"Apa tidak sebaiknya kita tunda dulu keputusan ini pah?" ucap Puji pada Handoko.
"Tidak bisa, keputusan ini sudah bulat,dan tidak ada yang bisa merubahnya, sekali pun William sendiri yang menolaknya." Handoko mendekat ke arah William, "Mulai sekarang, kau harus bisa belajar bertanggung jawab,kalau tidak,papa sendiri yang akan menjebloskan mu ke dalam penjara,ingat itu." Handoko menunjuk ke arah wajah William,lalu pergi dari tempat itu.
Sementara Kinan hanya bisa meneteskan air matanya melihat kejadian di depan matanya, Pratiwi yang melihat Kinan menangis langsung memeluk nya dengan erat.
"Terserah kalian saja,aku muak dengan semua ini." ucap William, yang langsung pergi juga dari sana.
"Bagaimana ini jeng?" Ucap Pratiwi pada Puji.
"Biar saya temui dulu suami saya yah, kalian silahkan lanjutkan makan." ucap Puji,dan langsung mengikuti suaminya.
"Bagaimana ini Tante?" ucap Kinan,ia menangis di pelukan Pratiwi.
"Kamu gak usah khawatir,biar kami yang mengatasi ini semua." ucap Pratiwi.
William Sangat tak bisa menerima keputusan keluarga nya,ia memutuskan untuk pergi menemui sahabatnya,ia pergi ke rumah Gilang, sahabatnya sejak kecil, sekaligus asisten pribadinya.
Tak lama kemudian, sekitar satu jam lebih,kini William sampai di rumah Gilang,saat itu Gilang Sedang berada di kamar nya.
"Eh buset,gue kira siapa yang datang, ternyata si bos,ada apa nih tumben, berkunjung ke gubuk ku ini?" ucap Gilang sambil cengengesan.
Gilang memang terbiasa ngomong seadanya dengan William, Walaupun ia atasannya tapi karena mereka sudah dekat sejak kecil,jadi tak ada batasan, seperti bos dan bawahan pada umumnya di antara mereka berdua,namun mereka tetap profesional ketika bekerja di kantor.
"Gue lagi pusing di rumah,gue nginep sini yah," ucap William.
"Rumah ini selalu terbuka untuk siapa saja, apalagi buat bos ku ini."ucap Gilang.
William tak menjawab lagi perkataan Gilang,ia menghempaskan tubuhnya ke sofa,lalu menatap ke langit langit kamar.
"Loe kenapa sih bos?" tanya Gilang penasaran.
"Hmmm,bokap gue mau nikahin gue sama cewek yang gue tabrak waktu itu." ucap William.
"Wih enak banget,bos udah mau nikah lagi aja, apalah dayaku yang sekali aja belum pernah." ucap Gilang.
"Enak gimana sih Lang,gue gak mau nikah sama cewek itu." ucap William.
"Kenapa gak mau?" tanya Gilang.
"Loe tau sendiri kan,gara gara kecelakaan itu,gue sampe kehilangan istri gue yang paling gue cintai." ucap William.
"Tapi bukannya kecelakaan itu terjadi karena bos sendiri yang keluar dari pembatas jalan,terus kenapa bos malah nyalahin dia." ucap Gilang.
"Yang pasti dia udah bikin gue kehilangan istri gue lang." ucap William.
"Hmmm serah ku deh, terus kenapa loe gak bisa nolak kalau loe gak mau?" tanya Gilang.
"Loe kayak gak tau papa aja,mana bisa dia ngerubah apa yang udah jadi keputusan nya." ucap William sambutan menghembus kan nafasnya.
"Jadi loe tetep akan nikah sama dia?" ucap Gilang.
"Kayaknya sih gitu, soalnya bokap gue bilang, kalau sampai gue nolak,gue bakal di masukin ke penjara." ucap William.
"Ya udah loe terima aja keputusan bokap loe,mau atau nggak nya itu urusan belakangan." ucap Gilang.
"Tau ah gue pusing Lang." William memijit pelipisnya.
"Nih yah dari pada loe pusing gini, mending kita dugem,gue yakin nanti loe bisa nenangin pikiran loe di sana,kita minum sampe mabok." ajak Gilang.
"Ya udah, daripada gue pusing mikirin ini semua,tapi loe yang bawa mobil yah,gue lagi males nyetir!." ucap William.
"Siap bos ku." Gilang langsung berdiri.
Mereka pergi mengendarai mobilnya, sesampai di tempat tersebut, William tak bisa mengendalikan diri nya,ia sangat banyak minum malam ini,ia ingin melupakan apa yang menjadi beban pikiran nya, seandainya bisa ia pun ingin melupakan istrinya,namun itu percuma,cinta nya begitu dalam sampai ia tak bisa begitu saja melupakan nya.
Hari hari telah dilalui William, akhir akhir ini ia sering menghabiskan waktunya untuk minum serta bersenang senang dengan wanita di club tersebut.
***
Kini tiba waktunya acara pernikahan yang telah di tentukan oleh dua keluarga, William mau tak mau harus menuruti keinginan Handoko yang tidak bisa di ganggu gugat.
"Sah." ucap para saksi.
Kini William dan Kinan sudah sah menjadi pasangan suami istri,akad pernikahan pun baru saja selesai, walaupun acara pernikahan ini di adakan secara sederhana,namun tetap menjadi momen yang paling di nantikan oleh semua mata orang yang melihatnya.
Setelah menikah, William meminta agar ia dan Kinan tinggal di villa pribadi nya, villa mewah tersebut cukup jauh dari keramaian,namun terasa sangat damai ketika berada di sana.
Kalau dulu saat ia menikah dengan putri, William mengajak nya tinggal di villa tersebut adalah untuk agar dirinya tak di ganggu ketika berbulan madu,namun berbeda saat ini,ia mengajak Kinan tinggal di sana, supaya keluarga nya tidak mengetahui jika ia akan berbuat buruk pada istrinya tersebut.
Dan,William ternyata punya rencana di balik itu semua,ia menerima untuk menikah dengan Kinan karena satu hal,ia ingin balas dendam atas kematian istrinya, walaupun itu atas kelalaiannya sendiri.
"Kinan pamit yah." ucap Kinan kepada semua keluarga.
"Iyah,kamu hati hati yah di sana,nanti kalau ada waktu,Tante akan berkunjung ke sana." ucap Pratiwi,Kinan hanya membalasnya dengan senyuman.
Setelah berpamitan, mereka pun berangkat dari kediaman Handoko menuju villa,saat di perjalanan,tak ada sepatah kata pun yang terucap dari pasangan pengantin baru itu,yang ada hanya ada keheningan di dalamnya.
Sesampainya di villa tersebut, mereka di sambut oleh Bi Inem,bi Inem membantu nya membawa koper milik Kinan,bi inem pun berniat membawa koper itu ke kamar William yang berada di lantai atas.
"Tunggu bi!" ucap William.
"Ada apa den?" bi Inem menghentikan langkahnya.
"Siapa yang menyuruh bibi membawa koper itu ke atas." ucap William.
"Tapi bibi gak salah kan mau bawa koper non Kinan ke kamar Aden?" ucap bi Inem heran.
"Jelas salah bi,saya tidak Sudi sekamar dengan wanita itu." William menunjuk ke arah Kinan.
"Maksud Aden teh bagaimana?" Bi Inem masih belum mengerti.
"Mulai sekarang,lantai atas adalah tempat pribadi untuk saya,saya tak mau siapapun naik ke lantai atas,tanpa terkecuali wanita itu juga,dan untuk wanita itu,dia akan tinggal di kamar yang ada di lantai bawah,saya tak mau sekamar dengan wanita itu,dan yang harus bibi ingat,dia tidak boleh menyentuh barang barang saya, walaupun dia sudah menjadi istri saya,tapi saya minta bibi yang menyiapkan semua keperluan saya, termasuk mencuci pakaian saya." ucap William.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments