa keluh bahkan tenggerokannya terasa kering seperti sedang berada di Padang pasir.

Bagaimana bisa dia diminta menjadi pengantin pengganti untuk putra majikannya, sedang dirinya hanyalah seorang pelayan rendahan dengan kasta yang begitu rendah.

"Ny-Nyonya...ss-saya..." ucap Mai terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa.

Nyonya Milan langsung mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Mai, apa kamu tahu roda kehidupan akan terus berputar. Coba renungkan kembali. Dulu kamu yang memohon kepadaku dan sekarang giliran aku yang memohon di hadapanmu. Mai, hanya kamu yang bisa menyelamatkan pernikahan putraku. Tolong bantu keluargaku, menikahlah dengan putraku." ucap Nyonya Milan memohon dengan mata berkaca-kaca. Hingga tanpa permisi, air matanya mengalir membasahi pipinya.

Mai tak bisa berkata-kata dan tidak tega melihat majikannya menangis. Mai menjadi bimbang, disatu sisi dia tidak bisa membantu majikannya, namun dilain sisi dirinya berhutang budi kepada majikannya.

Mai menundukkan kepalanya sambil meremas ujung hijabnya dan secara tiba-tiba sudut matanya ikut beranak sungai dan tumpah membasahi pipinya.

"Maaf Nyonya, saya tidak bisa. Saya tidak pantas menjadi pendamping putra anda. Saya hanyalah seorang pelayan, saya yakin anda bisa mendapatkan wanita yang_" ucap Mai tak melanjutkan ucapannya.

"Tolong Mai, bukankah kamu sudah berjanji untuk melakukan apapun demi biaya pengobatan ibumu. Sekarang aku menagih janjimu." potong Nyonya Milan, kemudian bangkit dari duduknya lalu berjongkok di hadapan Mai.

"Nyonya tolong bangunlah, jangan seperti ini." ucap Mai berderai air mata sambil membantu Nyonya Milan untuk berdiri.

"Tidak Mai, biarkan seperti ini. Apa kamu tahu besok adalah hari pernikahan putraku, kemana lagi aku harus mencari pengantin pengganti untuknya. Tolong jawab aku?."

"Baiklah Nyonya, saya bersedia menepati janji yang pernah saya buat. Bismillah...saya bersedia membantu anda." ucap Mai pada akhirnya, walaupun keputusannya teramat sulit.

"Apa kamu bersedia menjadi pengantin pengganti untuk putraku?"

"Saya bersedia menjadi pengantin pengganti putra anda." jawab Mai sekali tarikan nafas. Nyonya Milan langsung berhambur memeluknya.

Mungkin inilah caranya membalas budi baik majikannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ade

Ade

up thor

2023-01-18

1

Dewi

Dewi

lanjut

2023-01-18

1

kim

kim

banyakin update x thor, nanggung bacanya cman satu bab😇

2023-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mencari Pinjaman
3 Alhamdulillah
4 Kepulangan Morgan
5 Meminta restu
6 Persiapan Pernikahan
7 Tuan Muda Arogan
8 Menghitung Hari
9 Maura Menghilang
10 Perdebatan Ibu dan anak
11 Pengantin Pengganti
12 Menerima Pinangan
13 Hari Pernikahan
14 Jangan menunduk
15 Mengapa harus dia!
16 Meminta maaf
17 Kesepakatan bersama
18 Ajakan Tinggal Bersama.
19 Mewawancarai
20 Ancaman
21 Berbagi Kamar
22 Terpaksa
23 Ajakan ibu mertua
24 Memasak
25 Malu
26 Membangunkan tuan muda
27 Makan malam keluarga
28 Tak sengaja
29 Hampir saja
30 Menghindari
31 Bertanggungjawab
32 Kedatangan Si kembar
33 Menjadi orang tua
34 Ponsel
35 Tidur Bersama
36 Semakin dekat
37 Jujur
38 Penyerangan
39 Penyerangan part 1
40 Penyerangan part 2
41 Mengobati
42 Maura?
43 Kekasih Halal
44 Sayang
45 Berubah
46 Hari kepulangan Maura
47 Cemburu
48 Bulan madu
49 Khawatir
50 Kabar buruk
51 Ungkapan Perasaan.
52 Hilang
53 Kehilangan
54 Ujian Cinta
55 Rindu
56 Bertemu
57 Bolehkah?
58 Ya
59 Mengejutkan
60 Bersitegang
61 Berdamai
62 Hamil
63 Ngidam
64 Maura sudah tiada
65 Ingin segera pulang
66 Siasat licik Devan
67 TIDAK
68 Kenyataan Pahit
69 Menata diri
70 Morgan sakit
71 Jangan-jangan kamu?
72 Positif Hamil
73 Baby Ameena dan Baby Ameera
74 Berkunjung ke Savana
75 Anniversary Pernikahan
76 Promosi Novel Baru ( Benang Merah Per-Hutangan)
77 Pengumuman untuk Para Pembaca
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Awal Mula
2
Mencari Pinjaman
3
Alhamdulillah
4
Kepulangan Morgan
5
Meminta restu
6
Persiapan Pernikahan
7
Tuan Muda Arogan
8
Menghitung Hari
9
Maura Menghilang
10
Perdebatan Ibu dan anak
11
Pengantin Pengganti
12
Menerima Pinangan
13
Hari Pernikahan
14
Jangan menunduk
15
Mengapa harus dia!
16
Meminta maaf
17
Kesepakatan bersama
18
Ajakan Tinggal Bersama.
19
Mewawancarai
20
Ancaman
21
Berbagi Kamar
22
Terpaksa
23
Ajakan ibu mertua
24
Memasak
25
Malu
26
Membangunkan tuan muda
27
Makan malam keluarga
28
Tak sengaja
29
Hampir saja
30
Menghindari
31
Bertanggungjawab
32
Kedatangan Si kembar
33
Menjadi orang tua
34
Ponsel
35
Tidur Bersama
36
Semakin dekat
37
Jujur
38
Penyerangan
39
Penyerangan part 1
40
Penyerangan part 2
41
Mengobati
42
Maura?
43
Kekasih Halal
44
Sayang
45
Berubah
46
Hari kepulangan Maura
47
Cemburu
48
Bulan madu
49
Khawatir
50
Kabar buruk
51
Ungkapan Perasaan.
52
Hilang
53
Kehilangan
54
Ujian Cinta
55
Rindu
56
Bertemu
57
Bolehkah?
58
Ya
59
Mengejutkan
60
Bersitegang
61
Berdamai
62
Hamil
63
Ngidam
64
Maura sudah tiada
65
Ingin segera pulang
66
Siasat licik Devan
67
TIDAK
68
Kenyataan Pahit
69
Menata diri
70
Morgan sakit
71
Jangan-jangan kamu?
72
Positif Hamil
73
Baby Ameena dan Baby Ameera
74
Berkunjung ke Savana
75
Anniversary Pernikahan
76
Promosi Novel Baru ( Benang Merah Per-Hutangan)
77
Pengumuman untuk Para Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!