William memperhatikan kepergian dokter Edward sampai mobil yang di Kendarai nya tak terlihat lagi, setelah itu ia kembali lagi ke kamar Kinan.
"Bagaimana den,non Kinan kenapa?" tanya bi Inem.
"Dia hanya kecapean saja,tolong bibi kasih obat ini saat dia sudah sadar, jangan lupa juga kasih makan dulu sebelum minum obat nya." ucap William yang langsung pergi ke kamar nya.
"Baik den." ucap bi Inem.
"Bibi tau den,sebenarnya hati Aden itu baik,sama seperti dulu,cuma sekarang mungkin Aden masih belum bisa menerima keadaan ini." gumam bi Inem.
Saat William sudah pergi dari kamar Kinan,bi Inem melihat ke arah Kinan yang terlihat masih tidur setelah tadi di beri obat penurun panas oleh dokter, sambil menunggu Kinan bangun,bi Inem pun mengambil makanan ke dapur.
Dan benar saja,saat bi Inem kembali lagi ke kamar,Kinan sudah bangun dan panas nya juga sudah turun.
"Non,Kinan makan dulu yah." ucap bi Inem.
"Dia kemana bi?" tanya Kinan.
"Den William ada di kamar nya,tadi dia yang menyuruh bibi untuk ngasih obat setelah non makan." ucap bi Inem.
Kinan tersenyum,ia berpikir kalau ternyata William perhatian padanya walaupun secara tidak langsung,ia akan berusaha lagi untuk membuat William bisa menerimanya.
"Kenapa non tersenyum." ucap bi Inem.
"Nggak papa bi." ucap Kinan tersipu malu.
Sementara di dalam kamarnya, William tampak nya sedang pusing memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa berdamai dengan keadaan, karena ia benar benar tak bisa mengendalikan diri nya sendiri.
"Argh..." William membanting barang yang ada di kamar nya.
"Kenapa semua ini harus terjadi pada ku." tubuh William ambruk ke lantai.
William selalu emosi jika ia mengingat bahwa istrinya telah tiada,dan kini ia harus menerima kenyataan kalau dirinya tinggal bersama wanita lain yang sekarang sudah menjadi istri nya.
Sementara di lantai bawah, bi Inem dan Kinan terkejut mendengar suara berisik dari arah kamar William.
"Aduh,itu den William kenapa, bentar yah non,bibi lihat dulu ke atas?" ucap bi Inem panik.
"Bi,saya ikut." ucap kinan yang sudah merasa badannya enakan.
"Jangan non,bibi takut nanti non malah di apa apain lagi kalau ikut ke atas." ucap bi Inem.
"Nggak bi,ayo kita lihat,saya khawatir dia kenapa napa." ucap kinan yang langsung turun dari tempat tidur.
Tanpa pikir panjang lagi, mereka berdua langsung berlari ke lantai atas, keduanya sangat panik melihat kamar William yang berantakan.
"Apa yang terjadi!" Kinan menutup mulutnya melihat kamar William yang sangat berantakan.
Mendengar suara Kinan, tampaknya William semakin emosi,ia langsung berdiri, melangkah ke arah Kinan dengan santai,saat sudah berada di depannya, William mencekik leher Kinan dengan penuh emosi.
"Ini semua karena kau,kau yang telah membuat hidup ku hancur berantakan, rasakan ini." William mencekik leher Kinan.
"To-tolong bi." ucap Kinan menahan sakit nya.
"Den lepasin non Kinan den,Non Kinan bisa mati kalau Aden cekik begini." bi Inem mencoba melepaskan tangan William yang mencengkram kuat Leher Kinan.
"Itu yang saya harapkan, saya ingin kau mati sama seperti orang tua mu." ucap William penuh amarah.
"Den lepasin den,bibi mohon,sadar den." bi Inem semakin panik.
Saat melihat mata Kinan yang mengeluarkan air mata, akhirnya William melepaskan cengkraman nya, tubuhnya ambruk ke lantai bersamaan dengan air mata yang menetes.
"Non Kinan gak papa?" ucap bi Inem panik.
"Gak papa bi." Kinan menormalkan pernapasan nya sambil memegangi lehernya.
"Ayo kita ke bawah saja non, biarkan den William di sini dulu." ucap bi Inem.
"Gak papa bi,saya di sini saja." Kinan jongkok ke lantai, kemudian ia mencoba untuk menenangkan William.
"Saya tau hatimu hancur,tapi tolong kendalikan emosi mu." Kinan memeluk William.
William tak bisa menahan tangisnya,ia pun tak menolak pelukan Kinan walaupun ia tak membalas pelukan itu,ada rasa kenyamanan saat ia di peluk oleh Kinan,emosi yang tadi memuncak, sedikit berkurang saat mendapat pelukan hangat dari istri nya itu.
Bi Inem kagum melihat perlakuan Kinan,walaupun tadi ia di perlakukan tidak baik oleh suaminya itu,tapi ia masih bisa menahan ego nya,bi Inem terharu melihat pemandangan di depannya.
Setelah emosi cukup stabil, William melepaskan pelukan Kinan,ia berdiri membelakangi gadis itu,dan kemudian berkata.
"Tinggalkan saya sendiri." ucap William dingin.
"Ayo bi,kita ke bawah!" ucap Kinan merangkul bi Inem.
Saat Kinan dan bi Inem keluar dari kamarnya, William termenung mengingat Kinan yang dengan tulus memeluk dirinya, walaupun ia sudah jahat padanya.
"Kenapa aku gak bisa marah saat wanita itu memeluk ku." gumam William.
William merasa aneh dengan dirinya,di satu sisi ia sangat membenci Kinan,namun kenapa ia merasa nyaman saat Kinan memeluk nya tadi.
***
Sementara di bawah,kini Kinan Sedang di kompres lehernya oleh Bi Inem akibat perbuatan William tadi,baru saja kemarin luka itu hampir sembuh, sekarang luka itu kembali memar lagi.
"Bibi kan tadi sudah bilang non,gak usah ikut bibi ke atas, lihat kan apa yang dilakukan den William sama non Kinan." bi Inem menempelkan handuk kecil yang sudah di beri es batu ke leher Kinan.
"Aw, pelan pelan bi,hmmm gak papa bi,aku cuma khawatir sama dia,saat ini dia hanya butuh support dari orang terdekatnya." ucap Kinan.
"Tapi bibi bangga sama non,non Kinan bisa melakukan itu walaupun den William memperlakukan non Kinan dengan sangat tidak baik." ucap bi Inem.
"Saya hanya menjalankan apa yang menjadi kewajiban saya bi, seorang istri harus bisa berlaku baik kepada suaminya kan bi?" tanya Kinan pada bi Inem sambil tersenyum.
"Iyah non,non Kinan memang orang yang sangat baik, semoga den William bisa berlaku jauh lebih baik lagi ke depannya sama non Kinan." ucap bi Inem.
"Aamiin,doain aja yah bi." ucap Kinan sambil tersenyum.
Kinan hanya berharap, semoga ada keajaiban untuk rumah tangga nya,ia berharap suami nya akan berubah dengan perlakuan baik nya, sejak dulu ia sangat ingin menjalani rumah tangga yang harmonis seperti kedua orang tuanya, setia sampai maut yang memisahkan.
Dan dalam hidup ini,tak ada yang tidak mungkin bagi sang pencipta,jika kita berusaha semaksimal mungkin,kita pasti mendapatkan kebahagiaan itu walaupun harus ada air mata yang menetes terlebih dahulu.
Sebaik baiknya istri adalah ia yang bisa berlaku baik pada suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments