Perhatian

Malam itu Gaston menyuruh Dara tidur di kasur, sementara dirinya ganti tidur di sofa. Hingga pagi sudah menjelang dan Gaston lebih dulu bangun, dia dapati Dara masih memejamkan mata di kasur. Seketika Gaston berpikir mungkin perempuan itu keenakan tidur di kasur empuknya.

Tidak mau di buat berpikir kenapa Dara belum juga bangun, Gaston lekas ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap siap kerja.

Setelah dia mengenakan pakaian rapi, dia lihat Dara masih juga tidur. Kali itu dia mulai berpikir ada yang aneh pada istrinya, hingga akhirnya dia pelan pelan mendekati Dara.

Dengan pelan jemarinya menggoyangkan lengan Dara namun tidak ada respon.

"Jangan jangan dia pingsan?" ucap Gaston dalam hati.

Pria itu mengulangi gerakannya hingga akhirnya dia dapati istrinya masih saja demam.

"Heh bangun, kita ke rumah sakit sekarang. Kamu masih demam." tukas Gaston sambil membangunkan Dara.

Gadis itu hanya membuka mata sedikit dan kembali terpejam. Kepalanya terasa berat dan tubuhnya menggigil.

Samar samar terdengar dia memanggil seseorang,

"Ayah, ayah.."

Gaston menghembuskan nafas kasar karena paginya sudah di awali dengan keadaan yang tidak menarik.

Pria itu keluar kamar mencari supirnya agar menyiapkan mobil untuk mereka. Setelah memberi titah kepada sang supir, Gaston mengangkat tubuh Dara dan membawanya ke Rumah Sakit .

Tibanya di sana Dara mendapat pertolongan medis dan di tangani oleh Dokter. Gaston berdiri seorang diri di luar ruang penanganan. Dia memang sengaja tidak memberi tahu mamanya agar dirinya tidak kena masalah.

Namun rupanya nyonya Mariam sudah mengetahui bahwa Dara berada di rumah sakit.

"Gaston, apa yang sudah kamu lakukan? Bagaimana Dara bisa masuk ke rumah sakit?" tanya nyonya Mariam dengan ciri khas interogasinya.

"Gaston juga nggak tahu ma," jawab pria itu santai.

"Nggak tahu bagaimana? Kamu kan suaminya?" tanya nyonya Mariam lagi.

"Ya nggak tahu aja ma, kemaren waktu aku pulang kerja badannya demam." jawab Gaston.

"Apa? Jadi dia demam sejak kemaren sore dan baru kamu bawa ke rumah sakit sekarang?" nyonya Mariam tidak berhenti bertanya.

"Aduuuh.. udah ma jangan tanya terus. Kepalaku pusing. Hari ini harusnya aku ada meeting penting tapi tertunda gara gara dia sakit!" Gaston malah mengalihkan pembicaraan.

"Kamu ini benar benar ya? Istri itu lebih penting dari pada pekerjaan. Meeting bisa di tunda, tapi berobat tidak bisa di tunda." ujar nyonya Mariam memberi petuah kepada putranya.

"Iya , iya ma... iya.. Udah ya, sekarang Gaston mau cari makan dulu. Laper. Mama tunggu di sini ya, nanti kabari aku kalau ada apa apa." Gaston berkata sambil berlalu meninggalkan mamanya.

Setelah satu jam berada di IGD, akhirnya Dara di pindahkan ke ruang perawatan. Untuk sementara waktu Dara di diagnosa mengalami peningkatan asam lambung. Kondisinya yang terlalu kelelahan membuat tubuhnya lemah dan demam.

Mendengar keterangan dari Dokter, tentu saja nyonya Mariam semakin menyudutkan putranya. Beliau menegaskan kepada Gaston agar dirinya harus semakin perhatian dan menjaga kesehatan Dara.

Tentu saja hal itu tidak langsung di terima oleh Gaston begitu saja, karena sejak awal sikap arogan Gaston sudah mendominasi dirinya sehingga untuk menunjukkan perubahan dan perhatian kepada Dara tentulah tidak mudah.

Namun dengan keadaan yang sering memaksa, akhirnya Gaston pun mulai menunjukkan perhatiannya.

"Cepat sembuh, biar nggak lama lama di sini!" tukas Gaston sambil mengupaskan pisang untuk Dara.

"Iya Tuan. Biar saya kupas sendiri pisangnya , saya bisa." jawab Dara dengan sungkan.

"Tidak perlu, nanti aku lagi yang kena marah sama mama. Di kira aku nggak perhatian." jawab Gaston dengan nada kesalnya.

Dara menahan senyum mendengar jawaban itu, namun senyumnya mendadak berubah menjadi kesal karena ucapan suaminya.

"Jangan kepedean ! Kalau bukan karena kamu sedang sakit, mana mungkin aku mau melakukan semua ini!"

Glek,

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***