Bab 15 Merasa berarti

"Kita lihat sampai besok pagi ya Bu...! Kalau besok belum sembuh maka kita akan ke dokter" sahut Erlin,kemudian Lica sadar dan berkata.

"Bu...jangan khawatir,aku baik baik saja"

"Ibu makan saja dan biar aku saja yang merawat Lica" ucap Erlin.

Ibu pun mengangguk kemudian pergi keluar dan Lica tertidur sampai jam 02:00 dia melihat Erlin mengganti kompres nya, ketika melihat Lica membuka mata nya Erlin bertanya.

"Apakah kamu lapar?" Lica menggelengkan kepala dan bertanya.

"Kakak ipar tidak tidur?" Erlin menggeleng kan kepala dan berkata.

"Demam mu tadi sangat tinggi dan aku tidak tenang meninggalkan mu tidur, tapi sekarang demam mu sudah turun dan jika kamu tidak butuh sesuatu aku akan ke kamar ku dan tidur sambil Erlin mengikat rambut Lica kemudian Lica berkata"

"Aku baik baik saja ka' Kaka bisa istirahat"

"Ok!! selamat malam" sahut Erlin kemudian Erlin pergi dan Lica pun tidur lagi.

Keesokan pagi nya Erlin mengetuk pintu dan pintu terkunci dari dalam kemudian Erlin menggedor gedor pintu kemudian Lica membuka nya, Erlin bertanya.

"Apa kau baik baik saja?"

"Ya ka' aku baik baik saja" sahut lica, kemudian Erlin meraba ke lubang kunci lalu mencabut kunci nya kemudian berkata.

"Lain kali jangan di kunci kamar mu jadi aku bisa kapan pun melihat mu sebelum aku sempat aku panik"

Erlin meraih tangan Lica kemudian menarik nya ke dapur lica menurut saja dan di depan pintu dapur Erlin melepas kan tangan Lica lalu berkata.

"Ayo sarapan, ibu sudah menunggu" Lica pun duduk di meja, semua orang makan tapi Lica hanya mengaduk aduk makanan nya saja dan Erlin dari tadi memperhatikan nya, Erlin memindah kan bangku nya mendekati Lica lalu mengambil sendok dari tangan Lica dan mulai menyuapi nya, Lica pun terpaksa menurut karna takut kepada Erlin lalu ibu nya sambil makan berbicara.

"Erlin, nanti saat kamu berangkat kerja, ajak Imah juga dan antar kan ke pasar karna hari ini imah harus belanja keperluan dapur"

"Apakah ada banyak yang akan di beli?" sahut Erlin.

"Ya banyak, karna kebetulan kulkas juga kosong" ibu menjelas kan.

"Jadi aku hanya akan mengantar Imah dan tidak menunggu Imah selesai belanja kan?" sahut Erlin lagi.

"Memang kamu mau menunggu?" tanya ibu nya serius, Erlin tersenyum kepada ibu sambil berkata.

"Justru aku bertanya begitu karna aku tidak mau menunggu" Erlin sambil bicara sambil terus menyuapi Lica kemudian Erlin berkata kepada Imah.

"Imah, nanti beli buah yang banyak, Lica perlu banyak makan buah" Erlin bicara sambil melirik nasi yang dalam piring Lica habis,kemudian Erlin menambahkan lagi nasi ke dalam piring dan Lica mulai menangis, sehingga membuat Erlin heran dia melihat sendok di tangan nya masih ada yang arti nya Lica tidak tertelan sendok.

"Apa yang terjadi?" tanya Erlin heran.

"Aku sudah kenyang ka' dan Kaka menambah kan lagi tanpa bertanya kepada ku" sahut Lica dengan ragu karna dia takut Erlin marah, kemudian Erlin memukul pelan kepala Lica dengan sendok.

"Kalau kenyang bilang saja dan jangan nangis" ucap Erlin sambil menahan tawa nya, ibu juga menahan tawa nya.

"Pasti Lica takut kamu akan marah" ucap ibu.

Dengan wajah polos Erlin menjawab.

"Mana mungkin aku marah? aku bukan type orang yang pemarah kan?" sambil Erlin melirik Lica dan Lica hanya tertunduk saja tidak berani memandang wajah Erlin.

"Siapa tahu saja kamu marah,kan kamu pernah menindas nya" sahut ibu sambil makan.

"Ibu...! apa iya aku kejam?" ibu nya mengangguk.

"Iya!" sahut ibu.

"Sedikit kejam ya..?" tanya Erlin lagi seolah lupa dengan kelakuan nya karna dia udah punya niat untuk bertobat.

"Sedikit lebih banyak" Sahut ibu lagi, kemudian Erlin memandang ke wajah Lica.

"Sudah! jangan menangis" ucap Erlin dengan lembut kemudian Lica pun diam.

"Aku akan ke kamar" ucap Lica.

Malam itu Erlin datang ke kamar Lica dan bertanya

"Butuh sesuatu?" Lica menggeleng kan kepala nya kemudian Erlin pergi.

Pagi itu saat semua orang berada di meja makan untuk sarapan bel berbunyi dan Imah pergi untuk membuka pintu lalu membawa masuk seorang perawat kemudian Erlin menyapa nya.

"Sudah datang ya??" perawat itu pun mengangguk lalu memandang ke arah Lica.

"Nyonya! saya adalah perawat yang di tugas kan kaka ipar nyonya, untuk menjaga nyonya" ucap perawat itu kepada Lica, Lica pun mengangguk kemudian melihat ke arah Erlin yang sedang tersenyum.

*****

Malam itu saat perawat nya memberikan Lica vitamin datang lah Erlin ke kamar Lica.

"Lain kali kalau ada masalah dengan kesehatan mu cerita sama Kaka" ucap Erlin sambil menjentikan jari nya ke dahi Lica.

"Kaka" ucap Lica sambil mengusap dahi nya.

"Sudah malam! sebaik nya kamu istirahat saja" ucap Erlin, kemudian Lica berbaring di ranjang dan Erlin membantu Lica untuk memperbaiki selimut nya, setelah Lica memejamkan mata nya kemudian Erlin keluar dari kamar Lica.

Ke esokan pagi nya ketika di meja makan Lica kaget karna ada yang bergerak di perut nya karna selama ini belum ada yang pernah memberi tahu kan kepada nya kalau dia sedang hamil dan kekagetan Lica di lihat oleh ibu kemudian ibu bertanya.

"Lica! apa kamu baik baik saja"

"Entah lah Bu! seperti ada yang bergerak dalam perut ku" ucap Lica dengan heran.

Erlin melirik ke arah ibu nya kemudian ibu nya berkata.

"Lica! kamu itu sedang hamil dan apakah kami belum pernah memberi tahu kan kepada mu?" mendengar itu Lica kaget dan melirik ke wajah Erlin yang sedang minum, langsung Erlin tersedak melihat lirikan mata Lica ke arah nya.

"Bukan aku pelaku nya" ucap Erlin membela diri dari tuduhan mata Lica.

"Lica! kamu sudah hamil 4 bulan dan itu adalah bayi nya Rafael, jadi kamu jangan menuduh Erlin ya na..!" ucap ibu menjelas kan sambil tersenyum, kemudian Lica mengusap perut nya dengan bahagia karna dia bahkan tidak pernah tahu kalau dia sedang hamil.

Setelah selesai sarapan kemudian Lica masuk ke kamar, Erlin juga pergi bekerja dan di sore tepat nya jam 4 sore, saat Erlin sedang bekerja tiba tiba ibu menelpon nya.

"Erlin adik mu tidak ada dalam kamar dan kami sudah berusaha mencari nya tapi tidak bisa menemukan nya!"

"Kemana dia?" sahut Erlin panik, kemudian dia bergegas meninggal kan kantor nya dan keliling komplek sampai jam 5 sore Erlin masih belum menemukan Lica kemudian dia memarkir mobil nya dan berfikir kemudian Erlin menelpon Anggel bulidah.

"Anggel apakah kamu tahu di mana Lica?" tanya Erlin.

"Tadi Lica datang ke restoran dan meminta ku mengantar kan nya ke makam Rafael, dia bilang mau bercerita kepada Rafael tentang kehamilan nya dan sekarang kami berada di makan Rafael" sahut Anggel

Terpopuler

Comments

Kak S

Kak S

lica pasti merindukan sang suami. 😢

2023-02-24

1

Toko john 125

Toko john 125

🤣🤣🤣🤣
yg merawat merasa jadi tertuduh. Padahal Lica blum bilang apa-apa 🤭🤭

2023-02-03

1

Nefertari Atika

Nefertari Atika

Apa si Eryin suka ia sama kakak iparnya?

2023-01-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!