Pernikahan kilat

Dara terkejut lalu segera menyeka air mata dan menyembunyikan foto kedua orang tuanya.

"Ma_maaf Tuan, saya tidak dengar," Dara menjawab dengan sedikit mendekat dan menundukkan kepala.

"Buatkan aku kopi!" titah Gaston lalu membalikkan badan dan kembali masuk.

Entah kenapa niatnya untuk melampiaskan kekesalan kepada Dara berubah setelah melihat dan mendengar tangis Dara. Namun pria arogan itu tidak mau mengakui rasa simpatinya.

Sementara Dara hanya mengelus dada, sepertinya dinding kesabarannya harus di tebalkan lagi jika kelak dia benar benar akan menyandang gelar sebagai istri dari seorang CEO arogan.

Dia berjalan masuk ke dapur untuk melaksanakan titah majikannya.

Lima menit waktu berjalan , secangkir kopi pun siap di hidangkan.

Gadis itu hendak berbalik badan dan kembali ke belakang seusai menyodorkan secangkir kopi, namun langkahnya terhenti karena panggilan Gaston.

"Mau kemana?" tanya Gaston yang terdengar asing di telinga Dara karena nadanya sedikit lembut. Namun tidak mau berbesar kepala, Dara sudah menyiapkan mode siaga jikalau ternyata kalimat yang terlontar setelahnya tidak mengenakkan hati.

"Mau ke belakang Tuan," jawab Dara dengan menundukkan kepala.

"Aku tahu kamu mau ke belakang, tapi mau ngapain? Mau nerusin nangis lagi?" celetuk Gaston yang sedikit mengandung makna perhatian namun datar.

Dara sedikit mengangkat wajahnya, lalu seketika itu juga kembali menunduk. Dia berpikir berarti majikannya tadi sempat memperhatikan dia ketika sedang menangis.

"Tidak Tuan, saya mau mengangkat jemuran dan setrika." jawab Dara.

"Oh ,ya sudah. Cepat ke belakang sana!" kini nada suara Gaston sudah berubah ke sifat aslinya.

Dara kembali ke belakang dengan sedikit tersenyum ,karena setidaknya majikannya tadi mungkin bisa mendengar keluh kesahnya yang tidak mungkin di ungkapkan kepada pria arogan itu.

Dua hari telah berlalu. Undangan pernikahan sudah di jadi dan siap di sebar. Dara juga di minta nyonya Mariam untuk menghubungi keluarganya agar datang di acara pernikahannya nanti.

Malam itu nyonya Mariam datang ke rumah putranya untuk membicarakan mengenai gaun pengantin yang akan mereka kenakan.

"Gaston, mama mau bicara. Pilihlah gaun mana yang kamu sukai untuk acara pernikahanmu nanti?" tanya nyonya Mariam sembari memperlihatkan beberapa model gaun pengantin.

"Terserah mama aja, yang penting bukan baju renang." celetuk Gaston asal.

"Astaga Gaston, kamu itu mau menikah. Kamu harus serius. Ayo kamu pilih yang mana? Kalau Dara, mama yakin akan ikut sesuai keinginan kamu. Nanti tinggal fitting kalau sudah ada yang dipilih modelnya." tukas nyonya Mariam.

"Terserah mama saja, Gaston pusing." jawab pria itu pasrah.

"Ya sudah, kalau gitu mama yang pilihkan. Tapi tugas kamu masih ada satu." ucap nyonya Mariam.

"Apalagi ma? " Gaston balik bertanya dengan wajah malas malasan.

"Kamu harus menghafal nama panjang Dara dan almarhum bapaknya untuk acara inti pernikahan kamu di depan penghulu." titah nyonya Mariam.

"Ribet banget sih ma? Udah , mama kasih aja aku catatan. Nanti aku baca kalau di depan penghulu,"

Glek,

Nyonya Mariam menggelengkan kepala sambil menghembuskan nafas kasar mendengar ucapan putranya.

"Baiklah, nanti mama kasih catatan. Tapi bukan di baca, melainkan di hafalkan. Mengerti?" tukas nyonya Mariam.

"Hemmmmmmm," lagi lagi putranya menjawabnya dengan enteng.

Semua persiapan pernikahan sudah terurus, dan tibalah waktunya Dara dan Gaston duduk di pelaminan.

Kakek, nenek, paman, bibi, keponakan dan adik Dara turut hadir dalam acara pernikahan tersebut.

"Selamat ya nak, kamu benar benar beruntung bisa menjadi istri dari majikanmu sendiri. Mertua kamu juga sangat ramah. Semoga pernikahanmu bahagia dan langgeng. Ibu dan bapakmu di sana pasti turut bahagia melihatnya," ucap kakek Dara kepada cucunya.

Dara tersenyum simpul, meski sebenarnya kenyataan yang terjadi berbanding dengan apa yang di ucapkan sang kakek. Tapi Dara berusaha berpikir positif dan berharap kata kata kakeknya akan menjadi doa yang terwujud.

Acara inti akan di mulai, Gaston dan Dara di minta untuk menduduki kursi yang sudah di sediakan di depan penghulu.

Mata Gaston sempat tak berkedip melihat penampilan Dara yang sangat cantik dan menawan,namun jiwa arogannya masih mengunci mulutnya untuk memuji.

Acara berlangsung sangat khidmat, dan semua bersyukur dan berdoa bersama setelah kedua mempelai sah menjadi suami istri.

Tanpa lamaran dan tunangan , pernikahan kilat itu di laksanakan. Sempat ada yang menyangka Dara hamil duluan, padahal sekalipun Gaston belum pernah menyentuh Dara. Apalagi berniat memiliki anak, hal itu masih sangat jauh dari otaknya.

Kerabat Dara berpamitan setelah acara usai, begitu pula dengan tamu undangan lainnya yang yakni para kerabat nyonya Mariam dan rekan kerja Gaston.

"Woy, selamat bro. Kirain nggak bisa move on. Tapi ternyata gila, sepak terjang nya malah lebih sulit di tebak. Udah, buruan gas malam pertama.." ledek salah seorang sahabat Gaston.

"Apaan sih, capek. Pengen tidur!" jawab Gaston asal.

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Alhamdulillah akhirnya sah juga, semoga SaMaWa Gaston & Dara hingga ke Jannah-Nya 🤲

2023-08-02

4

inayah machmud

inayah machmud

akhirnya dara sama gaston sah menjadi suami istri. ..

2023-05-10

0

NyAi

NyAi

siapa lagi ini Bella😑

2023-04-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!