"Sayang kamu sedang apa?" Pratiwi masuk ke dalam kamar Kinan.
"Kinan cuma lagi keinget sama orang tua Kinan aja Tante," jawab Kinan sambil menghapus air matanya.
"Tante paham sayang,tapi kamu harus tau kalau sekarang kamu punya Tante sama om,yang akan selalu ada buat kamu." Pratiwi memeluk Kinan.
"Makasih yah,Tante selalu ada buat Kinan, walaupun Kinan bukan siapa siapa,tapi Tante sangat baik sama Kinan." ucap Kinan.
"Sssst,jangan bilang begitu,Kinan kan udah jadi anak Tante sekarang, jadi,gak boleh ngomong gitu lagi yah!" ucap Pratiwi.
"Iyah Tante," Kinan menghapus air matanya.
"Oh Iyah, ada yang mau Tante sampai kan sama kamu,Tante harap kamu setuju dengan keputusan ini," ucap Pratiwi.
"Ada apa yang?" tanya Kinan penasaran.
"Jadi begini,Tante,om dan keluarga nya mas Wijaya, berniat akan menikah kan kamu dengan William." ucap Pratiwi.
"Ma-maksud Tante, William orang yang sudah menabrak aku,ibu,dan ayah?" tanya Kinan memastikan.
"Iyah betul,kamu setuju kan?" tanya Pratiwi.
"Ta-tapi Tante, kenapa aku dan dia harus menikah, bagaimana dengan anak Tante,apa Tante gak kasihan kalau ternyata suaminya menikah lagi?" ucap kinan.
"William harus bertanggung jawab atas kesalahannya,dan dengan menikahi mu tentu itu sebuah tanggung jawab yang memang pantas untuk nya, karena akibat kesalahannya kamu harus kehilangan orang tua mu,dan soal putri Tante,dia justru pasti akan tenang di alam sana jika suaminya ada seseorang yang dapat menggantikan nya,dia akan bahagia bila pria yang di cintai nya juga bisa menjalani kehidupan nya dengan baik." ucap Pratiwi.
"Tapi aku tidak yakin dia bisa menerima Kinan Tante, apalagi dia baru saja sadar dari koma nya selama satu bulan." ucap Kinan.
"Itu urusan kami para orang tua Kinan,kamu hanya tinggal bilang setuju,bila kamu sudah siap,kami akan urus secepatnya." ucap Pratiwi.
"Tapi,apa Kinan boleh minta satu permintaan Tante?" ucap kinan.
"Apa itu?" tanya Pratiwi.
"Kinan ingin William berobat ke psikiater dulu,karena Kinan mengerti bagaimana perasaan nya,saat ini ia pasti sangat membutuhkan itu,dan kalau keadaan nya sudah membaik,Kinan baru setuju untuk menikah dengan nya." ucap Kinan.
"Baiklah,Tante akan membicarakan ini dengan keluarga nya, yang penting kamu sudah setuju dengan keputusan ini" ucap Pratiwi.
Pratiwi memeluk Kinan yang kala itu masih terlihat sedih,ia mengerti dengan perasaan Kinan yang harus kehilangan kedua orang tua nya secara tragis,namun Pratiwi kagum kepada Kinan yang tak membawa masalah ini ke jalur hukum, gadis ini lebih memilih untuk berlapang dada atas semua kejadian ini.
***
Beberapa bulan telah berlalu,kini William sudah mulai pulih dari kesedihan nya berkat bantuan psikologi yang membantu menyembuhkan trauma nya,walaupun ia belum sepenuhnya bisa melupakan istrinya.
Sudah sekitar satu Minggu,William sudah mulai aktif bekerja di kantor nya, walaupun akhir akhir ini Sikap nya berubah menjadi dingin,tidak ramah seperti sebelum kecelakaan itu terjadi.
Setelah pulang dari kantor,malam ini keluarga Handoko mengundang keluarga Wijaya untuk makan malam di rumah utama Handoko, William pun sudah berada di rumah tersebut, mereka sedang menunggu kedatangan keluarga Wijaya.
Tit...tit...tit...
Terdengar suara klakson mobil berbunyi di depan halaman kediaman Handoko yang sangat luas itu, keluarga Handoko pun segera menyambut kedatangan mereka dengan baik di depan rumah, kecuali William yang masih berada di kamar.
Keluarga Wijaya pun turun dari mobil,tak terkecuali Kinan yang juga ikut untuk makan malam bersama,Kinan tampak cantik malam ini,ia menggunakan dress berwarna merah maroon selutut, rambutnya ia ikat Cepol dengan rapi,ia sengaja sisakan sedikit tergerai di bagian kiri dan kanan nya.
("Rumah nya besar sekali,lebih besar dari punya om Sama Tante.") batin Kinan.
"Selamat datang?" ucap Puji, menyambut Pratiwi dengan hangat.
Puji melirik ke arah Kinan yang tampak sedang mengamati sekeliling,namun tampaknya ia tak menyukai gadis itu, karena puji berpikir keluarga nya lah yang telah membuat putra nya menderita.
"Silahkan masuk..." Puji mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam.
Sampai akhirnya mereka duduk di depan meja makan, William yang baru saja datang langsung duduk di samping Kinan,namun ia belum menyadari kehadirannya Gadis tersebut.
"Nak William,kenalkan,ini Kinan," ucap Handoko.
("Siapa gadis ini, kenapa dia bisa ikut dalam acara keluarga.") batin William.
"Kinan ini adalah salah satu korban kecelakaan waktu itu,kedua orang tua nya meninggal, sehingga sejak kejadian itu dia tinggal bersama kami." ucap Puji.
William memang belum mengetahui tentang Kinan,dua keluarga ini sengaja tidak memberi tahu terlebih dahulu agar William pokus pada kesembuhan nya,dan malam ini adalah waktu yang tepat untuk memberi tahu nya.
"Dan,maksud kita mengadakan acara makan malam ini adalah untuk mendiskusikan sekalian memberi tahu bahwa kami akan menikah kan kamu dengan Kinan." ucap Handoko.
"Apa?" William langsung berdiri, "Maksud papa apa akan menikahkan aku dengan gadis ini?" William tampak sangat emosi.
"Ini sudah menjadi keputusan kami, seharusnya kamu bisa menerima keputusan ini." ucap Handoko.
"Tidak pah,aku tidak mau menikah dengan salah satu orang dari keluarga yang sudah membuat aku kehilangan orang yang aku cintai." William menatap tajam ke arah Kinan.
"Seharusnya kamu sadar,kamu yang sudah membuat orang tua nya meninggal,dia kehilangan dua orang sekaligus dalam peristiwa itu,dan kamu harus bertanggung jawab akan itu." ucap Handoko tak kalah emosi nya.
"Om,Tante,bantu aku ngomong sama papa, kalian tau sendiri kan bagaimana besar nya cinta aku sama putri,aku gak mungkin menikah lagi,apalagi sama gadis itu." William menghampiri Pratiwi dan Wijaya.
"Nak,kami tau kamu begitu mencintai putri kami,tapi keputusan ini adalah yang terbaik, semoga kamu bisa menerima nya." ucap Wijaya.
"Aku tetap tidak mau,aku menolak keputusan ini pah." William kembali menghampiri Handoko.
"Apa tidak sebaiknya kita tunda dulu keputusan ini pah?" ucap Puji pada Handoko.
"Tidak bisa, keputusan ini sudah bulat,dan tidak ada yang bisa merubahnya, sekali pun William sendiri yang menolaknya." Handoko mendekat ke arah William, "Mulai sekarang, kau harus bisa belajar bertanggung jawab,kalau tidak,papa sendiri yang akan menjebloskan mu ke dalam penjara,ingat itu." Handoko menunjuk ke arah wajah William,lalu pergi dari tempat itu.
Sementara Kinan hanya bisa meneteskan air matanya melihat kejadian di depan matanya, Pratiwi yang melihat Kinan menangis langsung memeluk nya dengan erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments