William mendengus kesal mendengar Kinan sakit,namun ternyata ada seseorang yang mendengar pembicaraan nya di telpon tadi dari belakang.
"Siapa yang masuk rumah sakit?" ucap Handoko.
("Aduh, Kenapa papa harus dengar sih,aku harus gimana nih?") batin William.
"Ki-kinan pah,kinan yang sakit." jawab William.
"Terus kenapa kamu biarkan dia di antar sama bi Inem? kamu itu suami nya,jadi kamu yang harus bertanggung jawab atas apapun yang terjadi pada Kinan,ayo sekarang kita ke villa,biar papa yang antar ke rumah sakit,urusan meeting biar Gilang yang handle." ucap Handoko tegas.
"I-iyah pah." William pun mengikuti papa nya dari belakang.
William tak bisa menolak ajakan Handoko, karena ia tahu persis bagaimana sifat papanya,namun yang ia khawatir kan adalah soal Kinan,ia takut Kinan akan memberi tahu apa yang sudah ia lakukan pada Kinan selama ini.
Sekitar dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di villa milik William, ketika Handoko akan keluar dari mobilnya, William mencegah nya.
"Sebentar pah,lebih baik papa tunggu di mobil saja, William yang akan bawa Kinan kesini,biar lebih cepat juga kan?" ucap William mencari alasan.
"Eemm benar juga sih yang kamu katakan, kalau begitu cepat masuk,bawa Kinan ke sini." ucap Handoko yang kembali memperbaiki posisi duduknya.
("Untung aja papa nurut,bisa ribet kalau sampai papa tau kalau kita tidur terpisah, apalagi sekarang Kinan pasti di kamarnya.") batin William.
William pun bergegas masuk dan berjalan menuju kamar Kinan,di sana sudah ada bi Inem yang menemani Kinan.
"Kinan biar saya yang bawa ke rumah sakit,bibi tunggu aja di rumah, kalau saya butuh sesuatu, nanti bibi bisa menyusul sama mang Darto." ucap William menghampiri Kinan.
"Baik den,biar bibi bantu bawa koper nya." bi Inem membawa koper yang sudah ia siapkan tadi.
"Apa kau bisa berjalan?" tanya William melihat ke arah Kinan.
Kinan pun menggeleng, akhirnya William menggendong Kinan karena ia tidak mau papa nya akan curiga kalau ia tak perhatian pada istrinya itu.
Ketika Kinan di gendong oleh suaminya itu,Kinan menatap wajah William sambil tersenyum, walaupun William sama sekali tidak melirik nya,tapi Kinan merasa sedikit bahagia karena William masih perhatian ke padanya.
Saat Kinan di bawa ke dalam mobil,ia terkejut melihat papa mertua nya sudah ada di depannya,ia pun mengerti kenapa William bersikap manis terhadap nya.
("Ku kira,dia benar benar perhatian padaku, sepertinya aku salah besar menilai nya, ternyata dia hanya berakting di hadapan papa nya, sepertinya aku saja yang terlalu berharap lebih.") batin Kinan.
"Papa?" panggil Kinan.
"Iyah nak,sekarang papa bawa kamu ke rumah sakit yah." Handoko melihat ke belakang.
Setelah William membaringkan Kinan di kursi belakang, William duduk di depan kemudi,ia pun segera melajukan mobilnya.
Saat di perjalanan,Kinan tak banyak berbicara,ia hanya menjawab bila papa mertuanya bertanya,itu pun Kinan hanya menjawab singkat,ia tak mau William marah kalau ia salah menjawab.
Setelah sampai di rumah sakit, William langsung membawa kinan ke ruang UGD, dokter pun langsung memeriksa keadaan nya,dan bertanya keluhan nya, sementara William dan Handoko menunggu di luar.
"Jangan bilang kamu yang sudah membuat Kinan seperti ini." ucap Handoko tiba-tiba.
"Maksud papa apa? saya juga nggak tau Kinan sakit apa." ucap Natan, karena ia juga belum tau pasti sakit yang Kinan alami.
"Kamu ini gimana? masa istri kamu sakit aja nggak tau, bukannya kalian tinggal bersama." ucap Handoko.
William tak menjawab perkataan papa nya,ia memilih diam, dari pada bertengkar di sana, William juga takut keceplosan kalau dirinya telah berbuat tidak baik pada istrinya itu.
"Kalau sampai Kinan sampai Kenapa napa,kamu yang bakal papa salahkan." Handoko menatap tajam ke arah William.
Tiba-tiba suara pintu terbuka, Dokter pun keluar dari ruangan UGD tersebut.
"Eemm bisa bicara dengan suami dari nona Kinan?" ucap Dokter Salsa.
"Saya Dok." William berdiri.
"Mari ikut ke ruangan saya." ucap dokter Salsa.
"Biar papa yang temenin Kinan,kamu ikut Dokter Salsa ke ruangan nya." ucap Handoko yang langsung melangkah menuju pintu UGD.
William pun langsung mengikuti dokter Salsa dari belakang, setelah sampai di ruangan nya,dokter Salsa mempersilakan William untuk duduk.
"Jadi begini tuan,dari pemeriksaan yang saya lakukan, sepertinya kalian ini pengantin baru yah." dokter Salsa tersenyum.
"Maksud dokter?" William masih belum paham.
"Ada sedikit robekan di bagian sensitif istri tuan,dan saya yakin itu terjadi karena anda terlalu kuat ketika melakukan hubungan suami-istri bersama istri anda,sehingga Istri anda mengalami sedikit pendarahan, seharusnya tuan lebih hati hati melakukan nya, karena istri tuan masih perawan, sehingga lubang v****a nya masih sangat sempit." ucap Dokter Salsa menjelaskan.
"Lalu bagaimana dok?" tanya William.
"Anda tenang saja,saya sudah menangani nya tadi,dan untung saja, luka nya tidak terlalu serius hanya saja kalau sampai tadi tidak buru buru di bawa kesini mungkin akan ada infeksi di sana." dokter Salsa tersenyum.
"Apakah istri saya akan di rawat dulu?" tanya William.
"Yah, sebaiknya begitu, istri tuan harus di rawat dua sampai tiga hari di sini, supaya saya bisa memantau keadaan nya." dokter Salsa memberikan saran.
"Baiklah kalau begitu dok." ucap William.
"Baik, sekarang tuan boleh mengurus administrasi terlebih dahulu, setelah itu istri tuan akan di pindahkan ke ruang inap." dokter Salsa berdiri.
"Baik,Terimakasih dok." William berdiri.
"Sama sama,eemm satu lagi tuan, tolong lain kali lebih lembut lagi melakukan nya." dokter Salsa tersenyum malu.
"I-iyah." jawab William dengan gugup.
William pun langsung ke bagian pendaftaran untuk mengurus administrasi, setelah itu kembali lagi ke ruang UGD.
"Bagaimana? apa kata dokter?" tanya Handoko saat William masuk.
"Kinan harus di rawat dua sampai tiga hari pah." ucap William.
"Lalu apa penyakitnya?" Handoko penasaran.
"Eemm itu-" William memotong ucapan nya.
("Duh, gimana gue jelasin nya yah.") batin William.
"Suami dari nona Kinan ini,terlalu semangat ketika melakukan malam pertamanya tuan,makanya terjadi pendarahan ringan di bagian sensitif nona Kinan tuan,kata dokter Salsa sih gitu tadi pas memeriksa nona Kinan,mungkin suaminya malu untuk mengatakan langsung,bukan begitu tuan?." ucap suster sambil tersenyum kecil ketika sedang memasang infus untuk Kinan.
"Apa benar yang dikatakan suster?" Handoko melihat ke arah William.
"I-iyah." William menunduk kan wajahnya.
("Lebih tepatnya,dia melakukannya karena amarah,bukan karena cinta.") batin Kinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments