"Bibi kan tadi sudah bilang non,biar bibi saja yang Panggil den willi, sekarang non lihat sendiri kan apa yang den willi lakukan sama non." ucap bi Inem tak tega melihat Kinan.
"Saya hanya ingin memberi perhatian padanya bi, apakah itu salah." ucap Kinan.
"Tapi sekarang non lihat kan apa yang dilakukan den willi,bibi gak tega melihat non Kinan seperti ini." ucap bi Inem.
Bi Inem kasihan melihat Kinan, sekujur tubuhnya basah dan mata nya memerah, walaupun Bi Inem tidak tahu apa yang terjadi,tapi pasti William telah berbuat kasar pada Kinan tadi.
Bi Inem membawa Kinan ke kamar nya,Kinan sudah menggigil badan nya juga panas, sepertinya Kinan demam.
"Badan non Kinan panas sekali,bibi Panggil dokter yah?" ucap bi Inem cemas.
"Nggak usah bi, ambilkan obat penurun panas saja,ada,kan?" ucap Kinan.
"Tapi non." bi Inem tampak nya sangat khawatir karena panas nya sangat tinggi.
"Tolong bi,ambilkan obat,saya mau ganti pakaian dulu." ucap Kinan.
"Ba-baik non." bi Inem bergegas mengambil obat penurun panas.
Sepertinya akibat dari demam yang Kinan alami adalah karena ia belum makan dari tadi siang,belum lagi ia tadi di perlakukan tidak seharusnya oleh William, sehingga membuat demam nya tinggi.
Bi Inem membawa nampan berisi makanan dan obat ke kamar Kinan,ia tahu bahwa Kinan belum makan dari tadi,bi Inem sangat kasian melihat Kinan yang menderita seperti ini.
"Makan dulu non, setelah itu minum obat." ucap bi Inem.
Kinan yang sedang berbaring pun mencoba untuk duduk,ia tidak mau terlihat lemah,ia harus kuat menghadapi ini semua.
"Dia kemana bi?" tanya Kinan.
"Den willi, sepertinya keluar,tadi dia membawa mobilnya,sudahlah non jangan pikirkan yang lain dulu, sekarang mending non makan, minum obat setelah itu istirahat." ucap bi Inem.
"Makasih bi." ucap Kinan.
Kinan pun menuruti perintah bi Inem,setelah melihat kinan sedikit tenang,bi Inem pun meninggalkan Kinan, supaya bisa beristirahat dengan baik.
***
Seperti biasanya, William datang ke club malam saat ia merasa stress,ia mengajak Gilang ke tempat tersebut untuk menghilangkan kepusingan yang ia rasakan.
"Kenapa lagi sih loe bos?" tanya Gilang sambil minum minuman beralkohol.
"Biasa lah, gue pusing sama perempuan itu." ucap William.
"Eh,Wil, menurut gue yah, sebenarnya loe sendiri yang buat hidup loe ribet gini,kalau loe bisa Nerima dia,loe gak bakal kayak gini terus,gue lihat dia juga cewek yang baik." ucap Gilang.
"Gak tau Lang,tapi setiap gue lihat cewek itu,gue selalu inget sama istri gue yang udah nggak ada." ucap William.
"Sepertinya trauma loe terlalu berat Wil,sampe sampe loe gak bisa ngendaliin diri loe sendiri." ucap Gilang.
William tak mendengar perkataan sahabat nya itu,ia hanya butuh ketenangan untuk saat ini, menurut nya hanya minuman lah yang bisa membuat nya sedikit tenang,Saat merasa sudah cukup tenang, William pun kembali pulang ke rumahnya.
***
Pagi pun tiba, seperti biasanya bi Inem mulai mengerjakan tugas nya, namun ia sedikit heran, tidak seperti biasanya Kinan belum bangun, karena biasanya Kinan sudah berada di dapur saat jam segini.
"Tumben non Kinan belum bangun." ucap bi Inem heran.
Karena penasaran,bi Inem pun mengecek Kinan ke kamar nya,ia mengetuk pintu kamar Kinan.
Tok tok tok
"Non,non Kinan..." panggil bi Inem mengetuk pintu kamar Kinan.
"Kok gak ada suara nya sih." bi Inem cemas karena Kinan tak juga membuka pintu nya.
Bi Inem pun memegang gagang pintu lalu membuka pintu tersebut yang kebetulan tidak di kunci.
"Masih tidur." ucap bi Inem yang melihat Kinan masih berbaring dengan menggunakan selimut.
Tapi bi Inem rupanya masih khawatir, akhirnya ia mendekati Kinan,bi inem terkejut ketika melihat Kinan yang sedang menggigil di bawah selimut, wajahnya pucat dan berkeringat.
Karena saking paniknya,bi Inem keluar kamar memanggil William ke kamar nya,ia bingung harus berbuat apa.
"Den,den willi,buka den!" bi Inem mengetuk pintu kamar William dengan panik.
"Ada apa sih bi,pagi pagi gini udah ribut." ucap William.
"Itu den,itu,non Kinan badan nya panas." ucap bi Inem.
"Kasih obat aja, mungkin cuma demam,udah saya mau tidur lagi." ucap William santai.
"Tapi den, semalam bibi udah kasih obat penurun panas,tapi tadi panas nya malah semakin tinggi,bibi khawatir den,ayo kita ke bawah." ucap bi Inem panik.
"Ya udah Iyah bentar." William pun turun ke bawah menuju kamar Kinan.
Setelah sampai di kamar Kinan,bi inem memperlihatkan Kinan yang sedang menggigil,tubuhnya di balut dengan selimut.
"Lihat den." ucap bi Inem.
William pun memegang kening Kinan, yang ternyata panas nya benar benar tinggi, akhirnya dia pun menelepon dokter supaya datang ke villa nya,ia tak mau di salah kan jika terjadi apa apa pada Kinan.
Tak lama kemudian pun dokter datang ke villa tersebut, dokter langsung memeriksa keadaan Kinan dan langsung mengobrol dengan William.
"Darah nya sangat rendah, sepertinya dia juga dehidrasi,sementara ini saya sudah memberikan obat penurun panas dosis tinggi pada istri tuan, sepertinya sebentar lagi panas nya akan turun." ucap dokter Edward.
"Baik dok." ucap William.
"Sepertinya panas nya ini di sebabkan oleh sesuatu,eemm apakah nona Kinan sempat hujan-hujanan kemarin?" tanya dokter Edward.
"Ti-tidak dok." ucap William gugup.
"Baiklah,ini obat tolong berikan setelah panas nya turun yah,dan jangan lupa diberikan setelah makan,tuan tidak usah khawatir sepertinya istri anda hanya sedikit banyak pikiran saja,jadi usahakan agar dia jangan terlalu stress." ucap dokter Edward.
"Ba-baik dokter, terimakasih." ucap William.
"Baik,saya rasa sudah cukup,saya permisi dulu tuan, kalau ada apa-apa bisa hubungi saya lagi." ucap dokter Edward.
"Iyah dok terimakasih,mari saya antar ke depan." ucap William,yang langsung mengantar dokter Edward ke depan.
William memperhatikan kepergian dokter Edward sampai mobil yang di Kendarai nya tak terlihat lagi, setelah itu ia kembali lagi ke kamar Kinan.
"Bagaimana den,non Kinan kenapa?" tanya bi Inem.
"Dia hanya kecapean saja,tolong bibi kasih obat ini saat dia sudah sadar, jangan lupa juga kasih makan dulu sebelum minum obat nya." ucap William yang langsung pergi ke kamar nya.
"Baik den." ucap bi Inem.
"Bibi tau den,sebenarnya hati Aden itu baik,sama seperti dulu,cuma sekarang mungkin Aden masih belum bisa menerima keadaan ini." gumam bi Inem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments