Mantan kekasih Gaston segera menutup panggilannya dengan kasar dan hal itu membuat Gaston tertawa puas.
"Sudah pergi sana, tugas kamu sudah selesai!" titah Gaston sambil sedikit mendorong tubuh Dara dengan kasar.
Dengan wajah muram Dara menjauh. Meski sudah sering mendapat perlakuan dan ucapan kasar , tetap saja hati Dara masih sering bersedih jika dirinya di perlakukan kasar oleh majikannya.
Gadis itu beranjak dan pergi ke kamar mandi untuk berganti baju dan membersihkan masker di wajahnya.Setelah keluar dari kamar mandi dia melipat lingerie yang baru saja dia kenakan.
"Pakaian ini bagaimana Tuan?" tanya Dara dengan ragu.
"Buang saja sana. Lagian siapa juga yang mau pakai pakaian bekasnya pembantu,"
Degh, Dara rasanya ingin teriak mendengar ucapan Gaston yang tak henti menghinanya.
"Baik Tuan, permisi." Dara berpamitan dan tetap menunjukkan senyum manis meski hatinya berontak.
Malam itu dia rebahkan tubuhnya kembali di kasur dengan mood yang tidak baik.
Ingin marah dan melampiaskan kekesalan, namun dia tidak punya daya.
Gadis itu membalikkan badannya hingga berposisi tengkurap. Dia pejamkan mata hingga air matanya menetes. Dara rindu kepada kedua orang tuanya.
Tak terasa air matanya menetes dengan deras membasahi pipi mulusnya.
"Ayah ,ibu, Dara rindu." lirihnya.
Terlalu lama menangis akhirnya gadis itu lelah dan tertidur. Keesokkan harinya Dara bangun dari tidur lalu melakukan rutinitas paginya.
Setelah selesai menyiapkan sarapan, dia kembali ke belakang untuk melanjutkan tugas lainnya.Namun, langkahnya terhenti ketika sang majikan memanggilnya.
"Heh sini kamu!" selama satu bulan Dara bekerja di rumah Gaston, pria itu mungkin baru dua atau tiga kali memanggil Dara dengan sebutan nama. Karena selebihnya dia hanya memanggil dengan sebutan "Heh".
"I_iiya Tuan." Dara selalu gugup jika majikan arogannya itu memanggil.
"Cepat mandi dan ikut aku, ini pakai baju ini!" titah Gaston.
Dara tidak segera menerima pakaian yang Gaston beri, dia justru terdiam memandanginya.
"Aku menyuruhmu mandi dan memakai baju ini, bukan malah bengong!" bentak Gaston.
'Ii_iiya maaf Tuan.Tapi saya sudah mandi tadi pagi pagi sekali" tutur Dara kemudian menerima pakaian yang di berikan oleh Gaston.
"Mandi lagi sana! Aku tidak mau ada kuman menyebar karena kamu baru saja melakukan banyak aktifitas dan pasti berkeringat." seru Gaston dengan nada suara tinggi.
Tanpa banyak berkata lagi, gadis itu segera meninggalkan tempat dan berjalan menuju kamar mandi. Namun selama melangkah ke belakang, dia menggerutu karena tidak terima.
"Enak aja bilang aku nyebarin kuman. Aku kan memang sudah mandi tadi pagi!"
Lima belas menit kemudian Dara kembali ke hadapan sang majikan dengan mengenakan pakaian yang Gaston berikan.
Tanpa melirik ke arah Dara , pria itu kembali memberi perintah dadakan.
"Ikut aku dan pakai ini!" Gaston memberikan sepasang sandal dengan hak pendek dan juga tas branded yang sengaja dia beli untuk Dara.
Ketika Dara sedang memakai sandalnya, Gaston kembali berulah dengan kata kata masamnya.
"Sebenarnya wanita itu tampak mempesona jika menggunakan high heel, tapi aku ragu menyuruhmu memakainya. Kamu kan orang kampung yang biasa pakai sandal jepit, ntar jatuh pake high heel malah malu maluin aku,"
Gaston mengakhiri kalimat dengan tawa meremehkan.
"Iiihhh, dasar orang yang tidak punya perasaan. Coba kalau aku nggak butuh bekerja di tempat kamu, udah aku sumpelin tuh mulut pakai sandal!" geram Dara dalam hati.
Pagi itu Gaston mengajak Dara entah kemana, dan ternyata tujuan mereka adalah salon.
Dara begitu heran kenapa majikannya meminta model rambut Dara di rumah bahkan di warnai. Gadis itu juga di pasang bulu mata serta cat kuku.
Begitu bertanya tanya, namun apalah daya dia tidak berani melawannya.
Usai di make over, penampilan Dara sangatlah berbeda dan hal itu sempat membuat Gaston terkesima.
Namun dengan cepat pria arogan itu mengkondisikan pandangannya agar tidak larut dalam pesona kecantikan Dara.
Gaston membawa Dara masuk mobil, dan di dalam mobil dia memberi tahukan satu misi penting.
"Aku akan ajak kamu bertemu dengan mantan kekasihku, jadi kamu harus berpura pura menjadi kekasihku. Jangan menghindar jika mungkin nanti aku memegang tanganmu atau bahkan memelukmu. Paham!" titah Gaston.
Dara hanya mengangguk saja karena dirinya tidak mungkin menolak.
Setelah tiba di sebuah kafe, Gaston turun lebih dulu lalu membukakan pintu untuk Dara.
Gadis itu amat canggung, namun dia berusaha untuk rileks agar tidak mendapat makian.
Sejak turun dari mobil Gaston sudah memperlihatkan kemesraannya dengan menggandeng tangan Dara dan kadang merangkul pinggangnya. Hal itu Gaston lakukan karena dia tahu bahwa mantan kekasihnya sudah lebih dulu datang di kafe tersebut.
Mereka bertiga akhirnya bertemu, dan rencana Gaston berjalan mulus.Dia berhasil membuat mantan kekasihnya percaya bahwa Gaston bukan pecundang dan bukan pria bucin yang patah hati karena putus cinta.
Usai melakukan drama romansa dengan Dara, mereka berdua pulang. Dan sangat tidak Gaston sangka, kepulangannya itu di sambut oleh sang mama di depan pintu.
"Hei kalian," sapa nyonya Mariam.
Dara sangat ketakutan jika di anggap lancang.
"Maaf nyonya, saya minta maaf. Ini tidak seperti yang nyonya pikirkan." ucap Dara dengan jantung berdebar.
"Gaston," panggil nyonya Mariam.
"Iya ma, ada apa?" sahut pria itu dengan santai sementara Dara hampir saja mati berdiri karena takut.
"Kamu nikahi saja Dara!"
Degh,
Satu titah konyol itu membuat Gaston dan Dara membulatkan kedua bola matanya.
"Me_ ni_ kah?" tanya Dara pelan.
"Apa? Mama nggak lucu bercandanya." sahut Gaston.
"Tidak, mama tidak bercanda. Kalian cocok. Dara cantik, baik dan sabar . Mama yakin dia bisa menjadi istri yang baik untuk kamu." tutur nyonya Mariam kepada putranya.
"No.. Gaston nggak mau!" tolak pria itu.
"Baiklah, kalau gitu biarkan mama tinggal di sini buat ngurus kamu." tukas nyonya Mariam.
"Tidak.. tidak.. itu juga tidak mau. Aku sudah bisa mengurus diri sendiri ma," sangkal Gaston.
"Tidak. Kamu tidak bisa mengurus diri kamu. Semua berantakan sejak kamu minta mama tinggal di rumah adik kamu." tegas nyonya Mariam.
"Baiklah, aku lebih baik aku memilih mau menikah dengan dia saja!" Gaston menjawab dengan enteng tanpa dia pikirkan bagaimana tanggung jawab dalam menikah.
Degh,
Satu kalimat yang Gaston ucapkan membuat jantung Dara hampir copot dan sejenak berhenti berdetak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
meE😊😊
mntang2 orang kaya jd semau y sndri tnp mmkirkn prsaan org lain..
tp syukurlah klo dara jd mantu mrtua y aprti y bkn mrtua julid..bukti y mau nrima dara yg cma seorang art
2023-08-18
1
Iin Karmini
nah lho
dah eneg kyknya mak nya liat tingkah ga jls anaknya
2023-08-02
1
Iin Karmini
depresot
2023-08-02
1