Part 12.Sebuah pelukan

William memperhatikan kepergian dokter Edward sampai mobil yang di Kendarai nya tak terlihat lagi, setelah itu ia kembali lagi ke kamar Kinan.

"Bagaimana den,non Kinan kenapa?" tanya bi Inem.

"Dia hanya kecapean saja,tolong bibi kasih obat ini saat dia sudah sadar, jangan lupa juga kasih makan dulu sebelum minum obat nya." ucap William yang langsung pergi ke kamar nya.

"Baik den." ucap bi Inem.

"Bibi tau den,sebenarnya hati Aden itu baik,sama seperti dulu,cuma sekarang mungkin Aden masih belum bisa menerima keadaan ini." gumam bi Inem.

Saat William sudah pergi dari kamar Kinan,bi Inem melihat ke arah Kinan yang terlihat masih tidur setelah tadi di beri obat penurun panas oleh dokter, sambil menunggu Kinan bangun,bi Inem pun mengambil makanan ke dapur.

Dan benar saja,saat bi Inem kembali lagi ke kamar,Kinan sudah bangun dan panas nya juga sudah turun.

"Non,Kinan makan dulu yah." ucap bi Inem.

"Dia kemana bi?" tanya Kinan.

"Den William ada di kamar nya,tadi dia yang menyuruh bibi untuk ngasih obat setelah non makan." ucap bi Inem.

Kinan tersenyum,ia berpikir kalau ternyata William perhatian padanya walaupun secara tidak langsung,ia akan berusaha lagi untuk membuat William bisa menerimanya.

"Kenapa non tersenyum." ucap bi Inem.

"Nggak papa bi." ucap Kinan tersipu malu.

Sementara di dalam kamarnya, William tampak nya sedang pusing memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa berdamai dengan keadaan, karena ia benar benar tak bisa mengendalikan diri nya sendiri.

"Argh..." William membanting barang yang ada di kamar nya.

"Kenapa semua ini harus terjadi pada ku." tubuh William ambruk ke lantai.

William selalu emosi jika ia mengingat bahwa istrinya telah tiada,dan kini ia harus menerima kenyataan kalau dirinya tinggal bersama wanita lain yang sekarang sudah menjadi istri nya.

Sementara di lantai bawah, bi Inem dan Kinan terkejut mendengar suara berisik dari arah kamar William.

"Aduh,itu den William kenapa, bentar yah non,bibi lihat dulu ke atas?" ucap bi Inem panik.

"Bi,saya ikut." ucap kinan yang sudah merasa badannya enakan.

"Jangan non,bibi takut nanti non malah di apa apain lagi kalau ikut ke atas." ucap bi Inem.

"Nggak bi,ayo kita lihat,saya khawatir dia kenapa napa." ucap kinan yang langsung turun dari tempat tidur.

Tanpa pikir panjang lagi, mereka berdua langsung berlari ke lantai atas, keduanya sangat panik melihat kamar William yang berantakan.

"Apa yang terjadi!" Kinan menutup mulutnya melihat kamar William yang sangat berantakan.

Mendengar suara Kinan, tampaknya William semakin emosi,ia langsung berdiri, melangkah ke arah Kinan dengan santai,saat sudah berada di depannya, William mencekik leher Kinan dengan penuh emosi.

"Ini semua karena kau,kau yang telah membuat hidup ku hancur berantakan, rasakan ini." William mencekik leher Kinan.

"To-tolong bi." ucap Kinan menahan sakit nya.

"Den lepasin non Kinan den,Non Kinan bisa mati kalau Aden cekik begini." bi Inem mencoba melepaskan tangan William yang mencengkram kuat Leher Kinan.

"Itu yang saya harapkan, saya ingin kau mati sama seperti orang tua mu." ucap William penuh amarah.

"Den lepasin den,bibi mohon,sadar den." bi Inem semakin panik.

Saat melihat mata Kinan yang mengeluarkan air mata, akhirnya William melepaskan cengkraman nya, tubuhnya ambruk ke lantai bersamaan dengan air mata yang menetes.

"Non Kinan gak papa?" ucap bi Inem panik.

"Gak papa bi." Kinan menormalkan pernapasan nya sambil memegangi lehernya.

"Ayo kita ke bawah saja non, biarkan den William di sini dulu." ucap bi Inem.

"Gak papa bi,saya di sini saja." Kinan jongkok ke lantai, kemudian ia mencoba untuk menenangkan William.

"Saya tau hatimu hancur,tapi tolong kendalikan emosi mu." Kinan memeluk William.

William tak bisa menahan tangisnya,ia pun tak menolak pelukan Kinan walaupun ia tak membalas pelukan itu,ada rasa kenyamanan saat ia di peluk oleh Kinan,emosi yang tadi memuncak, sedikit berkurang saat mendapat pelukan hangat dari istri nya itu.

Bi Inem kagum melihat perlakuan Kinan,walaupun tadi ia di perlakukan tidak baik oleh suaminya itu,tapi ia masih bisa menahan ego nya,bi Inem terharu melihat pemandangan di depannya.

Setelah emosi cukup stabil, William melepaskan pelukan Kinan,ia berdiri membelakangi gadis itu,dan kemudian berkata.

"Tinggalkan saya sendiri." ucap William dingin.

"Ayo bi,kita ke bawah!" ucap Kinan merangkul bi Inem.

Saat Kinan dan bi Inem keluar dari kamarnya, William termenung mengingat Kinan yang dengan tulus memeluk dirinya, walaupun ia sudah jahat padanya.

"Kenapa aku gak bisa marah saat wanita itu memeluk ku." gumam William.

William merasa aneh dengan dirinya,di satu sisi ia sangat membenci Kinan,namun kenapa ia merasa nyaman saat Kinan memeluk nya tadi.

***

Sementara di bawah,kini Kinan Sedang di kompres lehernya oleh Bi Inem akibat perbuatan William tadi,baru saja kemarin luka itu hampir sembuh, sekarang luka itu kembali memar lagi.

"Bibi kan tadi sudah bilang non,gak usah ikut bibi ke atas, lihat kan apa yang dilakukan den William sama non Kinan." bi Inem menempelkan handuk kecil yang sudah di beri es batu ke leher Kinan.

"Aw, pelan pelan bi,hmmm gak papa bi,aku cuma khawatir sama dia,saat ini dia hanya butuh support dari orang terdekatnya." ucap Kinan.

"Tapi bibi bangga sama non,non Kinan bisa melakukan itu walaupun den William memperlakukan non Kinan dengan sangat tidak baik." ucap bi Inem.

"Saya hanya menjalankan apa yang menjadi kewajiban saya bi, seorang istri harus bisa berlaku baik kepada suaminya kan bi?" tanya Kinan pada bi Inem sambil tersenyum.

"Iyah non,non Kinan memang orang yang sangat baik, semoga den William bisa berlaku jauh lebih baik lagi ke depannya sama non Kinan." ucap bi Inem.

"Aamiin,doain aja yah bi." ucap Kinan sambil tersenyum.

Kinan hanya berharap, semoga ada keajaiban untuk rumah tangga nya,ia berharap suami nya akan berubah dengan perlakuan baik nya, sejak dulu ia sangat ingin menjalani rumah tangga yang harmonis seperti kedua orang tuanya, setia sampai maut yang memisahkan.

Dan dalam hidup ini,tak ada yang tidak mungkin bagi sang pencipta,jika kita berusaha semaksimal mungkin,kita pasti mendapatkan kebahagiaan itu walaupun harus ada air mata yang menetes terlebih dahulu.

Sebaik baiknya istri adalah ia yang bisa berlaku baik pada suaminya.

Episodes
1 Part 1.Pesta Pernikahan
2 Part 2.Bulan Madu
3 Part 3.Kecelakaan
4 Part 4. Kehilangan
5 Part 5.Flash Back
6 Part 6.keputusan
7 Part 7.Balas dendam
8 Part 8. Wanita pembawa sial
9 Part 9.Hanya ingin mengobati
10 Part 10.Memberi pelajaran
11 Part 11.Demam tinggi
12 Part 12.Sebuah pelukan
13 Part 13.Ke Luar Kota
14 Part 14.Foto pengantin
15 Part 15.Bebas
16 Part 16.Di renggut paksa
17 Part 17.Tanpa rasa cinta
18 Part 18.Ke rumah sakit
19 Part 19.Ingin pulang
20 Part 20.Takdir Hidup
21 Part 21.Membela Kinan
22 Part 22.Wanita murahan
23 Part 23.Luka Hati
24 Part 24.Kebaikan Pratiwi
25 Part 25.Bertemu Astri
26 Part 26.Menutup rapat rapat
27 Part 27.Satu Permintaan
28 Part 28. Pesan Terakhir
29 Part 29.Meminta Izin
30 Part 30.Rumah kenangan
31 Part 31.Menemui Astri
32 Part 32.Sebuah Surat
33 Part 33.Kejadian pagi hari
34 Part 34.Makan Malam
35 Part 35.Peristiwa dulu
36 Part 36.Peristiwa dulu part 2
37 Part 37.Salah paham
38 Part 38.Sepupu William
39 Part 39.William Sakit
40 Part 40.Merasa nyaman
41 Part 41.Merasa Aneh
42 Part 42.Nyambung
43 Part 43.Rasa yang berbeda
44 Part 44.Sebuah Rahasia
45 Part 45.Positif
46 Part 46.Sebuah permintaan
47 Part 47.Terimakasih
48 Part 48.Tak ada jalan lain
49 Part 49.Donor Hati
50 Part 50.Satu Hati
51 Part 51.Ngidam
52 Part 52.Ketakutan Kinan
53 Part 53.Berubah
54 Part 54.Penyesalan
55 Part 55.Mengintrogasi Ricky
56 Part 56.Minta Bantuan Astri
57 Part 57.Menceritakan semuanya
58 Part 58.Mencari Kinan
59 Part 59.Siapakah Astri?
60 Part 60.Terpaksa berbohong
61 Part 61.Tidak Nafsu Makan
62 Part 62.Lima Bulan Kemudian
63 Part 63.Mimpi
64 Part 64.Mencari Astri
65 Part 65.Gagal lagi
66 Part 66.Kotak Hitam
67 Part 67.Ke Surabaya
68 Part 68.Bayangan dirinya
69 Part 69.Kebaikan Kinan
70 Part 70.Mirip
71 Part 71.Ketakutan Kinan
72 Part 72.Jangan memberitahu nya
73 Part 73.Merasa bersalah
74 Part 74.Meyakinkan perasaan
75 Part 75.Ke Rumah Sakit
76 Part 76.Mengejar Kinan
77 Part 77.Menemui Kinan
78 Part 78.Pulang Ke Jakarta
79 Part 79.Rencana ke Surabaya
80 Part 80.Menemui Kinan
81 Part 81.Membujuk Kinan
82 Part 82.Sampai di Jakarta
83 Part 83.Meyakinkan Hati
84 84.Kesempatan Kedua
85 TAMAT
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Part 1.Pesta Pernikahan
2
Part 2.Bulan Madu
3
Part 3.Kecelakaan
4
Part 4. Kehilangan
5
Part 5.Flash Back
6
Part 6.keputusan
7
Part 7.Balas dendam
8
Part 8. Wanita pembawa sial
9
Part 9.Hanya ingin mengobati
10
Part 10.Memberi pelajaran
11
Part 11.Demam tinggi
12
Part 12.Sebuah pelukan
13
Part 13.Ke Luar Kota
14
Part 14.Foto pengantin
15
Part 15.Bebas
16
Part 16.Di renggut paksa
17
Part 17.Tanpa rasa cinta
18
Part 18.Ke rumah sakit
19
Part 19.Ingin pulang
20
Part 20.Takdir Hidup
21
Part 21.Membela Kinan
22
Part 22.Wanita murahan
23
Part 23.Luka Hati
24
Part 24.Kebaikan Pratiwi
25
Part 25.Bertemu Astri
26
Part 26.Menutup rapat rapat
27
Part 27.Satu Permintaan
28
Part 28. Pesan Terakhir
29
Part 29.Meminta Izin
30
Part 30.Rumah kenangan
31
Part 31.Menemui Astri
32
Part 32.Sebuah Surat
33
Part 33.Kejadian pagi hari
34
Part 34.Makan Malam
35
Part 35.Peristiwa dulu
36
Part 36.Peristiwa dulu part 2
37
Part 37.Salah paham
38
Part 38.Sepupu William
39
Part 39.William Sakit
40
Part 40.Merasa nyaman
41
Part 41.Merasa Aneh
42
Part 42.Nyambung
43
Part 43.Rasa yang berbeda
44
Part 44.Sebuah Rahasia
45
Part 45.Positif
46
Part 46.Sebuah permintaan
47
Part 47.Terimakasih
48
Part 48.Tak ada jalan lain
49
Part 49.Donor Hati
50
Part 50.Satu Hati
51
Part 51.Ngidam
52
Part 52.Ketakutan Kinan
53
Part 53.Berubah
54
Part 54.Penyesalan
55
Part 55.Mengintrogasi Ricky
56
Part 56.Minta Bantuan Astri
57
Part 57.Menceritakan semuanya
58
Part 58.Mencari Kinan
59
Part 59.Siapakah Astri?
60
Part 60.Terpaksa berbohong
61
Part 61.Tidak Nafsu Makan
62
Part 62.Lima Bulan Kemudian
63
Part 63.Mimpi
64
Part 64.Mencari Astri
65
Part 65.Gagal lagi
66
Part 66.Kotak Hitam
67
Part 67.Ke Surabaya
68
Part 68.Bayangan dirinya
69
Part 69.Kebaikan Kinan
70
Part 70.Mirip
71
Part 71.Ketakutan Kinan
72
Part 72.Jangan memberitahu nya
73
Part 73.Merasa bersalah
74
Part 74.Meyakinkan perasaan
75
Part 75.Ke Rumah Sakit
76
Part 76.Mengejar Kinan
77
Part 77.Menemui Kinan
78
Part 78.Pulang Ke Jakarta
79
Part 79.Rencana ke Surabaya
80
Part 80.Menemui Kinan
81
Part 81.Membujuk Kinan
82
Part 82.Sampai di Jakarta
83
Part 83.Meyakinkan Hati
84
84.Kesempatan Kedua
85
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!