Dara terkejut dengan kehadiran Putra, tapi dia tetap memberinya izin.
"Silahkan mas," dari awal bekerja di rumah Gaston, Dara memang sudah memanggil Putra dengan panggilan mas karena usia mereka terpaut lima tahun.
"Kamu kenapa dek? Ingat ibu bapak lagi?" tanya Putra dengan panggilan khasnya.
"Iya mas, Dara rindu kepada mereka." jawab Dara sambil memandangi foto kedua orang tuanya.
"Mereka di sana pasti bahagia karena melihat kamu mendapatkan jodoh suami yang mapan dan hidupmu tidak akan kekurangan." Putra membesarkan hati untuk memuji Gaston, walaupun sebenarnya hatinya masih belum terima jika majikannya sudah menikahi wanita yang dia sukai.
Mendengar ucapan Putra, Dara terdiam.
"Apa seperti itu ya mas?" tanya Dara.
"Semua orang tua pasti bahagia jika melihat anaknya bahagia, begitu pun sebaliknya. Jika seorang anak bersedih dan berlinang air mata, maka mereka juga ikut bersedih. Kamu bahagia kan dengan pernikahan kamu?" tanya Putra menyelidik.
Dara terdiam, bahkan melamun. Dan gerakan tubuh itu bisa di artikan oleh Putra jika pernikahan nya pasti tidak bahagia. Namun pria itu tidak bisa berbuat banyak, mengingat bahwa dirinya masih membutuhkan pekerjaan dari Gaston.
Putra tak berani lagi bertanya ketika dia lihat raut wajah Dara yang sangat layu. Dia pun akhirnya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Oh ya dek, di perempatan depan ada kedai brownis baru, toppingnya banyak pilihan dan rasanya lumer banget. Kamu mau coba?" tanya Putra.
"Brownis mas? Kapan kapan aku nyoba deh. Emang kamu udah nyobain?" Dara balik bertanya.
"Udah, dan rasanya meleleh banget." Putra justru menggoda Dara dengan menunjukkan ekspresi nikmat tak terkira dari brownis tersebut.
"Iiih,kok nggak ajak ajak sih kalau beli? Aku kan suka banget sama brownis.."jawab Dara.
"Ya maaf, harusnya kamu itu nggak boleh makan brownies banyak banyak tau?" ucap Putra.
"Kenapa emang mas?" tanya Dara polos.
"Karena kamu dan brownies sama sama manis, jadi takut entar di makan semut!" Putra terkekeh sementara Dara di buat malu.
"Apaan sih mas, nggak lucu bercandanya" tukas Dara.
Sudah hampir satu jam mereka bercengkerama , hingga Dara lupa bahwa hari itu Gaston pulang lebih awal karena ada urusan keluarga.
Pria itu mencari keberadaan istrinya di beberapa sudut ruangan namun tidak kunjung bertemu dengannya.
Dan setelah berjalan ke belakang , Gaston melihat Dara sedang duduk manis bersama dengan supirnya. Bahkan mereka terlihat saling bercanda. Saat itu merupakan kali pertamanya Gaston melihat senyum dari sang istri, karena selama ini dia memang tidak pernah mengajak istrinya berkomunikasi. Bahkan cara bicaranya selalu dengan nada dingin.
Gaston berpura pura batuk untuk memberitahu keberadaannya kepada istri dan sopirnya.
"Tu_tuan." Putra lekas berdiri sambil menundukkan kepala. Dia merasa cemas jika majikannya tidak suka jika melihatnya bersama dengan Dara.
"Cuci mobilku!" titah Gaston dengan nada datar.
"Ba_baik Tuan," jawab Gaston. Pria itu segera bergegas meninggalkan tempat untuk menjalankan perintah sang majikan. Sementara Dara mendekati Gaston untuk membantu melepaskan jasnya.
"Apa kamu suka mengobrol dengannya?" tanya Gaston tanpa melihat wajah Dara.
"Mas Putra?" tanya Dara.
"Mas? Kamu manggil dia mas?" tanya Gaston.
"Iya, sejak pertama tinggal disini aku panggil dia mas dan dia panggil aku dek." jawab Dara dengan jujur.
"Mulai besok kalian harus merubah cara kalian memanggil." tukas Gaston.
"Merubah?" tanya Dara sedikit bingung.
"Iya, apa kamu lupa siapa kamu dan dia sekarang?" ucap Gaston sambil berlalu meninggalkan istrinya.
Dara masih mematung memikirkan ucapan suaminya, namun lama lama dia tersenyum sendiri karena setelah dia pahami ternyata terselip pengakuan dari Gaston bahwa dirinya memang berkedudukan sebagai nyonya Gaston.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ani Maryani Naryani
gaston cemburu ya mangkanya jangan galak galak sama istri
nanti d sabet supir lo
2023-08-02
4
Mama Pesek
cie... cie...ada yang cemburu tuh🤭
2023-08-02
2
inayah machmud
mulai ada benih kecemburuan. ..🤭🤣🤣🤣
2023-05-10
0