Terlihat makam yang masih baru telah di hiasi taburan bunga dan beberapa jenis buket bunga yang berada di atasnya.
"Tolong tinggalkan William sendiri mah," Ucap William
"Biar mama temenin kamu aja yah nak,!!" Ucap Puji khawatir
"Sebentar aja mah," Ucap William matanya berkaca-kaca
Puji pun pergi beberapa langkah,ia memantau putra nya dari kejauhan,ia sangat mengerti apa yang di rasakan oleh putranya namun,ia hanya khawatir.
"Kenapa kamu biarkan mas sendiri sayang, kenapa kamu tak mengajak mas pergi bersama mu,apa yang harus mas lakukan tanpa mu,hiks hiks hiks." William mengusap nisan bertuliskan nama istri nya, seketika tubuhnya ambruk ia tak bisa menahan diri nya.
Sedangkan dari kejauhan,puji menangis menyaksikan kesedihan putra nya,ia terkejut melihat William yang ambruk tak berdaya, akhirnya ia kembali menghampiri nya.
"Jangan begini nak, putri akan bersedih jika melihat mu seperti ini." Puji mencoba membangunkan William
"Ini hanya mimpi kan ma,putri sedang menunggu ku kan di rumah,hiks hiks hiks." tangisnya semakin terisak
"Ayo kita pulang nak,kamu harus banyak istirahat...!." ucap Puji lirih.
"Tidak mah,jangan pisahkan aku dengan cintaku,aku tak mau berpisah dengan istriku,hiks hiks hiks." Natan kembali ambruk ke tanah.
Puji bingung apa yang harus ia lakukan, akhirnya ia memanggil mang Darto untuk membantu nya, membawa William ke dalam mobil, William yang tak berdaya di papah oleh mang Darto sampai ke dalam mobil, kemudian mereka melanjutkan perjalanan nya.
"Ayo mang,kita pulang ke rumah!" ucap Puji
"Siap nyonya." ucap mang Darto
"Aku tidak mau pulang ke rumah mama,antarkan saya ke villa saya mang." ucap William
"Kamu harus tinggal di rumah mama dulu nak, nanti siapa yang akan urus kamu di sana?" ucap Puji lirih
"Aku ingin pulang ke villa mah,rumah aku dan istriku di sana." ucap William dengan tatapan kosongnya
"Bagaimana nyonya?," tanya mang Darto bingung harus ke mana.
"Lakukan saja apa yang dia mau mang!." ucap Puji sambil menghapus air matanya.
Mang Darto akhirnya membawa mereka ke villa,dimana William dan Putri pernah tinggal di sana walaupun cuma satu hati satu malam.
Sesampainya di sana, William melangkah kan kakinya yang terlihat sempoyongan menuju kamarnya,Puji hanya memantau nya dari kejauhan,ia mengerti kalau putra nya butuh waktu untuk sendiri.
Saat sampai di kamar,seketika William teringat sosok istrinya,di kamar itu lah mereka merajut asmara cinta,malam pertama nya yang sangat indah itu,kini hanya tinggal bayang bayang di pikiran nya.
William menghampiri koper yang tergeletak di lantai,koper itu adalah barang yang akan di bawa mereka saat akan pergi bulan madu waktu itu, William membuka nya, memberanikan diri untuk melihatnya.
Ia melihat sebuah lingerie yang pernah dikatakan putri akan dipakai nya ketika berbulan madu, William mengambil nya, memeluk nya dengan tangisnya.
"Kenapa kamu berbohong sayang,bukankah kamu akan memakai ini saat bulan madu kita,tapi kenapa kamu malah meninggalkan aku sendiri,hiks hiks hiks." Air mata William kembali mengalir begitu deras,ia sangat terpukul dengan semua ini.
Akhirnya William meletakkan nya kembali,ia tak mau membuangnya karena itu akan membuat nya semakin bersalah.
Puji hanya melihatnya di balik pintu,ia tak berani untuk menghampiri nya,hati Puji pun sama hancur nya ketika melihat betapa putra nya sangat terpukul atas kepergian istri nya, apalagi William yang sempat koma satu bulan membuat Puji tak bisa merasa tenang saat itu.
"Nyonya..." panggil bi Inem pelan.
"Iyah Bi." Puji menghapus air matanya.
"Kasihan sekali yah den William teh harus kehilangan non Putri,bibi teh sangat sedih melihatnya." ucap bi Inem
"Iyah bi,nanti tolong jaga dia yah kalau saya lagi gak di sini,tapi saya akan sering sering kesini, bahkan mungkin akan menginap di sini." ucap Puji.
"Iyah nyonya" ucap bi Inem.
"Sekarang tolong,bikin bubur untuk dia,saya mau istirahat sebentar di kamar sebelah, kalau sudah selesai panggil saya saja,saya yang akan mengantarkan nya ke kamar!." ucap Puji.
"Baik nya." ucap bi Inem, yang langsung pergi ke dapur.
Sementara Puji pergi ke kamar sebelah setelah melihat William tidur di atas ranjangnya sambil memeluk Poto istrinya.
Drt... drt... drt...
Ponsel puji bergetar, ketika ia melihat nya, ternyata suaminya yang menelepon,tadi ia belum sempat memberi kabar bahwa ia pulang ke villa bukan ke rumah utama.
"Halo mah,mama masih di mana,kok belum pulang,papa sudah di rumah,tadi pulang dulu dari kantor karena mendengar kabar dari mama kalau William pulang hari ini?." suara di balik telpon.
"Iyah pah,maaf mama belum sempat ngabarin kalau kita gak pulang ke sana, William tadi minta pulang ke villa nya, sekarang kita udah sampai di sini." ucap Puji.
"Kenapa pulang nya kesana, bukannya mama khawatir William akan mengingat almarhum istrinya kalau pulang ke sana?." ucap Handoko.
" William yang maksa untuk pulang ke sini pah,kalau mama gak turutin,mama takut dia kenapa napa." ucap Puji
"Ya udah kalau gitu papa kesana yah,sekalian papa mau cerita,ada hal penting yang harus kita bicarakan." ucap Handoko
"Iyah pah,mama tunggu!." ucap Puji sambil mematikan telponnya.
Beberapa saat kemudian,ada seseorang yang mengetuk pintu kamar, Puji yang sedang beristirahat pun bangun untuk membukakan pintu.
Tok...tok... tok...
"Nyonya,bubur nya sudah siap." ucap bi inem membawa nampan berisi semangkuk bubuk dan segelas air putih.
"Makasih yah bi,eh Iyah tolong ambilkan obat William di mobil,tadi saya lupa tidak membawa nya,minta kunci mobilnya sama mang Darto yah." ucap Puji sambil mengambil nampan dari tangan bi inem.
"Iyah nya." Bi inem langsung pergi mencari keberadaan mang Darto.
Ternyata mang Darto sedang berada di pos satpam,bi inem pun langsung menghampiri nya.
"Mang,itu di suruh ibu ambil obat di mobil,mana kuncinya." ucap bi Inem
"Emang kamu teh bisa buka mobilnya sendiri?," tanya mang Darto
"Enggak sih, hihihi." bi Inem terkekeh
"Ya sudah ayo saya bantu." mang Darto langsung melangkah menuju garasi dan membuka pintu mobil nya.
"Ini obat nya." ucap mang Darto.
"Iyah,eh itu teh mobil siapa yang datang?." ucap bi Inem melihat satpam yang membuka pintu gerbang.
"Kayaknya teh mobilnya tuan Handoko." ucap mang Darto
"Ya udah atuh, Inem teh harus buru buru nganterin ini ke kamar,awas kamu teh jangan menghalangi jalan Inem" ucap Inem yang ribet sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments