Ketahuan

Dengan mata kepala sendiri, Candra melihat Airi baru saja keluar dari mobil. Candra tidak dapat melihat siapa yang mengantarnya, tetapi dia melihat jelas jika Airi pulang diantar seorang pria.

Candra gegas keluar dari mobil dan menarik tangan Airi yang sedang memperhatikan mobil dosennya pergi. Tentu saja tindakan Candra membuat Airi terkejut.

"Mas, kamu di sini?"

"Menurutmu? Siapa pria tadi?" tanya Candra cemburu. Airi menepis tangan Candra dan memilih mengabaikan suaminya itu. Airi gegas meninggalkan Candra yang terlihat kesal.

"Airi, jangan buatku kesal! Kenapa kamu jadi pembangkang begini!" Candra kembali menarik tangan Airi yang akan membuka pintu rumah, bahkan karena tindakan Candra tersebut membuat punggung Airi menabrak tembok.

"Mas ...." Candra langsung melepaskan tangan Airi dan menyambut kedatangan Sam yang terlihat tidak suka dengan interaksi keduanya.

"Kamu ngapain ngobrol sama dia?" tanya Sam curiga. Sam memperhatikan Airi dengan tatapan tidak suka.

"Maaf, saya permisi dulu!" Airi memilih meninggalkan mereka daripada mendengarkan ucapan-ucapan yang bisa saja membuatnya makin kesal.

"Mas, jangan masuk dulu! Jawab, dong, pertanyaan aku," desak Sam.

Candra menghela napas lelah. Dia memegang kedua bahu Sam dan menatap lekat mata beningnya. "Kamu kenapa ke sini? Aku sudah bilang cuma sebentar saja di rumah mama!"

Bukannya menjawab pertanyaan, Candra malah balik memberi pertanyaan kepada Sam. "Aku mau masuk dulu, kamu mau ikut atau tunggu di dalam mobil?" Sam menjauhkan diri dari Sam dengan tetap memperhatikannya.

"Aku ikut masuk!" Sam mengambil keputusan, Candra mengangguk setuju dan langsung menggenggam tangan Sam mengajaknya masuk ke rumah.

Moa menyapa mereka, lebih tepatnya Candra, meski tidak menyukai Sam sebagai menantu, Moa tidak pernah melarang Sam datang.

"Airi mana?" tanya Moa kepada Candra. Dia tidak memedulikan Sam sama sekali.

"Dia sudah masuk, Ma. Apa Mama gak lihat?" tanya Sam.

Moa hanya melirik Sam dan kembali bertanya kepada Candra tentang Airi. "Kamu gak tinggalkan Airi di kampusnya, kan? Dia masih belum hapal jalanan, Can!"

"Yang dikatakan istriku benar, Ma. Mungkin dia sekarang ada di kamarnya. Sudahlah, aku akan ke kamarku untuk ambil sesuatu!" Candra melepas genggamannya. "Aku ke kamar dulu, kamu di sini temani Mama." Sam mengangguk, meski dirinya enggan karena tahu Moa tidak akan peduli dengannya.

"Huh, Mama mau ke kamar saja!" Moa beranjak pergi meninggalkan mereka dan membuat Sam sedih.

"Jangan hiraukan Mama. Setidaknya Mama gak larang kamu ke rumah ini."

"Iya, Mas!" Candra menyuruh Sam untuk menunggunya sambil menonton televisi, sedangkan dia pergi ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Sepeninggalan Candra, Sam merasa jenuh. Acara yang ditontonnya tidak menarik membuatnya memilih pergi menyusul Candra ke kamarnya.

Saat menaiki undakan anak tangga, Sam yang ceroboh terpeleset dan terjatuh. Beruntung ada Airi yang baru saja keluar kamar lalu membantunya, sayangnya Sam malah menyalahkan Airi sebagai penyebab kecerobohannya itu.

"Jangan sentuh aku!" bentak Sam sambil menepis tangan Airi yang akan membantunya duduk di sofa. "Ini semua karena kamu!" Airi terbengong. Tuduhan yang sama sekali tidak masuk akal.

Mana mungkin Airi penyebab Sam terpeleset, sedangkan dirinya saja baru keluar dari kamar. Namun, Airi memilih diam dan berinisiatif mengambil kotak obat untuk mengobati luka di lutut Sam.

Sam merintih kesakitan, ketika melihat Candra menuruni anak tangga Sam makin merintih kesakitan dan menangis.

Candra gegas menghampiri Sam dengan cemas. "Ada apa? Kenapa lutut kamu berdarah?" tanya Candra heran. Dia mengangkat sedikit rok Sam untuk menghalangi mengenai lukanya lalu dengan penuh perhatian dia meniup tepat di lukanya tersebut.

"Ini obatnya!" Airi menyerahkan kotak obat kepada Candra dan memilih pergi. Dia merasa tidak akan sanggup jika berada di antara mereka yang sudah pasti akan membuatnya sakit hati.

"Mas, ini semua ulah dia!" Sam kembali menuduh Airi.

"Saya? Bagaimana bisa?" tanya Airi kebingungan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Sudah, kamu pergi saja!" usir Candra dengan suara meninggi kepada Airi. Tentu saja Airi langsung meninggalkan mereka dengan kembali ke kamar. Dia sama sekali tidak mengerti alasan Sam menuduhnya seperti itu, bahkan saat Candra membentak Airi terlihat Sam menyunggingkan senyum kemenangan.

***

Moa benar-benar terkejut saat mendengar sendiri dari bibir Airi jika dia merasa tidak sanggup terus-menerus menjadi istri yang tidak dianggap.

Moa awalnya hendak meminta Airi menemaninya ke rumah temannya. Dia memanggil Airi yang berada di kamar, tentu saja mendengar hal yang paling mengejutkan itu membuat Moa langsung menghampiri Airi dan tidak lupa menutup pintu kamarnya dan mengunci pintu.

"Airi, apa yang Tante dengar benar?" Airi menoleh dan terkejut mendapati Moa berdiri di belakangnya dengan tatapan penuh tanya.

Airi bangkit berdiri dan menghampiri Moa. Dia terlihat ketakutan jika nantinya Moa akan mengusir dirinya karena mengetahui siapa dia yang sebenarnya. "Tante, sebenarnya itu ...."

"Tante, oh, bukan harusnya Mama. Mama dengar jelas kamu sebut Candra suami. Tapi kapan kalian menikah?" tanya Moa yang terlihat kebingungan.

Airi tidak langsung menjawab, dia mengajak Moa duduk di pinggiran ranjangnya, sedangkan dirinya bersimpuh di hadapan Moa. "Tante, aku minta maaf. Tapi apa yang Tante dengar itu memang benar!"

Moa menangkup wajah Airi sambil menangis haru. Dia memeluk Airi erat, hal itu benar-benar membuat Airi terkejut. "Tante!"

Moa melepaskan pelukannya. Dia menghapus air matanya sendiri. "Kamu tahu, Mama senang sekali. Tapi, yang buat Mama bingung kenapa kalian gak kasih tahu Mama dan kapan kalian menikah?"

"Tante gak marah?" Moa menggeleng.

"Mama pernah bilang jika kita seperti terikat akan sesuatu, kan?" Airi mengangguk. "Mungkin karena kamu itu menantu Mama. Tapi, kapan kalian menikah?" Moa kembali menanyakan hal yang sama.

Moa tidak mengerti, bagaimana Candra bisa menikahi Airi yang notabene-nya tinggal di tempat yang jauh dari kota.

Airi menghela napas pelan. "Kita sudah menikah sejak satu bulan lalu, Tante. Sebenarnya kita menikah karena pilihan Mas Candra yang gak mau menikah sama sepupuku!"

"Tunggu, apa artinya saat Candra dapat tugas beberapa hari untuk mengecek proyek?" tanya Moa memastikan.

Airi tidak mengangguk atau memberi jawaban sebab dia tidak mengerti yang sebenarnya. "Ah, Mama baru ingat. Seharusnya dia hanya lima hari tugasnya, tapi tiba-tiba dia meminta waktu sampai dua Minggu. Sekarang, gak perlu dipikirkan, yang jelas Mama senang banget." Moa kembali memeluk Airi.

Airi merasakan kasih sayang seorang ibu yang selama ini sangat dia rindukan. Menjadi seorang yatim-piatu membuatnya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya mendapatkan kasih sayang itu dan Moa telah memberitahukan rasanya.

"Mama harus kasih pelajaran anak nakal itu, bisa-bisanya dia gak kasih tahu Mama!" Moa menjadi kesal.

"Tante, jangan!" Kening Moa mengerut. "Mas Candra gak mau sampai ada yang tahu. Aku mohon, Tante gak bilang sama Mas Candra kalau sudah tahu tentang pernikahan kami. Aku khawatir Mas Candra akan makin benci aku!" Airi begitu berharap Moa dapat bekerja sama.

Moa menatap lekat Airi, meski dirinya tidak mau melakukannya melihat tatapan Airi yang memohon membuatnya mengangguk setuju.

"Terima kasih, Tante!"

"Jangan panggil Tante, kamu itu menantu Mama juga. Sekarang panggil aku Mama!"

Bibir Airi terasa kaku untuk bergerak, lidahnya terasa kelu dan dia hanya bisa mengangguk. "Ah, Mama senang banget. Tapi, kamu jangan larang Mama untuk buat dia sadar kalau sudah gak mau akui kamu walau dengan alasan apa pun."

"Iya!"

"Mama akan buat Candra luluh sama kamu!" Moa mengerlingkan matanya kepada Airi, seperti sedang merencanakan sesuatu.

Terpopuler

Comments

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

kdang males bca novel yg jd istri y sah d hina tpi msih diem az jg lemah dn bsa u hnya mewek

2023-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!