Kemudian Erlin menutup panggilan lalu pergi menuju makam Rafael dan sesampai nya di makam dia melihat Lica sedang memeluk nisan suami nya kemudian Erlin mendekati nya lalu Anggel pun pergi meninggal kan mereka, dan Erlin yang kesal pun langsung mendekati nya tapi di depan nya Rafael muncul tapi karna emosi rasa takut Erlin hilang dan dia bertanya kepada Rafael.
"Kau mau membela nya?" tanya Erlin lalu Rafael pun menggelengkan kepala nya.
"Kali ini biar kan aku memarahi nya karna dia sudah membuat kami semua khawatir" ucap Erlin, kemudian Rafael lenyap dan muncul lagi di depan Lica berdiri sambil memandangi Lica.
"Kenapa kamu membuat aku dan ibu khawatir! belajar lah untuk memahami perasaan kami! setidak nya kalau mau pergi minta lah izin agar kami tidak panik" ucapan Erlin mengagetkan Lica.
"Kaka maaf" sahut Lica sambil Lica menangis.
"Apakah kamu berfikir dengan cara seperti ini Rafael bisa kembali? kalau kamu mengulangi lagi hal seperti ini dan membuat kami khawatir maka aku akan bongkar makam Rafael lalu aku pindah kan ke tempat yang tidak kamu ketahui atau ku buang ke laut saja sekalian agar kamu tidak lagi bisa berkunjung ke makam Rafael tanpa pamit kepada kami" ucap Erlin dengan kesal,Rafael pun langsung cemberut ketika mendengar mayat nya mau di buang ke laut oleh Kaka nya tentu saja karna dia berfikir dia terlalu tampan untuk di jadikan makanan ikan.
"Tidak ka' jangan lakukan itu! aku janji lain kali aku akan minta izin sebelum mengunjungi makam Rafael" ucap Lica sambil memohon kepada Erlin.
"Baik lah! aku tidak akan melakukan itu,tapi kamu harus janji kepada ku kalau kamu tidak akan lagi melakukan hal seperti ini lagi!" ucap Erlin serius sambil tangan nya memegang dagu Lica kemudian Lica mengangguk.
"Ya ka' aku janji" ucap Lica kemudian Erlin pun membantu Lica berdiri, lalu Erlin menghapus air mata Lica sambil berkata.
"Sudah jangan menangis! jelek! tau." lalu Erlin memapah Lica dan membawa nya ke mobil, Anggel pun juga pulang dengan mobil nya ketika melihat Lica berada di mobil Erlin.
Sambil menyetir Erlin menelpon ibu nya untuk memberitahu ibu nya.
"Bu' Lica bersama ku"
"Oohh syukur lah" ucap ibu nya lega.
Kemudian Erlin bertemu Anggel lagi di lampu merah lalu dia kepikiran mengikuti Anggel dan membawa Lica ke restoran Monalisa, mereka bertemu di parkiran kemudian Erlin berkata kepada Anggel.
"Anggel! Aku mau memesan makanan dan kamu yang memasak untuk Lica" Anggel wanita dingin itu hanya tersenyum kemudian pergi meninggal kan mereka dan Erlin pun masuk ke restoran bersama Lica, kedatangan mereka langsung di sambut oleh Farhat dengan drama, setelah duduk dan menunggu 10 menit hidangan pun datang, Lica makan dengan lahap tapi Erlin hanya memandangi nya saja karna belum pernah sejak kematian adik nya Lica makan selahap itu.
Setelah selesai makan mereka pun pulang ke rumah, ketika bel pintu berbunyi ibu langsung menyambut kedatangan mereka, ketika ibu membuka mulut nya untuk bertanya, Erlin langsung memberikan isyarat kepada ibu nya untuk diam dan ibu nya pun diam, kemudian ibu mengantar kan Lica ke kamar lalu menutup pintu.
Hari itu Imah pulang ke rumah nya dia minta cuti beberapa hari karna anak nya sakit dan berada di rumah sakit, siang itu ibu membersihkan sebuah guci, di saat yang sama Lica juga keluar dari kamar nya dan melihat ibu sedang membersihkan guci itu.
"Seperti nya ibu sangat menyayangi guci itu?" ucapan Lica mengagetkan ibu mertua nya kemudian Lica duduk di samping mertua nya yang masih memeluk guci itu.
"Ini adalah guci yang di buat Erlin bersama ayah nya, kau lihat ini? ini adalah telapak tangan Erlin saat dia berusia 5 tahun, ini adalah guci kesayangan Erlin" ibu bercerita sambil menunjukan bekas telapak tangan kecil Erlin yang menempel di guci itu sambil menetes kan air mata nya.
"Pasti ini bagaikan harta Karun bagi Kaka" sahut Lica, ibu pun mengangguk.
Ke esokan pagi nya Lica membersihkan meja yang berdebu, ketika Erlin keluar dari kamar nya untuk pergi bekerja dia pun terkejut melihat Lica mengepel kemudian Erlin pun berteriak.
"Apa yang kamu lakukan! apakah kamu tidak bisa diam!" ucapan Erlin mengagetkan Lica sehingga kain pel terlepas dari tangan nya dan Erlin mengambil kain itu lalu dia mengganti kan Lica mengepel tapi Setelah 1 jam Neyreen menelpon nya untuk bertanya.
"Bapa' dimana? semua orang sudah hadir dan apakah rapat harus di tunda?"
"Ya ampun aku lupa!" ucap Erlin sambil melirik ke wajah Lica, kemudian Erlin tertawa sendiri karna dia merasa konyol mengerjakan pekerjaan rumah tapi melupakan pekerjaan utama nya kemudian dia pun berkata kepada Lica.
"Gara gara kamu aku jadi terlambat, Ingat! ketika aku tidak ada kamu jangan melakukan pekerjaan apa pun!" ucap Erlin dengan tegas.
"Baik ka!" sahut Lica, kemudian Erlin pun bergegas pergi.
Malam itu saat Erlin mandi telepon rumah berbunyi dan ada di kamar Erlin tapi juga ada di ruang tamu, karna Erlin tidak menerima telepon yang sudah 2 kali berbunyi kemudian Lica pun menerima panggilan itu dan di saat yang sama Erlin juga menerima panggilan itu tapi Lica yang terlebih dahulu menyapa penelpon.
"Selamat malam,mau cari siapa?" tanya Lica.
"Dimana Erlin?" tanya penelpon.
"Kaka sedang sibuk" sahut Lica.
"Katakan kepada Erlin kalau adik nya lalai dalam tanggung jawab karna belum menyelesaikan pembayaran barang yang kami kirim kan terakhir dan kami mau pembayaran itu segera di urus atau aku do'a kan semoga Rafael mati nya tidak tenang karna sudah meninggal kan hutang yang tidak mau di bayar" ucap orang itu dengan marah, Lica pun berkata.
"Maaf tuan,suami saya sudah meninggal dan tolong jangan Bebani dia dengan hal seperti itu, Kaka pasti membayar nya" ucap Lica sambil menangis.
Kemudian orang itu menutup panggilan dan Erlin bergegas membuka kamar nya, melihat Lica menangis di ruang tamu kemudian Erlin mendekati nya, Erlin melihat Rafael berdiri di depan istri nya dan berusaha menghapus air mata istri nya tapi tidak berhasil karna tangan Rafael hanya melewati wajah istri nya saja.
Erlin pun tiba tiba menyentuh bahu Lica.
"Aaa....." karna dia kaget Kaka ipar nya datang tiba tiba seperti jelangkung yang datang tak di jemput.
"Kenapa berteriak? apakah kamu melihat hantu?" tanya Erlin sambil menunjuk ke wajah Rafael tapi Rafael hanya cemberut melirik ke arah Erlin kemudian Rafael memandangi wajah Lica lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments