Minggu depan

Nyonya Mariam menyampaikan kabar gembira itu kepada putranya.

"Gaston, Dara sudah menerima tawaran mama. Secepatnya kalian akan menikah."

"Hemmmmmmm," pria itu menyahuti hanya dengan nada santai sambil tetap fokus ke gadgetnya.

"Gaston, apa kamu tidak bisa serius sedikit? Mama bicara tentang hal yang serius, tentang pernikahan." seru nyonya Mariam.

"Iya ma, Gaston juga serius. Gaston juga sudah ngira kalau perempuan itu pasti menerima, tadi dia hanya malu dan jual mahal saja." sahut Gaston dengan enteng.

"Gaston, kenapa kamu tidak pernah bisa belajar mengerti dan menghargai orang lain? Hidup kamu itu beruntung nak, berbeda dengan Dara yang punya banyak beban. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan dia di bebani banyak hutang, serta ada satu orang adik yang masih dia tanggung. Itulah sebabnya dia tadi masih mempertimbangkan tawaran mama. Dan setelah mama bicarakan lagi, dia menerima. Apa kamu tau tentang hal itu?" tanya nyonya Mariam.

"Aku sudah tahu ma." jawab Gaston dengan pandangan tetap ke gadgetnya.

"Tahu? Kamu tahu ? Lalu hanya seperti itu tanggapannya?" nyonya Mariam sangat heran dengan putranya.

"Terus Gaston mesti ngapain? " tanya pria itu tanpa beban.

"Astaga Gaston, kenapa kamu tidak peka sama sekali menjadi seorang pria. Apa kamu tidak menaruh simpati dengan kehidupan Dara?" tanya nyonya Mariam lagi.

"Sudah lah ma, Gaston bukan tempat yang tepat untuk curhat. Lagian Dara juga tidak meminta di kasihani kok."

Nyonya Mariam benar benar sakit kepala jika berdebat dengan putranya. Kadang beliau heran sendiri, bagaimana dia bisa melahirkan anak yang seperti itu sifatnya? Padahal almarhum papa Gaston adalah pria yang sangat dermawan dan baik hati.

"Terserah kamu saja Gaston, kepala mama pusing. Lebih baik mama segera mempersiapkan perlengkapan pernikahan kamu minggu depan." tukas nyonya Mariam.

"Apa? Minggu depan? Kenapa harus minggu depan sih ma? empat atau lima bulan lagi lah ma, atau mungkin tahun depan." pinta Gaston kepada mamanya.

"Tidak. Lebih cepat lebih baik. Dan menundanya hanya akan membuat mama semakin sakit kepala. Mama juga ingin segera menimang cucu!" tegas nyonya Mariam.

"Menimang cucu? Gaston nggak mau cepat cepat punya anak, ribet ngurusin anak kecil. Gaston nggak tahan dengan suara tangisan bayi!" Gaston selalu membantah ucapan mamanya.

"Gaston, sudah jangan menjawab terus. Pokoknya minggu depan kamu nikah agar Dara segera hamil. Titik !" nyonya Mariam sudah tidak mau meladeni putranya lagi lalu pergi meninggalkan Gaston.

Pria itu nampak frustasi dengan keputusan mamanya. Dia mengacak acak rambut dengan raut wajah kesal. Apalagi saat dia bayangkan dia akan mempunyai anak, sungguh tidak bisa dia bayangkan hal tersebut karena selama ini keahliannya hanya membuat anak , bukan memiliki dan merawatnya.

Dia bangkit dari duduknya lalu menuju dapur untuk mencari Dara. Tentu saja dia ingin melampiaskan kekesalannya.

"Dara, Dara... " teriak Gaston yang tak kunjung menemukan batang hidung Dara.

Pria itu berjalan menuju dapur dan seluruh ruangan, namun Dara juga tidak ada.

"Kemana perginya tuh anak?" gerutu Gaston dalam hati.

Setelah mencoba mencari di beberapa sudut ruangan, akhirnya dia menemukan Dara berada di belakang dapur dan sedang duduk menangis di pojokan.

Gadis itu memangku sebuah foto yang di terlukis gambar kedua orang tuanya.

Samar samar Gaston mendengar ucapan Dara yang tidak terlalu keras.

"Ibu, bapak.. Dara akan menikah. Dara tidak tahu bagaimana nasib pernikahan Dara nanti, karena tidak ada cinta dalam pernikahan Dara. Calon suami Dara orang kaya , sementara Dara tidak punya harta apa apa selain raga yang menopang nyawa ini. Andai Dara bisa memilih, Dara ingin ikut kalian saja damai di sana.. ," gadis itu semakin perih hatinya ketika mengucap kata yang terakhir. Namun kekalutannya tiba tiba buyar setelah mendengar satu suara.

"Heh, ngapain di situ? Di cariin kemana mana nggak ada, di panggilin nggak dengar. Eh malah nangis di pojokan."

Terpopuler

Comments

sri hasan basri, S.Pd.

sri hasan basri, S.Pd.

ada ya laki2 resek kayak gaston. eh kok bisa2nya author punya ide nama PUL gaston, jdi keinget almarhumah jupe

2023-08-22

1

meE😊😊

meE😊😊

atoge tu orang apa gedebong pisang kaga pny hati sma sekali kek y🤣🤣🤣

2023-08-18

1

Partiah Yake

Partiah Yake

ha ha ha, dasar vatu nggak peka

2023-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!