("Duh, gimana gue jelasin nya yah.") batin William.
"Suami dari nona Kinan ini,terlalu semangat ketika melakukan malam pertamanya tuan,makanya terjadi pendarahan ringan di bagian sensitif nona Kinan tuan,kata dokter Salsa sih gitu tadi pas memeriksa nona Kinan,mungkin suaminya malu untuk mengatakan langsung,bukan begitu tuan?." ucap suster sambil tersenyum kecil ketika sedang memasang infus untuk Kinan.
"Apa benar yang dikatakan suster?" Handoko melihat ke arah William.
"I-iyah." William menunduk kan wajahnya.
("Lebih tepatnya,dia melakukannya karena amarah,bukan karena cinta.") batin Kinan.
"Tapi itu nggak membahayakan menantu saya kan sus?" tanya Handoko cemas.
"Tidak tuan, semuanya sudah di tangani dokter Salsa tadi, untung saja nona Kinan cepat di bawa ke sini." suster itu pun tersenyum.
Saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Permisi tuan,nona Kinan akan saya pindahkan ke ruang rawat." ucap salah satu suster yang baru saja masuk.
"Silahkan sus!" ucap Handoko.
Kinan pun di bawa ke ruang rawat oleh suster,sedangkan William dan Handoko mengikuti nya dari belakang.
"Kalau papa mau pulang gak papa, biar William aja yang jaga Kinan di sini." ucap William.
"Ya udah, papa harus balik lagi ke kantor,nanti papa telpon mama buat kesini." ucap Handoko.
"Iyah pah." jawab William.
"Ya udah,papa ke kantor lagi yah,kamu cepet sehat yah." ucap Handoko pada Kinan.
"Iyah pah, makasih udah antar Kinan ke sini." jawab Kinan.
Handoko pun langsung keluar dari kamar tersebut,saat sudah keluar, William menghampiri Kinan.
"Jangan berharap aku akan iba melihat mu di rawat di sini,hatiku tidak selembut itu." William menatap tajam ke arah Kinan.
Kinan tidak menjawab perkataan William, hatinya sakit mendengar perkataan dari mulut suaminya,entah ia terlalu bo*oh atau apa,namun tak ada niatan sedikit pun untuk meninggalkan William walaupun hatinya sudah banyak menelan kepahitan.
William tak mengajak Kinan berbicara,ia malah sibuk dengan ponselnya ketika menunggu Kinan di ruang VIP tersebut.
Kinan merasa bosan karena tidak ada yang mengajak nya mengobrol,ia juga merasa sudah tak sakit lagi di bagian sensitif nya,ia ingin pulang dari sana, karena bagaimanapun di rumah ada bi Inem yang menemaninya.
Kinan melihat ke arah William sejak tadi, karena William pun merasa ada yang memperhatikan nya,ia pun langsung menghampiri Kinan.
"Ada apa?" ucap William dingin.
"Sa-saya mau pulang." ucap Kinan tiba-tiba.
"Sebentar." jawab William.
William melihat ke arah jam tangannya,ia melihat ternyata waktu sudah menjelang malam,lalu ia pun keluar untuk berbicara dengan dokter Salsa.
Tok...tok...tok...
"Silahkan masuk!" ucap Dokter Salsa.
"Maaf dok,apa istri saya boleh pulang malam ini, soalnya dia ingin pulang." tanya William.
"Eemm, baiklah saya akan lihat kondisi nya dulu,mari." dokter Salsa berjalan terlebih dahulu.
Dokter Salsa menemui Kinan di ruang rawatnya, kemudian ia memeriksa keadaan nya.
"Eemm apa bagian sana masih sakit?" tanya dokter Salsa,Kinan pun menggeleng.
"Sebenarnya saya tidak menganjurkan untuk pulang malam ini,tapi jika nona Kinan mau pulang sekarang tidak apa-apa, karena kondisi nya sudah lebih baik." ucap dokter Salsa.
"Baik dok, terimakasih." ucap Kinan.
"Baik tuan, kalau begitu anda boleh membawa pulang istri anda,tapi,saya peringatkan untuk lebih berhati-hati ke depannya." ucap dokter Salsa.
"Terimakasih dok." ucap William.
"Sama sama." Dokter Salsa pun langsung meninggalkan ruangan tersebut.
("Untung saja wanita ini mau pulang,aku bosan sekali berlama lama di sini.") batin William.
Setelah selesai mengurus administrasi, William pun kembali lagi ke kamar rawat Kinan,namun ketika ia masuk ternyata sudah ada kedua orang tuanya juga kedua orang tua Putri.
"Apa benar istrimu sudah bisa pulang malam ini?" tanya Handoko.
"Iyah pah,tadi William sudah bicara dengan dokter Salsa,dia pun sudah memeriksa nya lagi tadi." ucap William.
"Kalau punya penyakit gak usah manja,di rumah juga nanti bakalan sembuh." ucap Puji ketus yang tak mengetahui apa keluhan Kinan.
"Mama,papa gak suka mama berbicara seperti pada menantu kita." ucap Handoko pada puji.
"Iyah jeng,tidak sepantasnya jeng puji bicara seperti itu pada Kinan." ucap Pratiwi.
"Sudah sudah,Kinan udah nggak papa kok,ayo kita pulang." ucap Kinan tak mau melihat keributan.
"Papa akan ikut ke villa kamu,jika mama nggak mau ikut,mama bisa pulang sendiri." ucap William.
"Mama ikut pah,mama nggak mau pulang sendiri." ucap Puji.
"Ya sudah ayo,kita siap siap." ucap Handoko.
("Aduh gawat nih,kenapa papa pake ikut ke villa segala sih,aku harus buru buru kirim pesan sama bi Inem untuk memindahkan barang barang Kinan ke kamar ku.") batin William.
Tring
("Aman,pesan nya sudah terkirim.") batin William.
"Kamu kenapa malah sibuk main handphone sih,ayo bawa Kinan ke mobil." ucap Handoko Ketika melihat William memainkan ponselnya.
"Iyah sebentar,William ambil kursi roda dulu." ucap William mengambil kursi roda di depan.
William tak mau kalau sampai keluarga nya akan curiga jika dia sebenernya tidak memperlakukan Kinan semana mesti nya.
Sementara di tempat lain,bi Inem terkejut ketika mendapatkan pesan dari tuan muda nya,ia pun beberapa membaca karena takut salah.
"Iyah,ini teh bener kan,den William menyuruh bibi memindahkan barang barang non Kinan ke kamar nya." bi Inem mengernyitkan keningnya.
"Sepertinya akan ada yang nginep di sini,bibi harus buru-buru nih,takut nggak keburu." bi Inem pun bergegas untuk melaksanakan perintah tuan mudanya itu.
Bi Inem tak terlalu Sulit untuk memindahkan barang barang Kinan, karena barang barang nya tidak terlalu banyak,hanya saja bi Inem terlalu panik sehingga ia harus bolak-balik ke atas dan ke bawah untuk memindahkan barang nya.
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga,duh pinggang bibi sakit banget ini,hmmm tapi kayaknya bibi teh harus masak ini mah,takut orang orang sampai sini duluan." gumam bi Inem yang bergegas ke dapur.
Dan benar saja,saat bi Inem selesai memasak, mereka sudah sampai di villa tersebut,bi Inem pun menyambut mereka dari depan pintu.
"Alhamdulilah,non Kinan udah pulang." bi Inem tampak senang melihat Kinan sudah pulang.
"Iyah Bi, tolong bawa koper saya di bagasi mobil dan simpan di kamar tamu." ucap Handoko.
"Siap tuan." ucap bi Inem.
("Tuh kan,tuan sama nyonya nginep,pantesan den William nyuruh bibi pindahin barang nya non Kinan,hmm untung aja tadi sempat beresin kamar nya.") batin bi Inem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments