Apa salah saya bi, apakah salah jika seorang istri membuatkan sarapan untuk suaminya,tapi kenapa dia berbeda, bukan seperti ini rumah tangga yang saya inginkan bi, hiks hiks hiks." ucap Kinan sambil menangis terisak.
"Non Kinan yang sabar yah, mungkin den willi masih belum bisa melupakan mendiang istrinya,tadi non denger sendiri kan kalau den Willi menyukai masakan non Kinan,mungkin hanya butuh waktu saja untuk bisa meluluhkan hati den William." ucap bi inem memberikan semangat pada Kinan,ia tak tega gadis sebaik Kinan di perlakukan seperti itu oleh suaminya sendiri.
"Sampai kapan bi,sampai kapan saya akan begini, hiks hiks hiks." Kinan merasa tak sanggup.
"Sabar yah non,bibi yakin,den willi pasti berubah." ucap bi Inem.
Bi Inem membantu Kinan untuk istirahat di kamar nya,setelah itu ia melanjutkan kembali pekerjaan nya.
Sementara di kamar, sepertinya Kinan merasa bosan,tak ada kesibukan yang bisa ia lakukan, karena William tidak mengizinkan nya untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang biasanya sibuk mengurus kebutuhan suami, ketika suaminya sedang bekerja.
Pada siang harinya, Kinan keluar dari kamarnya,ia bosan berada di dalam kamarnya,ia pun memutuskan untuk menonton televisi di ruang tamu.
Saat Kinan Sedang menonton televisi,ia dikagetkan dengan seseorang yang memencet bel rumahnya, saat ia akan membuka pintu rumah tersebut, ternyata bi Inem sudah membuka nya terlebih dahulu.
"Mana wanita itu?" ucap Puji saat memasuki rumah.
"Maksud nyonya teh,non Kinan?" tanya bi Inem.
"Siapa lah namanya saya gak tau, kemana dia?" tanya Puji lagi.
"Non Kinan Sedang menonton TV,di ruang tamu nyonya." ucap bi Inem.
Tanpa menjawab lagi perkataan bi Inem,Puji langsung menghampiri Kinan yang sedang berada di ruang tamu.
"Wah wah wah,enak sekali yah kamu bisa bersantai di villa mewah seperti ini,sudah merasa menjadi tuan putri seperti nya di rumah ini." ucap Puji tiba-tiba.
"Mama." Kinan kaget melihat kedatangan mama mertua nya.
"Jangan panggil saya dengan sebutan itu,saya tidak pernah menganggap kamu sebagai menantu ku apalagi menganggap kamu sebagai anak ku." ucap Puji.
Kinan menunduk,hati nya sakit mendengar perkataan mama mertua nya,ia heran mengapa mama mertua nya begitu membencinya, sedangkan ia tak pernah berbuat apa apa.
"Kenapa diam?" Puji duduk di sofa dengan angkuhnya.
"Sa-saya." Kinan bingung harus menjawab apa.
"Saya sangat paham,Perempuan seperti kamu ini hanya butuh uang untuk memuaskan keinginan nya,tulis, berapa banyak uang yang kamu butuhkan." Puji memberikan selembar cek kepada Kinan.
"Ma-maksud mama apa?" Kinan tidak mengerti.
"Sebutkan jumlah uang yang kamu inginkan,lalu setelah itu,pergi dari hidup anak saya." ucap Puji.
"Saya nggak bisa." jawab Kinan.
"Kenapa,apa kamu ingin menguasai semua harta anak saya,hmmm saya makin sadar perempuan macam apa kamu ini." ucap Puji.
"Bukan seperti itu,saya hanya ingin mengobati luka hati nya." ucap Kinan tulus.
"Hahaha, jangan munafik kamu, asal kamu tau aja,anak saya tidak akan pernah mencintai perempuan seperti mu, cinta dia begitu tulus pada istrinya,dia tak akan segampang itu, untuk luluh oleh seorang perempuan macam kamu." Ucap Puji.
"Saya akan buktikan kalau saya bisa melakukan itu,dan saya akan membuktikan bahwa tuduhan mama salah terhadap saya." ucap Kinan.
Puji berdiri lalu ia menghampiri Kinan,ia menatap tajam kearah Kinan.
"Saya pegang kata kata mu." ucap Puji,lalu ia langsung pergi dari tempat tersebut.
Sikap Puji berubah sejak William keluar dari rumah sakit waktu itu,tampak nya ia begitu terpukul ketika melihat William yang kehilangan istri nya, kehadiran Kinan di antara mereka malah semakin membuat Puji teringat akan kejadian kecelakaan yang membuat William koma selama sebulan.
Puji sangat menyayangi putra nya, sehingga ia tak mau jika putra nya merasakan kesakitan yang mendalam bila terus menerus mengingat kejadian itu, karena tak bisa di pungkiri bahwa setiap William melihat Kinan ia pasti teringat akan peristiwa naas itu.
Kinan sudah tidak bisa membendung air matanya,ia berlari menuju kamar nya,ia tumpahkan semua kekecewaan nya, sakit hati yang ia rasakan begitu dalam,ia harus menghadapi dua orang yang tidak menyukainya di dalam hidup ini.
"Apakah aku salah jika aku ingin mengobati luka hatinya,aku hanya berniat untuk menyembuhkan luka ku dan lukanya,dia kehilangan cintanya dan aku kehilangan kedua orang tua ku,aku hanya ingin kita saling mengobati,bukan saling menyakiti,hiks hiks hiks." tangis Kinan pecah.
Kinan awal nya memang merasa ragu menerima pernikahan ini,namun ia juga bingung, karena tak tau arah tujuan hidupnya lagi, setelah kedua orang tuanya meninggal.
Ia pun menerima pernikahan ini karena tak ingin merepotkan kedua orang tua Putri, walaupun mereka sangat baik terhadapnya tapi ada rasa bersalah dalam hatinya.
Kinan hanya berharap,ia dan William bisa saling menyembuhkan luka hati masing-masing, walaupun mungkin butuh perjuangan yang panjang yang harus ia lakukan.
***
Sore hari pun tiba, William baru saja sampai di villa,ia melihat sekeliling,namun tampaknya masih sepi, hingga akhirnya ia bertemu dengan bi Inem yang sedang memasak.
"Aden sudah pulang,ada yang bisa bibi bantu den?" tanya bi Inem ketika melihat William mengambil air minum di dalam lemari es.
"Nggak bi,eemm perempuan itu kemana?" tanya William, menanyakan keberadaan Kinan.
"Non Kinan masih di kamar nya den, semenjak tadi nyonya ke sini dan mereka seperti nya berdebat,non Kinan gak keluar kamar lagi den." ucap bi Inem.
"Tadi mama kesini?" tanya William terkejut.
"Iyah den,bibi denger sih kayaknya tadi ribut gitu sama non Kinan." ucap bi Inem.
("Mama ngomong apa yah sama perempuan itu.") batin William
"Ya sudah,biar saya saja yang ngecek ke kamar nya." ucap William sambil berjalan.
William pun menghampiri kamar Kinan,ia pun langsung membuka pintu tanpa mengetuk nya terlebih dahulu,saat masuk tampak nya ia tak melihat sosok istrinya itu di atas tempat tidur.
Namun ia mendengar suara gemericik air di kamar mandi, rupa nya Kinan Sedang membersihkan dirinya.
William masuk ke dalam kamar Kinan,ia melihat sekeliling kamar tersebut, kemudian matanya tertuju pada sebuah foto yang ada di meja, foto Kinan bersama kedua orang tua nya.
Entah kenapa William tampak sangat marah ketika melihat foto tersebut, yang ada di ingatan nya hanyalah bahwa kedua orangtuanya Kinan lah yang sudah menyebabkan istri nya meninggal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments