Bab 17 Demi Membersihkan Nama Suami

Lica kemudian duduk di sofa dan Erlin juga tapi Rafael tetap berdiri.

"Kaka! biar kan aku yang mengganti kan pekerjaan Rafael karna aku tahu apa saja pekerjaan Rafael dan aku akan membereskan semua nya agar Rafael ku bisa istirahat dengan tenang" Erlin memandang ke arah Rafael kemudian Rafael pun mengangguk.

"Baik lah! tapi ingat lah kalau kamu merasa lelah maka kamu harus berhenti dari pekerjaan mu karna aku tidak mau kamu dan bayi mu dalam masalah" ucap Erlin.

"Ya ka' aku janji" sahut Lica.

Keesokan pagi nya ibu heran melihat Lica di meja makan dan dia sudah siap untuk berangkat.

"Lica mau kemana" tanya ibu nya yang belum tahu apa apa.

"Mau ikut bekerja di kantor bu!" sahut Lica kemudian ibu melirik ke wajah Erlin lalu Erlin mengangguk kemudian setelah selesai makan mereka pun berangkat.

Ketika Erlin dan Lica masuk ke dalam mobil ibu pun berkata.

"Erlin! Jaga adik mu!"

"Jangan khawatir Bu!" sahut Erlin sambil tersenyum kemudian menjalan kan mobil nya.

Siang hari saat jam makan siang Erlin bermaksud mengajak Lica untuk makan siang kemudian dia membuka pintu di ruangan Lica lalu dia pun menghentikan langkah nya dan tidak berkata apa pun karna di samping Lica, berdiri Rafael sambil memperhatikan yang sedang di lakukan Lica dalam hati Erlin berkata.

"Rafael sangat mencintai Lica begitu juga sebaliknya, meski sekarang Rafael dan Lica terpisah oleh kehidupan dan kematian tapi keinginan Rafael untuk menjaga istri nya tidak bisa hilang karna Rafael sangat mencintai Lica begitu juga sebaliknya nya" Erlin pun kemudian keluar dari ruangan Lica lalu berdiri di depan ruangan Lica, setelah 10 menit kemudian Erlin mengetuk pintu lalu masuk.

"Bagaimana pekerjaan mu? apakah kamu mengalami kesulitan?" tanya Erlin.

"Tidak ka' justru ketika aku di sini aku merasa seolah ada Rafael di samping ku dan mengawasi semua yang sedang aku lakukan,apakah aku sudah gila?" tanya Lica.

"Kamu tidak gila! karna memang ada Rafael di samping mu" sambil tangan Erlin menunjuk ke belakang Lica tapi Rafael menggelengkan kepala nya karna dia melarang Kaka nya bercerita kepada Lica tentang dia.

Lica pun melihat ke arah yang di tunjuk Erlin dan di sana ada Poto Rafael, jadi Lica berfikir Kaka nya sedang menunjukan Poto itu, Lica kemudian berjalan mendekati Poto itu lalu mengambil nya dan memeluk nya sambil menangis dia berkata.

"Aku mencintai mu! Rafael!"

"Lica! sudah waktu nya kita makan siang, ayo kita pergi!" ucap Erlin, suara Erlin membuat Lica keluar dari lamunan nya.

Mereka pun berdua berjalan ke tempat parkir ketika tiba di parkiran Erlin melihat anak buah nya bertengkar karna mobil mereka saling berciuman kemudian Erlin melerai mereka lalu memarahi mereka.

"Henti kan dan selesai kan dengan baik baik, jangan seperti anak kecil!" bentak Erlin sambil kepada mereka tapi Erlin tidak sadar kalau dia sedang bersama Lica, kemudian Erlin melihat ke arah Lica dan Lica jadi pucat melihat teriakan Erlin karna Lica masih trauma dengan sikap Erlin di masa lalu sehingga membuat Lica merasa tidak baik baik saja.

"Jangan khawatir! ini tidak akan terjadi lagi" ucap Erlin sambil memeluk Lica.

Setelah 15 hari bekerja, Lica menemukan masalah nya yaitu bukan Rafael yang lalai dalam pembayaran tapi mereka yang ingin mengambil keuntungan dari kematian Rafael karna Rafael sudah membayar barang yang di ambil itu dan Lica pun bicara kepada Erlin.

"Kaka' lihat lah pembukuan Rafael dan aku rasa Rafael sudah membayar tapi entah apa yang terjadi sehingga mereka berfikir Rafael belum membayar" Lica menjelaskan dengan bingung karna dia tidak faham cara menjelas kan kepada Erlin agar Erlin memahami maksut nya, kemudian Erlin membaca beberapa kertas yang di berikan Lica kemudian dia pun segera menelpon Neyreen untuk menyuruh Neyreen datang ke ruangan nya.

"Neyreen,coba kamu datang ke ruangan ku karna ada hal yang ingin aku bicara kan dengan mu" kemudian Erlin menutup panggilan nya dan 5 menit kemudian Neyreen pun datang ke ruangan Erlin.

"Lihat lah pembukuan Rafael yang sudah di temukan Lica" ucap Erlin kepada Neyreen lalu Erlin memberikan kertas laporan keuangan itu kepada Neyreen lalu Neyreen membaca nya kemudian Neyreen berkata.

"Aku akan undang mereka kemari" kemudian Neyreen pun menelpon pria yang bernama Marko dan meminta Marko segera datang ke kantor utama Erlin.

Sementara menunggu Marko Lica pun juga berbicara dengan Neyreen.

"Lica! aku ada pekerjaan hari ini jadi apakah kamu keberatan jika aku meminta mu menginap malam ini di rumah ku untuk menemani Anggel siapa tahu setelah bertemu dengan mu Anggel juga bisa hamil" kemudian Lica melirik ke arah Erlin kemudian Erlin mengangguk.

Tidak lama kemudian datang lah Marko dan juga anak nya yang bernama Marcel lalu mereka masuk ke ruangan Erlin dan Erlin mempersilah kan mereka untuk duduk di sofa setelah itu Neyreen menyerahkan beberapa kertas kepada mereka sambil menjelas kan.

"Ini adalah bukti dan di sini sudah tertulis bahwa Rafael sudah melakukan pembayaran kepada kalian satu hari sebelum Rafael meninggal dunia" ucapan Neyreen membuat Marcel mulai gugup kemudian.

"Semua ini tidak benar! adik anda pasti menggelap kan uang perusahaan tapi Anda bahkan tidak menyadari nya" sahut Marko dengan sangat marah lalu merobek semua kertas kertas itu kemudian menghambur kan nya di wajah Erlin tapi Erlin hanya diam saja dia sedang tidak mau marah atau pun bertindak kasar, dia hanya memunguti beberapa robekan kertas kemudian.

"Baik lah aku akan meminta bantuan polisi agar masalah ini bisa kita selesai kan karna aku juga ingin tahu siapa yang bersalah, jika benar adik ku tidak melakukan pembayaran maka aku siap berada di penjara untuk mempertanggung jawab kan perbuatan mendiang adik ku" ucap Erlin dengan sangat tegas.

"Ok! kita akan melapor kan masalah ini ke polisi! ini adalah kasus penipuan dan kasus ini akan merusak nama baik perusahaan anda" tantang Marko sambil mengacungkan jari nya ke wajah Erlin.

"Ayah! maaf kan aku ayah! sebenar nya Rafael memang sudah membayar satu hari sebelum Rafael meninggal, tapi aku fikir aku bisa meminjam nya untuk sebentar dan uang itu sudah aku bayar kan kepada rentenir karna aku berhutang kepada rentenir! aku kalah judi yah...!" ucap Marcel menjelaskan dan penjelasan itu berada di luar pemikiran ayah nya sehingga selain marah ayah nya juga sangat malu, kemudian Marko berkata kepada Erlin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!