Bab 12 Hantu?

"Teriakan mu seperti habis melihat hantu saja" kata ibu nya tidak serius, Erlin pun hanya tersenyum terpaksa karna di depan nya dia memang melihat hantu Rafael secara nyata dan sangat yakin terlihat sangat jelas, kemudian Erlin melirik ke arah Lica untuk melihat apakah Lica juga melihat Rafael tapi Lica tidak memikirkan kan apa pun dia hanya mengunyah makanan nya saja sambil minum ketika Erlin melihat ke arah bangku yang tadi ada Rafael, sekarang bangku itu sudah kosong, Erlin kemudian menundukkan kepala nya sambil dalam hati berkata.

"Dia memang adik ku,tapi kan dia sudah mati dan justru aneh jika aku tidak takut"

Erlin mengusap leher nya dan dia merasa merinding memikirkan kan apa yang dia lihat tadi membuat nafsu makan nya hilang kemudian Erlin melihat lagi ke arah Lica, ternyata Rafael berdiri di belakang Lica dan seperti sedang ingin memeluk Lica, kemudian tangan Rafael mau memegang tangan Lica yang ada di atas meja tapi Rafarl tidak bisa menyentuh tangan istri nya, tangan nya melewati tangan istri nya seperti cahaya dan kabut, perlahan Lica menarik tangan nya dan dia mengusap tangan nya sambil melihat sekeliling, ibu melihat ke arah Lica dan Erlin juga memang sudah melihat sejak tadi kemudian ibu bertanya kepada Lica.

"Ada apa nak?" Lica pun merasa bingung dan berkata.

"Bu, aku merasa kan kehadiran Rafarl di sini"

Kemudian ibu memandang Erlin dengan bingung dan Erlin juga hanya diam tidak berkomentar apa pun, Rafael lenyap kemudian muncul lagi di samping ibu nya yang duduk di bangku di samping Erlin , Rafael hanya memandangi ibu nya kemudian Lica berkata.

Bu...! maaf aku akan ke kamar" kemudian Lica pergi kemudian ibu bertanya kepada Erlin.

"Erlin apakah adik ipar mu sudah gila? mengapa dia berkata ada suami nya di sini? apakah dia lupa kalau suami nya sudah meninggal?" tanya ibu pelan, dan Erlin pun memandang ke samping ibu nya yaitu tempat Rafael berdiri dalam hati dia berkata.

"Memang benar ada Rafael di sini dan ibu saja yang tidak gaul dan kurang update sehingga putra nya jadi hantu ibu bahkan tidak sadar"

Setelah berkata begitu dalam hati,dia pun ingin pergi tapi tiba-tiba Erlin melihat lagi Rafael sedang berdiri di samping pintu menuju keluar, Rafael berdiri dan bersandar di tembok sambil melipat ke dua tangan nya di depan dada nya dengan mata Rafael memandang ke arah ibu setelah itu Rafael mengalih kan pandangan nya lalu memandang ke arah Erlin yang sudah berdiri mau pergi meninggal kan dapur, Rafael tersenyum sedikit kepada Erlin, Erlin pun kaget lagi lalu berteriak.

"Aaaaaaa..." sambil dia terduduk lagi dan wajah nya pucat, ibu nya bertanya lagi.

"Erlin ada apa nak?"

Erlin hanya diam lalu memandang ibu nya dengan wajah di penuhi rasa takut dan juga terkejut, ibu nya hanya bingung kemudian Erlin mengumpul kan nyali nya untuk meninggal kan dapur dan lewat di depan Rafael seolah tidak melihat Rafael, Rafael hanya memandangi kepergian kakak nya dan ketika sampai di luar rumah Erlin terlihat sangat senang dan lega dia berkata dalam hati.

"Untung aku cepat pergi atau aku akan mati karna serangan jantung" Erlin bergumam sendirian.

Kemudian Erlin masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil nya tapi lebih terkejut lagi dia sampai kepala nya terbentur ke pintu mobil nya yang sudah dia tutup, ketika Erlin melihat Rafael duduk bersandar di bangku penumpang, Rafael duduk dengan menutup mata nya, dia juga melipat tangan nya seolah seperti Rafael tidak menyadari kehadiran Erlin kemudian Erlin pun melirik arloji nya dan melihat jam sudah menunjukan pukul 08:00 WITA.

"Haaah...! aku sudah hampir terlambat" ucap Erlin bergumam sendirian, dan dia harus buru-buru pergi, setelah memasang sabuk pengaman nya dia pun menjalan kan mobil nya sambil sesekali dia melirik ke arah Rafael yang masih diam sambil menutup mata nya,kemudian Erlin berkata pelan sambil mengusap dada nya.

"Tenang Erlin, ini hanya imajinasi mu saja karna sebenar nya hantu itu tidak ada"

Sambil Erlin menunjuk ke arah Rafael duduk, perlahan Rafael membuka mata nya dan memandang ke arah Erlin, repleks Erlin menghentikan mobil nya mendadak karna Erlin sangat gugup, dengan mengumpul kan keberanian nya Erlin pun mencoba bertanya.

"Se seb sebenar nya apa yang kamu ingin kan? apakah kamu mau membunuh ku dengan rasa takut ku kepada mu? dan mengapa kamu mati menjadi hantu seperti ini? apakah sebelum mati kamu memang berencana mau menjadi hantu dan menakuti ku?" sambil Erlin berbicara dan menunjuk ke arah wajah nya sendiri, kemudian Erlin mengedip kan ke dua mata nya 3 kali, dia merasa seperti sangat konyol karna sedang berbicara dengan hantu kemudian Erlin menjalan kan mobil nya sambil dengan tangan gemetar sehingga mobil nya juga kadang ke kiri kadang ke ke kanan,sambil mengusap dada nya dia bergumam sendirian.

"Tenang Erlin dan abai kan saja dia"

Sampai di sebuah jalan tol sinar matahari menyilau kan mata Erlin, Erlin dalam hati berkata.

"Dalam film biasa nya hantu takut kepada matahari" Sambil Erlin menunjukan gigi nya yang tersenyum kepada Rafael yang sedang melihat ke arah jalan di depan nya.

Kemudian Erlin membuka atap mobil nya dan matahari sepenuh nya berada di tubuh Erlin dan Rafael tapi tidak terjadi apa apa kepada Rafael, kemudian Erlin bergumam.

" Ya ampun apakah dia bukan hantu?lalu dia apa?"

Kemudian Erlin menutup lagi atap mobil nya sambil mobil terus berjalan sesekali Erlin melirik ke arah Rafael yang sejak tadi duduk dengan melipat tangan dan tidak bergerak,tapi tidak lama kemudian Rafael terlihat terkejut dan Erlin langsung menyadari ketika melihat wajah Rafael yang menjadi gelisah,dan juga ekspresi wajah nya berubah mata nya jadi bergerak ke kiri dan ke kanan, karna refleks Erlin pun mendadak menghentikan mobil nya juga kemudian bertanya kepada Rafael.

"Me-mengapa? apakah kamu ke belet pipis?" tanya Erlin serius, kemudian tanpa melihat ke arah Erlin, roh Rafael pun langsung lenyap dan terlihat ekspresi wajah tenang datang di wajah Erlin, Erlin menarik nafas panjang dan menghembus kan nya lewat mulutnya kemudian di dalam hati Erlin berkata.

"Tega sekali adik ku pamer di depan ku bahwa dia sekarang menjadi hantu!"

Tidak lama kemudian suara ponsel nya berbunyi dengan nyaring dengan nada dering tawa kuntilanak itu cukup untuk membuat Erlin yang sudah parno pun refleks berkata.

"Anak kucing mandi di kali!!"

Maklum lah ketika kaget bahkan Erlin pria yang super cuek yang dingin bagai es juga bisa menjadi latah, nama nya juga orang kaget, ketika di lihat nya ponsel nya bertulisan ibu lalu Erlin bergumam.

"Ibu?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!