Gaston keluar kamar setelah mandi dan memakai pakaian rapi untuk berangkat kerja. Sementara Dara masih sibuk menyiapkan makanan dan membersihkan dapur.
Gaston duduk dan menikmati makanan yang tersuguh di hadapannya tanpa bersuara. Keduanya masih sama sama tegang dan belum terbiasa dengan status baru mereka.
Nyonya Mariam datang dan memecah keheningan.
"Gaston, bagaimana bisa kamu makan sendiri?" tanya beliau.
"Bisa gimana maksud mama? Kan emang sejak umur tiga tahun aku udah bisa makan sendiri?" sangkal Gaston.
"Bukan itu yang mama maksud, tapi bagaimana kamu bisa makan sendiri sementara kamu tidak mengajak istrimu makan dan dia masih melakukan pekerjaan lain?" tanya nyonya Mariam.
"Mungkin dia belum lapar kali ma, kalau udah lapar pasti juga makan sendiri." jawab Gaston dengan enteng.
"Gaston, kenapa kamu itu tidak pernah bisa serius? Dia itu istri kamu!" tegur nyonya Mariam.
"Salah mama sendiri terlalu buru buru nikahin Gaston sama dia, aku kan belum siap!" pria itu masih saja ngeles.
"Belum siap? Kamu ingat berapa usia kamu? Dan sikap kamu ini juga tidak sesuai dengan usiamu yang sudah matang!" tegas nyonya Mariam.
"Sudahlah ma, ini masih pagi. Gaston tidak mau berdebat karena masalah ini. Lagian kenapa mama masih di sini? Kan aku udah nikah?" bantah Gaston.
Nyonya Mariam teringat ucapannya sendiri bahwa dia pernah memberi Gaston pilihan untuk menikah dengan Dara atau dia akan ikut tinggal di rumah Gaston.
"Nanti siang mama akan pulang. Tapi ingatlah, mama sangat menunggu kehamilan Dara!" tukas nyonya Mariam.
"Hmmmmmmm," Gaston menanggapinya dengan enteng.
Keduanya akhirnya melanjutkan sarapan dan kembali ke aktifitas masing masing. Dan sejak hari itu Gaston meminta mamanya agar tidak sering sering menginap dan mengatur rumah tangganya.
Hari telah sore, Gaston pulang dari kerja dan dia dapati Dara sedang memasak mempersiapkan makan malam.
Pria itu tidak menyapanya begitu pun Dara, gadis itu masih sangat sungkan menganggap majikannya itu sebagai seorang suami.
Usai menyiapkan makanan, Dara masuk ke kamar untuk merapikan kamar. Dia yakin pasti suaminya menaruh barang dan pakaiannya sembarangan. Saat masuk ke kamar, dia tak mendapati siapa siapa di dalamnya. Dara berpikir bahwa suaminya mungkin sedang mandi. Setelah usai merapikan semuanya, gadis itu duduk di sofa dan bersandar. Mungkin karena terlalu lelah melakukan pekerjaan rumah, dia pun ketiduran.
Gaston keluar dari kamar mandi dan dia lihat istrinya tertidur di sofa. Pria itu berjalan mendekatinya, niat hati ingin membangunkan namun saat dia sentuh lengan Dara dia merasakan bahwa tubuh Dara demam.
"Dia demam?" gumamnya dalam hati.
Gaston sejenak berpikir apa yang harus dia lakukan?
"Apa aku harus membangunkannya lalu mengajaknya ke Dokter sekarang?"
"Atau aku kasih saja dia obat ? Jika besok belum sembuh baru di bawa ke dokter."
Pria itu sedikit ragu untuk mengambil tindakan mana yang lebih tepat untuk dia lakukan sekarang. Hingga akhirnya dia lebih dulu membangunkan Dara
"Heh, bangun..." dengan sedikit menggoyangkan lengan Dara , Gaston membangunkannya.
Dara mulai bergerak dan matanya sedikit terbuka. Namun kepalanya terasa pusing sehingga berat untuk dia angkat.
"Mau di kasih obat atau di bawa ke dokter?" tanya Gaston datar.
Dara mengerutkan dahi mendengar pertanyaan suaminya lalu berusaha sekuat tenaga untuk bangkit.
"Obat? Dokter? Dari mana Tuan tahu kalau daya sakit?"
"Jangan ke GR an, aku niatnya mau bangunin kamu suruh tidur yang benar jangan sambil duduk, tapi nggak sengaja aku menyentuh lengan kamu yang suhunya panas." jawab Gaston sambil memalingkan wajah. Pria itu jelas saja tidak mau ketahuan jika sudah sempat memperhatikan istrinya.
"Oh begitu, terima kasih Tuan sudah peduli sama saya." jawab Dara sambil tersenyum.
"Ya elah, gitu aja merasa di peduliin? Jelas saja aku tawarkan begitu, karena kamu tinggal di rumahku. Kalau ada apa apa sama kamu, kan nanti aku juga yang repot." sahut Gaston dengan nada tengilnya.
Dara menghembuskan nafas kasar karena rupanya suaminya tersebut masih menganggapnya dirinya sama.
"Ya sudah, jangan kebanyakan mikir. Mau di kasih obat atau di bawa ke Dokter? Yang jelas aku nggak mau kena omel mama lagi karena di anggap tidak peduli sama kamu!" tukas Gaston .
"Minum obat saja, nanti juga sembuh." jawab Dara.
"Ya sudah, cari aja tuh di kotak obat. Aku nggak tahu mana yang buat demam. Tapi makan sana dulu sebelum minum obat!" titah Gaston yang terdengar arogan tapi sebenarnya memperhatikan walaupun dia berdalih bahwa semua di lakukan agar tidak mendapat omelan sang mama.
Dara berusaha bangkit dan mengambil obat sendiri. Sementara Gaston hanya duduk memperhatikan dari kejauhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
sri hasan basri, S.Pd.
gaston nih kekanakan rupanya, g ada dewasanya sama sekali, biarpun g cinta, tpi jgn gitu amat napa? dara lgi sakit, g perlu ketus, ngomongkan bisa baik2, bangkitkan sisi kemanusiaan saja jika g cinta. gaston yg g pake castanyo, dirimu itu enaknya diapain sih, diracun atau dimutilasi, bikin jengkel sih.
2023-08-23
1
meE😊😊
gada beda y mski udh nikah sma msih jd pmbntu ttp aja msih sprti jd pmbntu.. cma pindh kamar doang
2023-08-18
1
Carlina Carlina
gengsiiiiiii nya gedeeee si gaston 🤦🤦🤦🤦🤦🤦😏😏😏😏😏😏
2023-08-05
0